Mengusung tema Vinyl Attack, pameran ini menjadi acara perdana Gardu House. “Pembukaan pameran sore ini jam 5, sekaligus peresmian Gardu House,” kata Asisten Direktur Seni Gardu House, Kenly, saat dihubungi. Pameran ini akan berlangsung hingga 24 April.
Galeri rumahan Gardu House didirikan secara kolektif oleh seniman street art sebagai ruang alternatif memamerkan karya selain di tembok jalan. Para seniman bisa berkolaborasi dalam satu proyek pameran bersama. Selain itu, Gardu House menjadi sarana memasarkan karya para seniman street art kepada publik.
Menurut Kenly, seniman yang ikut meramaikan pameran ini berasal dari berbagai kota. Antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Malang. Mereka yang memamerkan karyanya antara lain Arks, Artcoholic, Toter, Tutu, Mase Crew, Pinkgirl Gowild, The Popo, The Rats, dan Darbotz.
Dalam siaran pers Gardu House disebutkan, piringan hitam dijadikan media karena street art memiliki hubungan kuat dengan dunia musik. Selain itu para seniman percaya, karya seni dapat dituangkan dalam media alternatif seperti vinyl tanpa mengurangi nilai estetis karya.
PRAMONO