“Masa ada anak kecil diinjak-injak Satpol PP sampai ditelanjangin, dan kenapa juga anak itu ikut-ikutan bentrok. Mbok ya jangan ikut dulu,” kata Yama Carlos di Senayan, Jakarta, Kamis, (15/4).
Bagi Yama, dua perilaku brutal dari pihak yang terlibat konflik fisik itu memperlihatkan sifat tidak yang manusiawi. “Soal salah-benar, mereka punya pendapat sendiri-sendiri. Saya tidak mau ikut memihak,” terang pria kelahiran Semarang, 28 Desember 1980.
Tragedi itu membikin Yama jadi enggan berkunjung ke Tanjung Priok hari-hari ini. “Bukan karena tidak punya belas kasihan, tapi saya merasa tidak aman,” kata pria berwajah keras namun berhati lembut ini.
Dari tragedi Priuk itu pula, pria yang pernah bermain di Pencarian Terakhir itu jadi tahu wajah buram Satpol PP. Ia berharap korp yang diberi wewenang pemerintah daerah untuk memaksa itu bisa bersikap lebih bijak dalam menangani suatu persoalan warga. “Jangan memprovokasi pamer kekuatan buat menggusur. Lebih baik kan dialog,” beber Yama.
MUSTHOLIH