The Big 4 Hadirkan Pertarungan Sengit dengan Sentuhan Komedi yang Segar

Reporter

Tempo.co

Editor

Marvela

Jumat, 16 Desember 2022 13:00 WIB

(kiri ke kanan) bimana Aryasatya, Arie Kriting, Kristo Immanuel, dan Lutesha dalam film The Big 4. Foto: Dok. Netflix

TEMPO.CO, Jakarta - The Big 4 merupakan film dari program Waktu Netflix Indonesia (WNI) yang pertama kali dirilis. Film komedi laga karya sutradara Timo Tjahjanto mulai tayang Kamis, 15 Desember 2022 di Netflix secara global.

Secara garis besar, film ini bercerita tentang perjalanan seorang detektif perempuan bernama Dina yang diperankan oleh Putri Marino. Dina menyelidiki kematian ayahnya, Petrus (Budi Ros) dan mengikuti jejak hingga ke sebuah pulau tropis.

Setelah menemukan jati diri sesungguhnya sang ayah sebagai pemimpin kelompok pembunuh bayaran, kejaran musuh Antonio (Marthino Lio) membuat Dina terpaksa bekerja sama dengan para murid ayahnya dahulu. Mereka adalah empat mantan pembunuh bayaran, yaitu Topan Si Pemimpin (Abimana Aryasatya), Jenggo Si Sniper (Arie Kriting), Alpha Si Garang (Lutesha), dan Pelor Si Umpan (Kristo Immanuel).

Penuh Adegan Tembak Menembak dan Pertumpahan Darah

Dari awal film, penonton akan langsung diperlihatkan adegan laga yang intens. Tanpa basa-basi terlalu panjang, keempat anggota The Big 4 menunjuukan keahliannya dalam bela diri dan menggunakan beragam senjata api untuk mengalahkan musuh.

Putri Marino dalam film The Big 4. Foto: Netflix

Mungkin film ini tidak direkomendasikan untuk penonton yang memiliki trauma terhadap darah dan adegan sadis. Sepanjang film berdurasi hampir 2,5 jam ini, banyak adegan yang memperlihatkan darah hingga potongan tubuh akibat pertarungan sengit. Suara ledakan dan tembak menembak akan menjadi bagian yang terpisahkan dalam film ini.

Para aktor mengikuti serangkaian workshop latihan yang menggabungkan berbagai teknik bela diri, termasuk Jujitsu, Taekwondo, dan Karate selama tiga bulan agar semakin menguasai koreografi.

Selipan Komedi yang Tak Mengganggu

Advertising
Advertising

Perlu diingat kalau ini adalah film komedi laga, tentu saja adegan-adegan pertarungan tersebut tetap diselipkan unsur komedi di dalamnya. Komedi yang dihadirkan sangat dekat dengan penonton Indonesia. Penonton akan diajak merasakan ketegangan sekaligus dibuat tertawa dengan dialog maupun tingkah laku dari para karakter.

Sutradara Timo Tjahjanto berhasil memadukan elemen laga yang tajam dengan komedi. Menurut Timo, ada sisi komedi dari kekerasan dan tragedi. "Semoga The Big 4 bisa sedikit memperkenalkan itu, Ini film pertama saya di mana kekerasan dan kekacauan menjadi bagian dari unsur komedinya," katanya saat konferensi pers di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, 15 Desember 2022.

Abimana Aryasatya, Kristo Immanuel, Lutesha, dan Arie Kriting dalam film The Big 4. Foto: Netflix

Komedi yang dihadirkan dalam film ini terasa pas dan tidak berlebihan, diseimbangkan dengan adegan laga yang juga digarap dengan serius. Timo yang dikenal dengan film-film horor dan thriller sangat terbantu dengan kehadiran Arie Kriting dan Kristo Immanuel khususnya dalam sisi komedi untuk film ini.

"Mereka bisa menjembatani apa sebenarnya yang lucu untuk konteks action comedy. Kami mau ke arah slapstick tapi juga bukan yang terlalu konyol, kelucuan itu adalah bagian dari karakter mereka," kata Timo.

Hadirkan Nuansa Pulau yang Indah

Film ini sebagian besar mengambil latar pemandangan di pinggir pantai. Pulau fiktif bernama Pulau Bersi dalam film ini digambarkan asri dan damai. Namun mendadak berubah kacau akibat pertarungan The Big 4 dan musuhnya.

Lanskap arsitektur dan berbagai bangunan dibuat khusus untuk film ini dan menunjukkan jejak kolonialisme serta budaya Indonesia yang kaya, karya art director Antonius Boedy bersama 25 kru dan 120 pembuat set. Ini juga menjadi misi Timo untuk mengenalkan keindahan Indonesia ke dunia lewat film The Big 4. "Untuk film ini gue pengen yang fresh, yaitu keindahan Indonesia," kata Timo.

(kiri ke kanan) Putri Marino, Abimana Aryasatya, dan Lutesha dalam film The Big 4. Foto: Netflix

Cerita Belum Selesai

Meski berdurasi cukup panjang, film ini sepertinya masih kurang untuk mengenalkan secara lebih dalam masing-masing anggota The Big 4. Latar belakang setiap karakter belum diceritakan dengan detail dan jelas. Mungkin hal tersebut memang bagian dari rencana Timo yang berharap akan ada sekuel nantinya dari film The Big 4.

"Gue pengen orang lihat Big 4 itu seperti mutiara yang kecil tapi bersinar besar banget. Karena gue merasa cerita mereka yang selamat belum selesai," katanya. "Ekspektasi gue sekuel sebenarnya."

Baca juga: The Big 4 Jadi Salah Satu Film Favorit yang Pernah Dibuat Timo Tjahjanto

Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.

Berita terkait

Cara Nicholas Saputra dan Putri Marino Bangun Chemistry di Film The Architecture of Love

3 hari lalu

Cara Nicholas Saputra dan Putri Marino Bangun Chemistry di Film The Architecture of Love

Putri Marino dan Nicholas Saputra dipertemukan pertama kali dalam satu film di The Architecture of Love.

Baca Selengkapnya

Film Putri Marino dan Nicholas Saputra, The Architecture of Love Tayang 30 April

3 hari lalu

Film Putri Marino dan Nicholas Saputra, The Architecture of Love Tayang 30 April

Diadaptasi dari novel, film The Architecture of Love bercerita tentang penulis dan arsitek yang tidak sengaja bertemu kemudian saling menyembuhkan.

Baca Selengkapnya

Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

3 hari lalu

Review Film Glenn Fredly The Movie: Nostalgia hingga Menguras Air Mata

Glenn Fredly The Movie mengisahkan perjalanan hidup, karier, hingga cinta dari Bung Glenn yang diperankan apik oleh Marthino Lio.

Baca Selengkapnya

Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

22 hari lalu

Review Film Siksa Kubur: Horor Religi yang Dikemas Rapi dan Punya Makna Mendalam

Siksa Kubur dimainkan oleh para aktor terbaik nomine dan penerima Piala Citra Festival Film Indonesia (FFI).

Baca Selengkapnya

Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

31 hari lalu

Godzilla X Kong: The New Empire, Melihat Perkembangan Karakter Kong Jadi Pemimpin Sejati

Godzilla X Kong: The New Empire menjadi film kelima dalam franchise MonsterVerse yang dituturkan perlahan tapi diimbangi visualisasi menarik.

Baca Selengkapnya

Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

34 hari lalu

Review Film Para Betina Pengikut Iblis 2, Budaya Klenik dan Pendalaman Karakter

Para Betina Pengikut Iblis 2, seperti halnya film pertama, penonton dibatasi usia 21 tahun ke atas

Baca Selengkapnya

Review Film Keluar Main 1994, Dilema Remaja SMA yang Relatable

34 hari lalu

Review Film Keluar Main 1994, Dilema Remaja SMA yang Relatable

Film Keluar Main 1994 memadukan unsur budaya, edukasi, keluarga, dan asmara di kalangan anak SMA yang dekat dengan remaja Indonesia.

Baca Selengkapnya

Review Film 24 Jam Bersama Gaspar: Adegan Laga hingga Senggol Isu Krusial

47 hari lalu

Review Film 24 Jam Bersama Gaspar: Adegan Laga hingga Senggol Isu Krusial

Dengan penggunaan bahasa Indonesia baku, 24 Jam Bersama Gaspar membuat film ini lebih berkelas lantaran menjangkau penonton yang lebih luas.

Baca Selengkapnya

Review Film Tanduk Setan: Antologi Cerita dan Pesan tentang Klenik

51 hari lalu

Review Film Tanduk Setan: Antologi Cerita dan Pesan tentang Klenik

Film Tanduk Setan menggabungkan dua cerita antara kehidupan dan kematian ini di dalamnya terdapat selipan pesan yang bisa diresapi selama berpuasa.

Baca Selengkapnya

Review Film Kuyang: Urban Legend dan Tradisi Khas Kalimantan

53 hari lalu

Review Film Kuyang: Urban Legend dan Tradisi Khas Kalimantan

Kisah Kuyang itu kemudian diangkat menjadi sebuah film yang diproduksi oleh Aenigma Picture dan disutradarai oleh Yongki Ongestu.

Baca Selengkapnya