20 Maret 81 Tahun Lalu, Sastrawan Sapardi Djoko Damono Lahir

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 20 Maret 2021 10:43 WIB

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Karya-karya puisi dari Sapardi Djoko Damono atau yang akrab disapa SDD, begitu tertanam di pikiran masyarakat Indonesia. Bahkan banyak puisinya yang dialih wahanakan menjadi lagu.

SDD lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada 20 Maret 1940. Ia tumbuh besar di kota tersebut mulai SD hingga SMA dan pada akhirnya memutuskan untuk melanjutkan kuliah di UGM.

SDD sudah memiliki kebiasaan menulis sejak usianya masih remaja dan sudah mengirimkan tulisannya ke berbagai macam majalah. Bahkan kebiasannya ini semakin berkembang ketika ia memasuki jurusan Sastra Barat di bidang Bahasa Inggris. Dengan proses tersebut tidak perlu diragukan bahwa karya-karyanya abadi dan membuatnya menjadi salah satu pujangga terkemuka.

Sebelum besar sebagai Penyair, Sapardi pernah mengajar di IKIP Malang dalam kurun waktu 1964 hingga 1968. Ia juga pernah menjadi direktur pelaksana Yayasan Indonesia yang menerbitkan majalah Horison pada 1974. Setelah itu Sapardi kembali ke dunia pendidikan dan mengajar di UI. Ia juga pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Sastra UI periode 1995-1999.

Puisinya yang berjudul Aku Ingin menjadi salah satu puisi yang paling tertancap di pikiran pembaca-pembacanya. Ia mengatakan bahwa puisi ini ditulis dalam kurun waktu lima belas menit. Puisi SDD yang memilliki diksi romantis, tidak diragukan banyak yang mengaguminya terkhusus kawula muda.

Advertising
Advertising

Baca: Sapardi Djoko Damono Berpulang Dan Festival Hujan Bulan Juni 2021

Puisi Aku Ingin merupakan puisi yang tertuang di dalam buku Hujan Bulan Juni, buku ini sudah terbit sejak 1994. Bahkan buku ini juga sudah difilm kan pada 2017 lalu dengan judul yang sama pula. Tidak hanya bukunya, puisi Aku Ingin juga dialih wahanakan menjadi lagu, yang menyanyikannya duet alm. Ari Malibu dan Reda Gaudiamo. Bahkan lagu Jason Ranti dengan judul Lagunya Begini Nadanya Begitu terinspirasi dari puisi ini.

Hal ini membuat penyair Joko Pinurbo mengatakan, “Dia (Sapardi Djoko Damono) adalah salah satu rasul utama dalam kesusasteraan Indonesia.”

Adapun karya puisi-puisi Sapardi yang dibukukan adalah, Mata Pisau (1974), Perahu Kertas (1983), Hujan Bulan Juni (1994), dan lainnya. Selain itu Sapardi juga mengeluarkan trilogi Hujan Bulan Juni, yang terdiri dari Pinkan Melipat Jarak, Yang Fana Adalah Waktu, dan Hujan Bulan Juni.

Dengan banyaknya tulisan yang telah dibukukan membuat Sapardi meraih beragam penghargaan yaitu anugerah SEA Write Award pada 1986 dan penghargaan dari Achmad Bakrie pada 2003.

Karya Sapardi terbaru adalah Masih Ingatkah Kau Jalan Pulang, dalam buku ini ia berkolaborasi dengan penulis muda Nadhifa Allya Tsana atau yang dikenal Rintik Sendu.

Pada 19 Juli 2020 lalu. dunia Kesusasteraan Indonesia kembali berduka ketika sastrawan Sapardi Djoko Damono meninggal. Sapardi mengembuskan napas terakhirnya di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang. Puisinya dengan kata sederhana namun sarat makna akan selalu terngiang di pikiran masyarakat Indonesia. Sapardi abadi beserta karya-karyanya, yang fana adalah waktu.

GERIN RIO PRANATA

Berita terkait

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

5 hari lalu

Mengenang Umar Kayam, Sastrawan dan Akademisi yang Lebih Dikenal sebagai Bintang Film

Mengenang Umar Kayam, pemeran Sukarno dalam film Pengkhianatan G30S/PKI. Kakek Nino RAN ini seorang sastrawan dan Guru Besar Fakultas Sastra UGM.

Baca Selengkapnya

18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

5 hari lalu

18 Tahun Kepergian Pramoedya Ananta Toer, Kisah dari Penjara ke Penjara

Sosok Pramoedya Ananta Toer telah berpulang 18 tahun lalu. Ini kisahnya dari penjara ke penjara.

Baca Selengkapnya

Satu Hari Bersama Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan

7 hari lalu

Satu Hari Bersama Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan

Berikut perjalanan Tempo dengan penyair Joko Pinurbo di Seminari Mertoyudan, sebelas tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

8 hari lalu

Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

8 hari lalu

Joko Pinurbo di Mata Rekan Penulis: Ramah dan Cerdas

Sejumlah teman sejawat membagikan kesan mereka terhadap sosok Joko Pinurbo yang dikenal cerdas, suka membantu, dan ramah.

Baca Selengkapnya

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

8 hari lalu

Mengenang Kepergian Joko Pinurbo, Berikut 5 Puisi Karyanya yang Perlu Disimak

Selain meninggalkan istri dan dua anak, Joko Pinurbo meninggalkan warisan karya-karya puisi. berikut beberapa di antaranya.

Baca Selengkapnya

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

8 hari lalu

Berpulang Sehari sebelum Hari Puisi Nasional, Berikut Perjalanan Kepenyairan Joko Pinurbo

Nama Joko Pinurbo mulai dikenal luas saat menerbitkan buku antologi puisi Celana pada 1999.

Baca Selengkapnya

Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

8 hari lalu

Kenang Joko Pinurbo: Kepedulian terhadap Perempuan dan Kelompok Marginal

Joko Pinurbo memiliki jiwa sosial yang tinggi termasuk terhadap perempuan dan kelompok marginal, termasuk saat masa pandemi.

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

9 hari lalu

Joko Pinurbo Sematkan 3 Puisi di Instagram, Ingatkan Tentang Kepergian?

Joko Pinurbo juga meninggalkan karya-karyanya yang sangat lekat dengan pembaca

Baca Selengkapnya

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

9 hari lalu

Joko Pinurbo Wafat, Novelis Okky Madasari : Karyanya Diam-diam Soal Perlawanan

Penulis Okky Madasari mengungkapkan duka atas kepergian sastrawan Joko Pinurbo

Baca Selengkapnya