Sajian Kupu-kupu

Reporter

Editor

Kamis, 7 Agustus 2008 09:25 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Masuklah ke Koong Gallery di Dharmawangsa Square, Jakarta Selatan. Sebuah papan iklan berupa neon box akan menyapa Anda. Imajinya, segelas minuman rainbow didominasi warna merah dan seekor kupu-kupu yang tertancap jarum di atasnya. Api yang menyala di rainbow menandakan minuman itu beralkohol.Beberapa langkah ke dalam, ada meja makan lengkap dengan sajiannya yang dialasi taplak putih. Juga ada empat set kursi lengkap dengan peralatan makannya: piring, sendok, garpu, pisau, dan sendok sup. Sajiannya, lagi-lagi adalah kupu-kupu yang ditusuk jarum. Enam belas kupu-kupu berbaris rapi di piring, tiga di mangkuk sup, dan tiga di gelas. Tiga mangkuk lauk masing-masing berisi empat, delapan, dan 18 kupu-kupu.Sebetulnya, kisah itu bukanlan sajian yang benar-benar bisa dikonsumsi. Kedua benda itu adalah karya seni perupa F.X. Harsono yang dipamerkan sejak 26 Juli hingga 10 Agustus mendatang dengan tajuk "Aftertaste". Karya pertama adalah lukisannya yang berjudul Celebrate the Pain 3 berukuran 150 x 130 sentimeter dan ditempelkan pada neon box setebal 20 sentimeter.Sementara itu, karya yang kedua berjudul Selamat Makan. Instalasi meja makan itu satu-satunya karya trimatra Harsono yang dipamerkan. Selebihnya, sembilan lukisan lainnya, adalah karya yang semuanya menyajikan imaji kupu-kupu, termasuk imaji diri si pelukis sendiri. Menurut kurator Rizki A. Zaelani, kupu-kupu digunakan Harsono guna menyampaikan makna tentang proses metamorfosis, dari ulat, kepompong, kemudian menjadi kupu-kupu. Ini dipahami sebagai keteladanan menghadapi kerasnya pergulatan hidup sebelum mencapai keindahan alami. "Persoalan ritual, siklus hidup, dan masalah mata rantai produksilah yang hendak dipersoalkan Harsono," ujarnya dalam pengantar kuratorial. Sebagian besar karya Harsono lainnya yang dipamerkan menjadikan kupu-kupu sebagai santapan. Tengoklah karyanya yang berjudul Celebrate the Pain 1. Di sini tersaji imaji wajah Harsono dengan mata membelalak tengah menenggak kupu-kupu yang ada dalam gelas. Mata yang terbelalak seakan menandakan bahwa menyantap kupu-kupu, apalagi dengan jarumnya, bukanlah hal yang enak. Menurut Rizki, jarum dipilih Harsono sebagai simbol penyiksaan. "Alat yang seolah remeh namun sebenarnya bisa berfungsi mematikan," ujarnya. Sedangkan penampilan imaji diri pribadi pelukisnya, kata Rizki, "Harsono menimbang tubuhnya sebagai bagian dari korban kekerasan."Harsono selama ini memang lebih dikenal sebagai perupa yang sarat akan kritik sosial, terutama terhadap ketidakadilan sosial dan perlawanan terhadap dominasi praktek kekuasaan. Sejatinya, Harsono, yang juga pengajar di Universitas Pelita Harapan, jarang menggelar pameran tunggal. Sejak 1994, ini adalah pamerannya yang ketujuh. Selebihnya adalah pameran bersama.Kupu-kupu itu laris-manis. Kata Erlan, pegawai Koong Gallery, "Semua sudah laku terjual." TITO SIANIPAR

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

44 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

51 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya