Meninggal, Djaduk Ferianto Sesak Dada Usai Siapkan Ngayogjazz

Rabu, 13 November 2019 10:53 WIB

Djaduk Ferianto. Foto/Shinta Maharani

TEMPO.CO, Yogyakarta - Seniman Djaduk Ferianto yang meninggal karena serangan jantung pada Rabu, 13 November 2019 pukul 02.30 sempat mengeluhkan kesemutan dan sesak dada selepas pulang untuk menyiapkan Ngayogjazz, pentas musik jazz yang digelar setiap tahun.

Sedianya Djaduk akan menggelar jumpa pers Ngayogjazz 2019 bertajuk Satu Nusa, Satu Jazznya. Pentas musik jazz ini akan digelar di Dusun Kwagon, Sidorejo, Godean, Kabupaten Sleman pada Sabtu, 16 November. Tim panitia publikasi Ngayogjazz pun sudah menyebar undangan ke media massa melalui email.

Rabu pukul 01.00, Djaduk pulang dari rapat koordinasi Ngayogjazz yang berlangsung di kantor Warta Jazz. Djaduk membangunkan istrinya, Bernadette Ratna Ika Sari atau Petra di rumahnya. Kepada istrinya, Djaduk mengeluhkan tubuhnya yang kesemutan. Ia memegangi dadanya yang sesak. “Pak Djaduk meninggal tenang, tidak merasakan sakit yang begitu berat. Hanya sepuluh menit setelah membangunkan istri. Lalu istri mengabari anak-anaknya,” kata istri keponakan Djaduk, Amelberga Astri P dihubungi, Rabu, 13 November 2019.

Djaduk Ferianto meninggal di usia 55. Suami dari Bernadette Ratna Ika Sari atau Petra ini mempunyai lima anak. Jenazah Djaduk disemayamkan di Padepokan Bagong Kussudiardja dan misa akan berlangsung pukul 14.00. Djaduk dimakamkan di makam keluarga Sembungan, Kasihan, Bantul pukul 15.00.

Djaduk dikenal membangun Ngayogjazz mulai 2006 bersama musikus lainnya, yakni Hattakawa, Wendra, Aji Wartono, Bambang, dan Hendi. Lewat perhelatan musik Ngayogjazz tersebut, Djaduk dan timnya ingin mendekonstruksi kesan bahwa jazz itu elite dan mahal. "Ideologi yang kami pakai sederhana, kok, yaitu merakyat dan kegembiraan," kata Djaduk.

Advertising
Advertising

Bagi Djaduk, bermain jazz di kampung tak membuat musik itu menjadi rendah. Ketika banyak orang beranggapan bahwa jazz adalah musik elite yang hanya bisa dinikmati di gedung mewah, ia menemukan sebaliknya: jazz bukan musik mahal dan sulit. "Jazz tumbuh dari masyarakat Afro-Amerika yang terpinggirkan, seperti kesenian rakyat," ujar Djaduk.

Adapun Jazz Gunung Bromo bagi Djaduk bukan sekadar tentang bisnis. "Ini peristiwa budaya, tak sekadar berbicara tentang nilai ekonominya. Jazz Gunung Bromo ini investasi," ujarnya. Sejak diinisiasi, acara ini menjadi gelaran saban tahun.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

1 hari lalu

Diperingati Setiap 30 April, Begini Sejarah Lahirnya Musik Jazz

Tanggal 30 April diperingati sebagai Hari Jazz Sedunia. Bagaimana kisah musik Jazz sebagai perlawanan?

Baca Selengkapnya

Perjalanan Karier Musik Laufey, yang akan Jadi Tamu Spesial di Java Jazz 2024

39 hari lalu

Perjalanan Karier Musik Laufey, yang akan Jadi Tamu Spesial di Java Jazz 2024

Laufey akan tampil di BNI Java Jazz Festival untuk kedua kalinya, setelah sukses menghibur para penggemarnya pada konser tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran Dibuka: TPJC 2024 Mengundang Musisi Jazz Internasional Berkompetisi

49 hari lalu

Pendaftaran Dibuka: TPJC 2024 Mengundang Musisi Jazz Internasional Berkompetisi

Proses seleksi peserta akan melibatkan musisi jazz kelas dunia yang identitasnya masih menjadi kejutan.

Baca Selengkapnya

Ngayogjazz 2023 Digelar di Godean Sleman Akhir Pekan Ini, Napak Tilas Lokasi Loyalis Sultan HB I

16 November 2023

Ngayogjazz 2023 Digelar di Godean Sleman Akhir Pekan Ini, Napak Tilas Lokasi Loyalis Sultan HB I

Ngayogjazz juga membuka potensi seni budaya yang ada di kawasan wilayah tempat acara itu digelar.

Baca Selengkapnya

Jazz Aula Barat Gelar Konser Tribute to Arifin Panigoro karena Selalu Dukung Musik Jazz

11 November 2023

Jazz Aula Barat Gelar Konser Tribute to Arifin Panigoro karena Selalu Dukung Musik Jazz

Jazz Aula Barat memberikan penghargaan kepada orang seperti mendiang Arifin Panigoro yang mendukung musik jazz di Indonesia dengan berbagai cara.

Baca Selengkapnya

Mengenal Laufey, Penyanyi Islandia yang Merilis Cover Lagu Christmas Dreaming

5 November 2023

Mengenal Laufey, Penyanyi Islandia yang Merilis Cover Lagu Christmas Dreaming

Laufey merilis lagu untuk menyambut Natal

Baca Selengkapnya

Libur Akhir Pekan di Yogyakarta, Ada Jazz Rasa Wayang Orang di Konser More Than Jazz Art

25 Oktober 2023

Libur Akhir Pekan di Yogyakarta, Ada Jazz Rasa Wayang Orang di Konser More Than Jazz Art

Ada kolaborasi antara musik jazz dan seni peran wayang orang yang bakal digelar dalam perhelatan konser More Than Jazz Art Yogyakarta akhir pekan ini.

Baca Selengkapnya

Musikus NTB Padukan Musik Tradisional Sasak dengan Jazz di IMEX 2023 Bali

30 September 2023

Musikus NTB Padukan Musik Tradisional Sasak dengan Jazz di IMEX 2023 Bali

Musikus kontemporer asal NTB menampilkan Sesengguk Sasak yang dipadukan dengan jazz.

Baca Selengkapnya

Laufey Raih Rekor Debut Album Jazz Terbesar di Spotify

16 September 2023

Laufey Raih Rekor Debut Album Jazz Terbesar di Spotify

Album baru Laufey berhasil mendapatkan lebih dari 5,7 juta stream di Spotify

Baca Selengkapnya

Laufey Gaet Philamornia Orchestra dalam Single California and Me

31 Agustus 2023

Laufey Gaet Philamornia Orchestra dalam Single California and Me

California and Me single terakhir yang dirilis Laufey menuju perilisan album Bewitched

Baca Selengkapnya