TEMPO.CO, Jakarta - Roro Fitria tidak bisa melihat sang ibunda, Raden Retno Winingsih, untuk terakhir kali setelah dinyatakan meninggal dunia pada Senin, 15 Oktober 2018 akibat mengalami sesak napas.

Saat Roro Fitria tiba di Yogyakarta pada Selasa kemarin, jenazah ibunya sudah ditimbun dengan tanah. Roro Fitria pun menangis di atas pusara ibunya. Bahkan dia sempat pingsan sehingga harus dipapah oleh keluarga.

Asgar H Sjarfi selaku pengacara Roro Fitria mengatakan bahwa kliennya sudah ikhlas akan kepergian Raden Retno Winingsih untuk selama-lamanya. "Sudah ikhlas Bu Roro," tutur Asgar kepada Tabloidbintang.com.

Asgar juga mengatakan, Roro Fitria pingsan di pemakaman bukan karena meratapi meninggalnya ibunda. Tapi lebih disebabkan cuaca yang sangat panas di Yogyakarta. "Kepanasan juga pas di Jogja," ucapnya lebih lanjut.Roro Fitria menangis saat tiba di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk mengikuti sidang lanjutan kasus penyalahgunaan narkoba, Rabu, 17 Oktober 2018. Jaksa penuntut umum menuntut Roro Fitria lima tahun penjara. TEMPO/Nurdiansah

Di tengah sempitnya waktu yang diberikan untuknya saat menghadiri prosesi pemakaman ibunya, Roro Fitria menyempatkan diri untuk pulang ke rumahnya walau cuma sebentar. Sebelum akhirnya dia bersama rombongan dari kejaksaan, kepolisian dan tim pengacara, kembali terbang ke Jakarta dan kembali ke Rutan Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Baca: Roro Fitria Jatuh Pingsan Saat Hendak Tinggalkan Makam Ibunda

Roro Fitria tidak bisa menemani ibunya saat sakaratul maut karena tengah berada di rutan Pondok Bambu, Jakarta Selatan. Dia terjerat kasus hukum akibat kasus narkoba.

TABLOIDBINTANG.COM