Sapardi Djoko Damono Menulis Kala Sulit Tidur

Reporter

Antara

Editor

Aisha Shaidra

Rabu, 1 November 2017 23:45 WIB

Sapardi Djoko Damono saat acara Meet and Greet film Hujan Bulan Juni di Jakarta 1 November 2017. Tempo/ Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Kendati telah memasuki usia sepuh, sastrawan Sapardi Djoko Damono , 77 tahun tak mau membiarkan pikun menyerangnya.

"Semua orang tua harus melakukan sesuatu agar jangan pikun. Saya melihat orang pikun, kasihan. Kalau enggak menulis saya mau ngapain lagi?," ujar Sapardi di Jakarta, Rabu, 1 November 2017.
Kendati waktunya juga terpakai untuk mengajar di Pasca Sarjana Institut Kesenian Jakarta (IKJ), dia lebih senang menenggelamkan diri dalam dunia menulis.
Saat ini, dia baru saja merampungkan naskah terakhir Hujan Bulan Juni ke penerbit. Naskah ini merupakan lanjutan buku sebelumnya.
Saat tak bisa tidur saja, dia langsung menulis apa pun yang terpikir dalam benaknya. Bila tulisannya rampung, sebuah kebahagiaan luar bisa menantinya.

"Saya suka saya merasa kalau menulis dan kalau selesai ada perasaan bahagia. Rasa bahagia yang luar biasa," kata dia.

Sapardi mengatakan, waktu terbaiknya untuk menulis yakni pada pagi hari. Menurut dia, saat itu kondisi pikiran masih segar. "Pagi jam 3, pikiran masih segar. Saya pernah dalam semalam menulis sampai 18 sajak," tutur Sapardi.
ANTARA

Berita terkait

Sastrawan Sapardi Djoko Darmono Masuk Rumah Sakit Sejak Juni 2020

19 Juli 2020

Sastrawan Sapardi Djoko Darmono Masuk Rumah Sakit Sejak Juni 2020

Sapardi Djoko Darmono, kata Tatyana, beberapa kali dirawat di rumah sakit untuk satu masalah yakni hemoglobin yang terus menurun.

Baca Selengkapnya

2 Aktor Kawakan Kesulitan Baca Naskah Sapardi Djoko Damono

22 Mei 2020

2 Aktor Kawakan Kesulitan Baca Naskah Sapardi Djoko Damono

Dua aktor senior, Slamet Rahardjo Djarot dan Nano Riantiarno kesulitan membaca naskah yang ditulis oleh Sapardi Djoko Damono.

Baca Selengkapnya

Kumpulan Sajak Hujan Bulan Juni Menjangkau Pembaca Tionghoa

2 November 2017

Kumpulan Sajak Hujan Bulan Juni Menjangkau Pembaca Tionghoa

Buku kumpulan puisis Hujan Bulan Juni Sapardi Djoko Damono diterjemahkan dalam bahasa Mandarin. Karya tersebut memperluas pasar pembaca puisi Sapardi

Baca Selengkapnya

Menulis, Cara Sapardi Djoko Damono Lawan Pikun

2 November 2017

Menulis, Cara Sapardi Djoko Damono Lawan Pikun

Agar tidak pikun, Sapardi Djoko Darmono terbiasa menulis pada pukul tiga pagi.

Baca Selengkapnya

Usai Difilmkan, Hujan Bulan Juni Diterjemahkan ke Bahasa Mandarin

2 November 2017

Usai Difilmkan, Hujan Bulan Juni Diterjemahkan ke Bahasa Mandarin

Kumpulan puisi dan cuplikan novel Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono diterbitkan dalam bahasa Mandarin

Baca Selengkapnya

Perjalanan Manuskrip Sapardi Djoko Damono Jadi Buku Baru

8 September 2017

Perjalanan Manuskrip Sapardi Djoko Damono Jadi Buku Baru

Sapardi Djoko Damono tak menyangka manuskrip-manuskrip yang
merekam catatan puisinya kala muda masih tersimpan dan terbaca

Baca Selengkapnya

Alasan Mengapa Sapardi Pilih Jadi Penyair

8 September 2017

Alasan Mengapa Sapardi Pilih Jadi Penyair

"Saya tidak bisa jadi jenderal karena saya kurus, saya tidak


bisa macul karena saya tidak kuat," kata Sapardi Djoko Damono

Baca Selengkapnya

Ingin Bisa Menulis? Simak Pengalaman Sapardi Djoko Damono

24 Maret 2017

Ingin Bisa Menulis? Simak Pengalaman Sapardi Djoko Damono

Sapardi Djoko Damono telah menerbitkan sejumlah buku puisi, esai, fiksi, dan drama--asli dan terjemahan, sejak 1969.

Baca Selengkapnya

Gagal Terus Bikin Puisi, Akhirnya Slamet Rahardjo Cemburu

24 Maret 2017

Gagal Terus Bikin Puisi, Akhirnya Slamet Rahardjo Cemburu

Karya Sapardi yang paling disukai Slamet adalah puisi berjudul Berjalan Menuju Barat di Pagi Hari. Karena dia menceritakan alam yang adil, katanya.

Baca Selengkapnya

Tak Mau Pikun, Ini Trik Sapardi Djoko Damono

23 Maret 2017

Tak Mau Pikun, Ini Trik Sapardi Djoko Damono

Apa yang membuat Sapardi Djoko Damono terus menciptakan hasil karya tulisannya? Jawabannya ada di sini.

Baca Selengkapnya