Dua Penari Indonesia Ini Bikin Kagum Penari Tango Argentina

Reporter

Sabtu, 5 September 2015 14:53 WIB

Penari Indonesia, Ferrol Matthew (kanan) dan Poulan Muliany Rambe merayakan kemenangannya di Kejuaraan Dunia Dansa Tango ke-13 di Buenos Aires, Argentina, 26 Agustus 2015. Pasangan ini meraih juara kelima dalam kompetisi Tango Salon. JUAN MABROMATA/AFP/Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Maximiliano Cristiani bangga melatih pasangan penari Tango dari Indonesia, Ferrol Matthew Poluan dan Muliany Rambe alias Amelia. Berkat arahannya, Matthew dan Amelia meraih peringkat lima di ajang kompetisi Tango tersohor, World Tango Championship (WTC) 2015.

Max adalah penari Tango profesional asal Argentina. Dia dan pasangannya, Jesica Arfenoni, pernah menjuarai WTC 2013.

Dengan bahasa Inggris yang kental aksen Latin, Max mengungkapkan bahwa ketertarikan dia untuk melatih Matthew dan Amelia dimulai saat Max berkunjung ke Indonesia. Di Indonesia, Max kagum saat menyaksikan Matthew dan Amelia menari Tango.

"Saya jatuh cinta saat pertama kali melihat mereka menari. Saya berpikir mereka harus tampil di Argentina. Orang Argentina harus melihat bagaimana orang Indonesia menari," ujar Max ketika diwawancarai Tempo di Restoran Pandor, Kebayoran Baru, Jakarta, pada Jumat, 4 September 2015.

Selama melatih mereka, Max tidak mengalami kesulitan. Max menjelaskan bahwa mereka mengikuti arahannya dengan baik dan mampu menginterpretasikan musik dan perasaannya ke dalam gerakan tari dengan daya kreativitas mereka sendiri.

"Mereka menari seperti orang Argentina. Saya hampir percaya mereka bukan orang Argentina," ujar Max.

Max tahu bahwa antusiasme masyarakat Indonesia terhadap tari Tango masih sangat sedikit. Karena itu, Max berharap Matthew dan Amelia bisa menginspirasi orang lain untuk ikut menari Tango.

"Saya berharap dia terus berlatih dan menari Tango untuk dunia. Saya berharap Tango di Indonesia semakin tumbuh. Mereka telah melakukan yang terbaik," ujar Max.

Max menceritakan filosofi di balik tari Tango. Menurut dia, Tango bukan hanya pertunjukan. "Tango adalah untuk bersosial, media untuk kita berbagi dan merangkul sesama. Sekali Anda menari Tango, Anda tidak bisa berhenti. Begitulah kehidupan Tango," Max menjelaskan.

Selama berkarier, Max hanya menari Tango. Namun jika punya kesempatan, Max tidak keberatan mempelajari tari lainnya, khususnya tari tradisional Indonesia.

"Aku harus berlatih (tari Indonesia). Mungkin suatu saat Erwin bisa melatihku. Tari apa pun tidak apa-apa," ujar Max kepada Erwin Salomon, salah satu pelatih Matthew dan Amelia, yang berada di samping Max.

LUHUR TRI PAMBUDI

Berita terkait

500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

6 Oktober 2018

500 Seniman Ramaikan Nuit Blanche di Taiwan

Berbagai pertunjukan seni seperti musik juga akan ditampilkan di Nuit Blanche Taiwan, termasuk dari para tenaga kerja Indonesia.

Baca Selengkapnya

Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

4 November 2017

Komikus Si Juki: Apa pun Bisa Jadi Meme

Apapun saat ini bisa dijadikan meme. Perbincangan meme kembali hangat setelah penangkapan seorang pembuat meme tentang Ketua DPR Setya Novanto

Baca Selengkapnya

Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

9 Agustus 2017

Karya Teguh Ostenrik Akan Hiasi Kalijodo

Karya instalasi ini masih dalam proses pembuatan. Karya ini
rencananya dipasang akhir September mendatang.

Baca Selengkapnya

Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

31 Juli 2017

Di Indonesia Seni Video Belum Diserap Pasar Kelas High End

Seni video yang dinilai memiliki perkembangan cukup bagus di Indonesia diharapkan segera mempunyai pasar.

Baca Selengkapnya

Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

18 Juli 2017

Kisah Putu Sunarta, Seniman Ukir Pembuat Gitar Divart dari Bali

Lama menekuni seni ukir, I Putu Sunarta kini dikenal sebagai
pembuat gitar bermerek Divart di Bali.

Baca Selengkapnya

Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

12 Februari 2017

Buku Biografi Pelukis Arie Smit Terbit, Ini Resensinya  

Buku biografi pelukis Arie Smit yang ditulis Agus Dermawan T.
terbit.

Baca Selengkapnya

Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

16 November 2016

Otentisitas Sketsa Van Gogh yang Baru Ditemukan, Diragukan

Buku Sketsa The Lost Arles yang baru dirilis internasional disebut memuat 56 sketsa karya maestro lukis Vincent Van Gogh.

Baca Selengkapnya

Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

25 Oktober 2016

Gatot Indrajati Sabet UOB Painting of the Year 2016

Seniman asal Yogyakarta Gatot Indrajati mendapat penghargaan UOB Painting of the Year 2016.

Baca Selengkapnya

Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

25 Februari 2016

Berusia 39 Tahun, Teater Koma Berharap Tetap Koma

Punya pemain dan penonton setia. Tetap harus berjuang menjadi
teater yang disukai masyarakat.

Baca Selengkapnya

Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

5 Januari 2016

Jakarta 'Cekik' Tugu Pancoran, Edhi Sunarso Meratap Kecewa  

Nahas menerpa Monumen Dirgantara di Pancoran. Monumen itu dibangun Edhi Sunarso pada 1970, pada saat kekuasaan Soekarno sudah lemah.

Baca Selengkapnya