Gandeng Masyarakat Jaga Cagar Budaya

Reporter

Senin, 15 Juni 2015 22:01 WIB

Sejumlah pekerja membersihkan bagian atas Candi Kalasan dari debu dan lumut di Kalibening, Tirtamartani, Sleman, Yogyakarta, 25 Mei 2015. Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta terus melakukan observasi untuk mencegah pelapukan yang terjadi pada batu penyusun Candi Kalasan. TEMPO/Pius Erlangga.

TEMPO.CO, Jakarta - Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta memberikan penghargaan kepada 10 pemerhati dan pelestari cagar budaya bertepatan dengan peringatan Hari Purbakala, Senin.

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta Tri Hartono memberikan penghargaan itu dalam upacara di halaman kantor balai yang dihadiri ratusan karyawan yang menggenakan pakaian adat.

Salah satu penerima penghargaan itu adalah GBPH Prabukusumo, adik Sri Sultan Hamengku Buwono X. Ia mengatakan bahwa tidak hanya pemerintah daerah yang harus aktif menjaga kelestarian peninggalan sejarah budaya bangsa.

"Masyarakat juga harus dilibatkan dalam menjaga bangunan cagar budaya di sekitarnya. Terlebih maraknya aksi vandalisme yang mencederai bangunan bersejarah, perlu ada tindakan hukum yang tegas serta pengharagaan bagi warga yang memberi informasi atau berhasil menangkap pelaku vandalisme di bangunan bersejarah," katanya.

Tri Hartono mengatakan di Daerah Istimewa Yogyakarta ada 56 bangunan cagar budaya yang sudah memiliki Surat Keputusan (SK) Menteri dan 900 bangunan dengan Surat Keputusan Gubernur dan Bupati.

"Lainnya belum memiliki SK," katanya.

"Kondisinya saat ini memang ada yang terawat dengan baik, namun ada juga yang tidak terawat dan membutuhkan perbaikan dan perawatan," tambah dia.

Ia mengatakan pemberian penghargaan kepada masyarakat yang peduli pelestarian cagar budaya untuk memotivasi serta meningkatkan pemahaman mereka mengenai pentingnya pelestarian warisan budaya nenek moyang.

"Ini mengingat beberapa bangunan cagar budaya berdiri di tengah lingkungan masyarakat," katanya.

Tri Hartono juga menjelaskan bahwa kegiatan kepurbakalaan di Indonesia telah berlangsung sejak abad ke 18, dan semula hanya bersifat individual.

Pemerintah Hindia Belanda, ia melanjutkan, kemudian membentuk badan resmi yang dinamai Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indie pada 14 Juni 1913 yang bertugas melakukan penyusunan, pendaftaran, pengawasan benda kuno di Indonesia serta melakukan penggambaran, pengukuran dan tindakan penyelamatan.

ANTARA

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

7 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

11 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

47 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

54 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul

Baca Selengkapnya