TEMPO.CO, Jakarta - Penyanyi Armand Maulana mengaku harus merayu para peserta ajang kompetisi The Voice Indonesia untuk bisa masuk ke timnya. "Kami harus jual kecap di sini," kata Armand pada konferensi pers di Studio 5 Indosiar, Daan Mogot Jakarta, Jumat 24 Januari 2013.
Tidak hanya Armand yang harus menjual kata-kata manis kepada peserta itu. Namun couch lain, Sherina Munaf, Glenn Fredly, serta Giring Nidji pun mengakui perlunya itu. "Kami jarang mempromosikan diri. Tapi disini kami mencoba menarik mereka," kata Sherina pada kesempatan yang sama.
Keempat couch memang harus bermanis-manis kepada peserta pada kompetisi bakat nyanyi ini. Karena, mereka harus membentuk tim yang bagus untuk saling mengadu kehebatan anak didiknya masing-masing.
Ternyata kegiatan merayu dan 'menjual kecap' ini cukup dinikmati keempat couch ini. Menurut mereka, ini salah satu bentuk hiburan dalam perlombaan yang ditayangkan di Indosiar itu. "It's very entertaining," kata Giring.
Kompetisi ini menggunakan aturan blind audition. Keempat orang pelatih, atau yang disebut coach akan duduk membelakangi kontestan yang sedang bernyanyi diiringi musik band di tengah panggung.
Strategi ini dilakukan supaya para coach benar-benar hanya akan mendengarkan suara peserta saja. Apabila mereka suka dengan suara kontestan itu, maka mereka baru boleh berbalik dan berhadapan dengan sang kontestan, sehingga bisa melihat wajahnya.
Para coach yang menyukai suara peserta akan mengajak kontestan itu masuk ke tim coach. Mereka akan melatih tim mereka masing masing untuk melanjutkan babak berikutnya. Ketika lebih dari satu coach yang menyukai karakter peserta audisi itulah waktunya kata-kata manis keluar. Karena saat lebih dari satu couch yang menyukai suara peserta, maka pesertalah yang berhak memilih.
Para coach ini kemudian menawarkan bagaimana cara pelatihan yang akan mereka lakukan. Hingga kelebihan teknik-teknik bernyanyi yang bisa mereka ajarkan agar peserta yang mereka suka itu memilih kelompoknya untuk lanjut ke babak berikut.
