TEMPO.CO, Jakarta - Siapa yang tidak kenal dengan Moerdiono. Siapa pun yang menyebut namanya, orang akan mengingat Moerdiono sebagai mantan Menteri Sekretaris Negara di era Orde Baru. Tapi pada umumnya tidak banyak orang yang tahu kepribadian Moerdiono. Masyarakat cuma mengenal dia melalui pidato kenegaraan Soeharto ketika menjabat presiden kala itu.
Menurut Pak Moer-Poppy The Untold Story, Moerdiono sangat perfeksionis. Misalnya mengenai rasa makanan. Dia sangat kritis dan sensitif terhadap bumbu. Nafsu makannya bisa langsung hilang kalau ada sajian yang bumbunya tidak pas, misalnya kurang garam.
"Makanan kesukaan Pak Moer itu sop iga," kata Poppy Dharsono dalam buku Pak Moer-Poppy The Untold Story. "Tapi takaran garam, jeruk nipis, dan kecapnya harus stabil. Kalau tidak sop iga tak tersentuh."
Moerdiono tidak cuma selektif dalam rasa makanan. Dia juga rewel memilih sopir yang bertugas menyopirinya. Kalau gaya mengemudi si sopir tidak sesuai Moerdiono, lelaki kelahiran 19 Agustus 1934 itu bisa uring-uringan. "Suasana hati yang jelek itu bisa terbawa sampai ke rumah," ujar Poppy.
Buku Pak Moer-Poppy The Untold Story menulis sisi lain Moerdiono dari tugasnya sebagai penulis teks pidato Soeharto. Diluncurkan pertengahan Maret 2012, buku ini langsung menjadi kontroversi. Keluarga Moerdiono memprotes Pak Moer-Poppy The Untold Story.
Moerdiono meninggal di sebuah rumah sakit di Singapura, Jumat, 7 Oktober 2011. Almarhum dua bulan dirawat di rumah sakit itu atau sejak 5 Agustus 2011. Moerdiono menjalani berbagai perawatan terkait kanker paru yang dideritanya selama 17 bulan.
CORNILA DESYANA