Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Antara Soiman, Warok dan Reog

image-gnews
Soiman, 82 tahun (kanan) jathilan Reog Ponorogo sedang menari dalam acara lomba Lansia Sejahtera Tingkat Provinsi Jawa Timur di Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Ponorogo, 13 Juni 2017. Soiman merupakan salah seorang yang pada era 1950-an mengasuh gemblak. (Istimewa warga Desa Bedingin)
Soiman, 82 tahun (kanan) jathilan Reog Ponorogo sedang menari dalam acara lomba Lansia Sejahtera Tingkat Provinsi Jawa Timur di Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Ponorogo, 13 Juni 2017. Soiman merupakan salah seorang yang pada era 1950-an mengasuh gemblak. (Istimewa warga Desa Bedingin)
Iklan

TEMPO.CO, Ponorogo - Soiman Sokoron, 82 tahun,  masih mengingat Maryanto, remaja laki-laki yang sering diajak tidur bareng puluhan tahun lalu. Peluk dan cium ‘mewarnai’ ranjang mereka.  Tetapi pria sepuh ini mengaku tidak melakukan perbuatan hubungan seks alias sodomi. “Hanya seperti itu, tidak lebih,’’ kata Soiman dalam bahasa Jawa saat ditemui di Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Kamis, 13 Juli 2017.

Meski sudah sepuh, tapi ia masih tampak sehat dan lincah saat menari. Saat ada acara lomba Lansia Sejahtera Tingkat Provinsi  Jawa Timur yang dilaksanakan desa itu Juni lalu ia juga sempat ikut menari Jathilan. Ia memang salah seorang penari jathilan dalam kelompok kesenian Reog pada 1950-an. Di luar itu, ia mempunyai tugas sampingan sebagai pengasuh gemblak dari seorang warok. Masyarakat setempat menganggapnya kelompok warokan.

Sebagai pengasuh, ia bisa tinggal serumah hingga tidur bersama Maryanto. Pihak keluarga dan masyarakat yang mengetahui tidak ada yang melarang. Fenomena yang dikenal sebagai gemblak-an itu merupakan tradisi masa silam di Ponorogo. “Paman saya dulunya anggota reog juga. Ketika Maryanto ikut tinggal di rumah, paman ya biasa saja,” ujar pria yang diasuh pamannya sejak kecil tersebut.

Hubungan sejenis mereka berlangsung selama 2,5 tahun pada era 1950-an. Kala itu, Soiman berusia antara 20-22 tahun. Dialah yang  bertanggungjawab terhadap kehidupan Maryanto yang usianya antara 14-16 tahun. Soiman ikut membantu biaya sekolah, memberi makan, dan memenuhi kebutuhan yang lain. “Juga memberi satu ekor sapi sesuai kesepakatan.’’  

Sapi itu diberikan setelah masa kontrak mendekati habis. Setelah itu, Maryanto kembali ke keluarganya yang hidup di bawah garis kemiskinan di wilayah Kecamatan Sawo, Ponorogo. Kini, Maryanto dikabarkan telah menetap di luar Jawa.

Kisah ‘kasih’ antara Soiman dengan Maryanto bermula dari obrolan sejumlah pemuda Desa Bedingin yang tergabung dalam grup Reog.  Menurut Soiman, selain mengikuti tradisi, mereka merasa risih dengan masalah perebutan perempuan oleh laki-laki yang berujung pada tindak kekerasan. Belum lagi, maraknya kumpul kebo kala itu.“Setiap ada tontonan seni seperti ketoprak, wayang kulit, dan ludruk selalu ada anak perempuan yang dibawa pulang oleh laki-laki,’’ ia menuturkan.

Karena itu, pemuda Desa Bedingin sepakat mencari seorang bocah laki-laki untuk dijadikan gemblak. Salah satu syaratnya adalah ganteng dan parasnya bersih. Sekitar 30 pemuda termasuk Soiman sepakat memilih Maryanto untuk dijadikan gemblak. Setiap pemuda mendapat giliran untuk bisa tidur dengan Maryanto.  Masing-masing di antaranya kebagian jatah antara 2-3 hari. Selama masih berkumpul dengan gemblak, setiap pemuda dilarang berhubungan dengan perempuan. Selepas ‘kontrak’ berakhir, mereka diperbolehkan menikah. Soiman akhirnya meminang Buyani yang akhirnya dikarunia empat anak.

                                                            ***

Pertunjukan keliling Reog ini adalah seni tradisi yang tua. Ada yang menyebut kesenian ini sudah ada sejak kerajaan Hindu di Jawa Timur. Seni ini terdiri warok, pemain topeng dadak merak (pembarong), beberapa penari jathil, penari Bujang Ganong, penari Klana Sewandana, dan dilengkapi dengan sedikitnya 12 penabuh gamelan yang terdiri dari tiga buah gong, kethuk dan kenong, 1 kendang, 4 angklung, seperangkat bonang dan slompret.

Warok salah satu unsur penting kesenian ini. Tokoh Warok biasanya pimpinan grup kesenian reog. Ia terpilih karena kekuatan fisik dan batinnya. Ia menjadi sosok berpengaruh sekaligus mempunyai kesaktian. Dalam penelitian pengajar Sosiologi  Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Amal Taufik, yang ditulis dalam Jurnal Sosiologi Islam Vol. 3, No.2, Oktober 2013 menyebutkan seorang warok adalah orang yang bisa diandalkan secara fisik dan mentalnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mengutip penelitian tersebut, dalam terminologi budaya Ponorogo warok dibedakan menjadi tiga yakni warok tua, warokan dan warok muda. Warok adalah pemimpin (pinituwa) yang membawahi warokan dan warok muda. Sedangkan warokan terdiri dari pemuda-pemuda jagoan yang pada group kesenian reog ia menjadi pemain ganongan atau yang memaikan barongan. sedangkan warok adalah pinituwa (pemimpinnya).

Untuk menjadi warok, dia harus melakukan tirakat dan berbagai upaya kebatinan seperti mengurangi makan, tidur dan  biasanya mereka menjalani beragam puasa demi menjaga dirinya dari kesucian batin. Mereka juga harus menjalani sejumlah pantangan berbuat maksiat. Mereka harus menjauhi perilaku Ma li Ma-yang dalam norma Jawa seperti maling (mencuri), madat (candu), main (berjudi), minum (minum-minuman keras/mabuk), madon (mempermainkan wanita).

Dalam kepercayaan tersebut, wanita menjadi tabu yang harus dijauhi karena melemahkan kekuatan batin dan daya mistik yang dimiliki. “Sehingga mereka memilih menunda masa perkawinan hingga tua dan hidup dengan gemblak dalam waktu yang disepakati,” tulis Ammal Taufiq dalam jurnal tersebut.

Namun seiring berjalannya waktu, tradisi gemblak menghilang. Para pelakunya sudah banyak yang sepuh dan meninggal. Kepala Dusun Krajan, Desa Bedingin, Kecamatan Sambit, Ponorogo, Djarno, 53 tahun, mengatakan menghilangnya gemblak berlangsung sekitar 1980-an. “Ada himbauan dari pemerintah yang melarang,’’ujar dia. Menurut Djarno, hubungan antara gemblak dengan pelaku seni reog berperan penting dalam menjaga ketentraman. Masalah perebutan perempuan yang sebelumnya sering terjadi kian berkurang.

Tapi Ketua Yayasan Reog Ponorogo, Budi Satrijo, menyatakan bahwa pemerintah daerah tidak pernah  melarang keberadaan gemblak. Hanya saja, penari jathilan dalam seni reog yang sebelumnya dimainkan oleh laki-laki dengan gaya kemayu diubah dengan penari perempuan. “Karena semakin kekurangan gemblak,’’ tuturnya.

Antara gemblak, warok, dan reog, Budi menambahkan, menjadi bagian tak terpisahkan. Gemblak memiliki tugas memenuhi kebutuhan warok selama menjalankan kegiatan spiritual seperti semedi. Adapun salah satu syaratnya menjauhkan diri dari unsur keduniawian, termasuk di dalamnya berkumpul dengan istri atau perempuan.  Sementara warok merupakan tokoh yang memiliki ilmu kanurugan dan kearifan tinggi, yang sebagian besar di antaranya pemilik kelompok seni reog.

Dalam berkesenian, mayoritas gemblak yang ganteng dan muda didapuk menjadi jathilan. Hal ini, Budi menilai, yang akhirnya memunculkan citra negatif bahwa warok dan gemblak terlibat aktivitas homo seksual.“Memang ada yang demikian, tapi tidak semuanya. Jadi, tidak bisa digenaralisir.’’  

NOFIKA DIAN NUGROHO, DIAN YULIASTUTI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Megawati Kunjungi Pameran Seni di Galeri Nasional: Kami dari Keluarga Seniman

32 hari lalu

Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP Megawati Soekarnoputri mengunjungi pameran seni karya seniman patung Dolorosa Sinaga dan Budi Santoso di Galeri Nasional, Jakarta Pusat pada Kamis, 8 Agustus 2024. TEMPO/Savero Aristia Wienanto
Megawati Kunjungi Pameran Seni di Galeri Nasional: Kami dari Keluarga Seniman

Megawati mengatakan keluarganya bukan hanya berkegiatan di dunia politik saja, tapi juga menggemari kesenian.


Kala Senja di Bumi Panjalu Kembali Digelar

41 hari lalu

Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menghadiri acara kesenian yang digelar oleh Dinas Pendidikan bertemakan Aji Gineng di Kediri, Rabu, 30 Juli 2024. Dok. Pemkab Kediri.
Kala Senja di Bumi Panjalu Kembali Digelar

Dinas Pendidikan Kabupaten Kediri kembali menggelar acara kesenian Kala Senja di Bumi Panjalu sebagai agenda tahunan yang dinantikan


Merayakan Keindahan Budaya di Festival Indonesia Bertutur 2024

44 hari lalu

Kolaborasi seniman dari berbagai daerah menampilkan pertunjukan seni Beksan Akapela Pradaksina saat pembukaan Indonesia Bertutur 2022 di Taman Lumbini Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Rabu, 7 September 2022. Acara yang menjadi bagian dari kegiatan G20 tersebut mengusung tema
Merayakan Keindahan Budaya di Festival Indonesia Bertutur 2024

Masyarakat diajak menjelajahi dan merasakan keindahan pengalaman seni dan budaya di acara Mega Festival Seni Budaya Indonesia Bertutur (Intur) 2024.


Perlunya Revitalisasi Seni Tradisional Menurut Pelaku Seni, Ini Harapannya

53 hari lalu

Maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok menari di Keraton Ratu Boko, Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, Kamis, 28 Desember 2023. Taman Wisata Candi (TWC) Prambanan dan Ratu Boko berkolaborasi dengan maestro tari Indonesia Didik Nini Thowok menggelar menari bersama untuk mendukung keberadaan atraksi seni pertunjukan tradisional serta menarik minat kunjungan wisata heritage. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Perlunya Revitalisasi Seni Tradisional Menurut Pelaku Seni, Ini Harapannya

Seni tradisional Indonesia sebagai benteng kebudayaan Nusantara semakin tergerus di tengah arus perubahan zaman. Apa harapan seniman?


Belum Banyak Warga Finlandia yang Mengenal Indonesia, Duta Besar Silvy Promosi Budaya

24 Juni 2024

Duta Besar Indonesia untuk Finlandia dan Estonia, Ratu Silvy Gayatri, membuka acara Indonesian and Finland Festival (IFF) 2024 di Lasipalatsian Aukio, Helsinki, pada 15-16 Juni 2024. sumber: dokumen Kementerian Luar Negeri RI
Belum Banyak Warga Finlandia yang Mengenal Indonesia, Duta Besar Silvy Promosi Budaya

Indonesian and Finland Festival (IFF) 2024 diharapkan bisa membuat warga Finlandia lebih mengenai Indonesia.


Semangat Kaum Muda Menjaga Kesenian Jakarta Gambang Kromong

23 Juni 2024

Anak-anak muda tumbuh menggeluti kesenian gambang kromong.
Semangat Kaum Muda Menjaga Kesenian Jakarta Gambang Kromong

Kaum muda tumbuh menggeluti kesenian khas Jakarta Gambang Kromong.


8 Kesenian Khas Betawi yang Menarik untuk Diketahui

12 Juni 2024

Warga menyaksikan pagelaran ondel-ondel pada Car Free Day di Bundaran HI, Jakarta, 11 Juni 2023. Pagelaran ondel-ondel digelar dalam rangkaian HUT DKI Jakarta ke- 496. TEMPO/Fajar Januarta
8 Kesenian Khas Betawi yang Menarik untuk Diketahui

Berikut ini beberapa kesenian khas Betawi yang masih eksis hingga hari ini. Ada tari topeng, ondel-ondel, hingga lenong Betawi.


Jakpro Kombinasikan Pelayanan dengan Seni Budaya untuk Wisma Seni TIM

30 Mei 2024

Jakpro Kombinasikan Pelayanan dengan Seni Budaya untuk Wisma Seni TIM

Dalam upaya meningkatkan layanan serta memperkaya aktivitas seni dan budaya di Taman Ismail Marzuki (TIM), PT Jakarta Propertindo (Perseroda) (Jakpro) telah mengambil langkah signifikan dengan menandatangani nota kesepahaman bersama PT Artotel Kamar Indonesia (Artotel Group).


Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

5 Mei 2024

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

2 Maret 2024

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.