Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menelusuri Masa Lalu

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Bagaimana wajah Indonesia pada 1920-1940-an? Seperti apa kondisi jalanan, lalu lintas, dan alat transportasi kala itu? Bagaimana pula arsitektur bangunannya? Tiga perupa, Kismono, Muhammad Husni, dan Jongko Supeno, mencoba memberikan jawaban itu tidak melalui foto masa lalu, tapi lewat lukisan. Maklum, ketiganya memang dikenal sebagai pelukis tempo dulu. Jawaban tersebut tampak dari sekitar 60-an lukisan mereka yang dipajang di ruang pamer Paladian Park Apartment Kelapa Gading, Jakarta, 26 Juli-31 Agustus. Pameran bertajuk Indonesia Tempo Doeloe itu merupakan bagian dari Independence Day Festival yang digelar khusus untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia. Selain pameran tersebut, ada pula Mom & Kids Panting yang digelar setiap Sabtu dan Minggu selama pameran serta Red & White Games pada 19 Agustus. Di sini, ketiga perupa akan melukis bersama anak-anak dari berbagai sekolah di Jakarta. Potret Indonesia Tempo Doeloe lebih didominasi oleh Batavia sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda. Di kota tua ini ada beberapa tempat yang menarik diabadikan, antara lain Pancoran di kawasan Glodok, Harmoni, Pasar Baru, dan Pasar Senen. Satu sudut lain Batavia yang dibidik Kismono adalah Matraman. Lihatlah lukisan Kismono yang bertajuk Matraman Batavia 1920. Di siang yang terik, terlihat sebuah trem listrik berhenti di dekat halte bus. Seorang penumpang turun dari trem yang biasa melintasi jalan raya itu. 5 Matraman Stasioen adalah tulisan yang tertera di jidat trem itu sebagai penunjuk rute yang akan dilewati. Lukisan akrilik di atas kanvas itu menceritakan kesibukan di satu sudut Jakarta. Jalanan tak terlalu ramai kala itu. Mobil belum mendominasi seperti sekarang. Kereta kuda (andong) tampak berseliweran. Sebagian di antaranya parkir di pinggir jalan. Pertokoan juga belum menjamur, sebagian besar masih berlantai satu. Hanya ada beberapa pertokoan yang telah memiliki dua lantai. Kismono bukanlah pelukis sembarangan. Perupa spesialis lukisan tempo doeloe ini sering "dipakai" Istana. Presiden Megawati Soekarnoputri saat itu beberapa kali memesan lukisan kepadanya untuk cendera mata kepada pemimpin negara hingga Paus Yohanes Paulus II. Perupa lain, Muhammad Husni, banyak membidik kawasan Glodok, Harmoni, Pasar Baru, dan Pasar Senen. Husni juga dikenal sebagai pelukis spesialis tempo doeloe. Berbeda dengan Kismono yang melukis berdasarkan gambar dan foto, karya Husni lebih terasa hidup karena sempat merasakan hiruk-pikuk Batavia di masa Hindia Belanda. Salah satu karya yang menarik berjudul Mencuci di Pasar Baru 1931. Di bawah jembatan Pasar Baru yang dilukis Husni, terlihat bantaran sungai dibuat tangga memanjang, disusun rapi. Beberapa wanita mencuci pakaian di anak tangga terbawah. Kali Besar, sungai yang mengalir di sepanjang Harmoni menuju Pasar Baru, juga masih bersih. Husni adalah alumnus Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Ia mulai aktif melukis secara total sejak 2003, setelah pensiun dari PT Timah. Ia adalah perupa otodidak yang belajar melukis hanya melalui literatur, pengalaman, dan pengamatan sehari-hari. Beda lagi dengan Jongko Supeno, pelukis muda yang baru menekuni lukisan tempo doeloe sejak 4-5 tahun terakhir. Sebelumnya, ia lebih banyak melukis realis, kemudian merambah ke lukisan abstrak. Pria kelahiran Jepara, 2 Februari 1972, itu juga perupa otodidak. Namun, darah seni mengalir deras di tubuhnya. Hampir semua keluarganya adalah seniman. Ayahnya menekuni seni ukir di kota ukir Jepara. Melukis Indonesia tempo doeloe tak sulit bagi Jongko meskipun dia tak ikut mengalaminya secara langsung. Gambaran masa lalu ia peroleh berdasarkan buku, gambar, dan foto yang dikumpulkannya. Imajinasi sedikit dibubuhkan, misalnya berupa kendaraan yang lalu-lalang. Salah satu karya Jongko yang menarik berjudul Semarang 1920. Dengan menggunakan media pastel di atas canson tak membuat lukisan itu tampak sederhana. Sebaliknya, warna canson yang cenderung kalem memberi kesan klasik.RETNO SULISTYOWATI
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Lee Sang Heon Minta Maaf Batal Hadiri Meet and Greet Secret Ingredient di Jakarta

9 menit lalu

Lee Sang Heon. Foto: Instagram/@sangheonleesh
Lee Sang Heon Minta Maaf Batal Hadiri Meet and Greet Secret Ingredient di Jakarta

Lee Sang Heon membuat video dan meminta maaf karena tidak bisa menyapa penggemarnya di Jakarta secara langsung.


Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

10 menit lalu

Wapres terpilih yang juga Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka menghadiri acara pembagian sepatu gratis untuk anak-anak sekolah tak mampu di SMKN 8 Solo, Jawa Tengah, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.


Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

21 menit lalu

Ilustrasi pria bertubuh tinggi dan pendek. shutterstock.com
Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.


Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

28 menit lalu

Tampilan menu utama game eksklusif PlayStation, Stellar Blade. Tangkapan gambar dari PS5. TEMPO/Reza Maulana
Antara Eve dan K-Pop, Ini Kenapa Game Stellar Blade Dianggap Kontroversial

Stellar Blade mendapat hujan kritik karena desain karakter tokoh utamanya, Eve. Game eksklusif PlayStation 5 atau PS5 ini rilis umat, 26 April 2024.


Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

33 menit lalu

Pemda Sumbawa Bangun 3 TPA dan 11 TPS Terpadu

Pemerintah Kabupaten Sumbawa, membangun 3 Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan 11 Tempat Pengolahan Sampah (TPS) Terpadu, sebagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan sampah.


PPP Ajak Semua Pihak Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Peran Sandiaga Uno?

34 menit lalu

Ketua Bappilu PPP dan Ketua Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sandiaga Uno memberi penjelasan tentang rencananya di masa tenang Pemilu 2024 saat ditemui di Pasar Gede Solo, Jawa Tengah, Sabtu, 10 Februari 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
PPP Ajak Semua Pihak Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Ada Peran Sandiaga Uno?

Sandiaga Uno mengucapkan selamat kepada Prabowo-Gibran.


Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

36 menit lalu

Presiden Direktur Multi Bintang Indonesia Rene Sanchez Valle (kiri) dan Eks Penyerang Real Madrid Fernando Morientes dalam sesi jumpa pers Meet The UEFA Champions League Trophy & Legends di MGP Space, SCBD, Jakarta Selatan, Jumat, 26 April 2024. TEMPO/Randy
Fernando Morientes Pajang Trophy Liga Champions di Indonesia, Bicara Fanatisme Suporter Tanah Air

Fernando Morientes singgung bagaimana kegilaan penggemar sepak bola Indonesia yang rela menonton Laga Liga Champions tengah malam.


Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

46 menit lalu

Logo BRI Liga 1 2023-2024.
Klasemen Liga 1 dan Rekap Hasil Pekan Ke-33 Usai Persija Jakarta Kalahkan RANS Nusantara FC 1-0

RANS Nusantara FC harus menerima kekalahan dari Persija Jakarta pada pekan ke-33 Liga 1. Terancam degradasi.


DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

57 menit lalu

DLH Sumbawa Tambah Sarpras Penanganan Sampah

Pemerintah Kabupaten Sumbawa melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), terus melakukan upaya dalam penanganan sampah.


Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

1 jam lalu

Eve, karakter utama game Stellar Blade. Game ini dirilis Sony Interactive Entertainment pada 26 April 2024. Tangkapan gambar dari PS5. TEMPO/Reza Maulana
Review Game Stellar Blade: Kuat di Visual, Lemah di Cerita

Sony Interactive Entertainment telah merilis game eksklusif Stellar Blade di PlayStation 5 atau PS5. Berikut review-nya.