TEMPO.CO, Yogyakarta - Bunyi gesekan selo Ricky Surya Virgana mengiris lirih. Permainannya membikin hati Reda Gaudiamo rontok. Reda menitikkan air mata. "Saya sangat suka selo. Nada-nadanya bikin saya berat. Rasa yang ditimbulkan musiknya bikin rontok," kata Reda kepada Tempo di Kedai Kebun Forum Yogyakarta, Senin malam, 16 Mei 2016.
Selo dan gitar mengiringi puisi penyair Sapardi Djoko Damono berjudul Nocturno, yang dibawakan Ari Malibu dan Reda. Permainan selo Ricky tidak direncanakan oleh AriReda. Ricky tergerak untuk memainkan alat musik mengiringi tur AriReda di Jakarta dan Yogyakarta. Sebelum tampil di Yogyakarta, mereka sempat berlatih dalam waktu yang pendek.
Pertunjukan musik AriReda dibuka penampilan Sisir Tanah dan Deugalih. Malam itu, AriReda tampil memukau, membawakan 20 lagu. Penonton, yang sebagian besar kalangan muda, berjubel. Lagu-lagu yang mereka nyanyikan merupakan puisi karya sejumlah sastrawan. Di antaranya Sapardi, Amir Hamzah, Goenawan Mohamad, dan Abdul Hadi W.M.
Penampilan duet penembang folk asal Jakarta di Kota Gudeg itu merupakan bagian dari konser bertajuk “Still Crazy After All These Years Tour 2016”. Tur ini digelar secara maraton. Sebelum tampil di Yogyakarta, duo itu tampil di Jakarta, Malang, dan Surabaya. Setelah di Yogyakarta, konser akan digelar di Denpasar dan Makassar. Di Makassar, AriReda tampil mengisi Makassar International Writer's Festival pada 18 dan 19 Mei. "Kami setiap malam pindah dari satu kota ke kota lainnya. Hanya tidur beberapa jam," kata Reda.
AriReda telah bermusik selama 34 tahun. Mereka telah melewati proses panjang lebih dari tiga dekade dan punya energi kuat untuk menyanyikan puisi. Dalam tur enam kota kali ini, AriReda merilis mini album baru. Album itu terdiri atas empat lagu yang benar-benar baru. Di antaranya berjudul Serenada karya Acep Zamzam Noor dan Padamu Jua ciptaan Amir Hamzah.
Sebelumnya, AriReda telah merilis dua album. Album pertama bertajuk Becoming Dew (2007), berisi sepuluh lagu dari puisi sastrawan Sapardi Djoko Damono. Sedangkan album kedua bertajuk AriReda Menyanyikan Puisi (2015), berisi nyanyian puisi dari karya-karya penyair Indonesia: Amir Hamzah, Mozasa, Abdul Hadi W.M., Goenawan Mohammad, Sapardi Djoko Damono, dan Toto Sudarto Bachtiar.
Duo ini semula diinisiasi komedian Pepeng Ferrasta Soebardi, dan dikenal sebagai pelantun tembang-tembang folk dan balada, seperti Fly Away dari John Denver serta lagu-lagu duo Simon & Garfunkel. Mereka mulai menggelar konser kecil di kampus Universitas Indonesia (UI). AriReda kemudian tampil di hadapan publik lebih luas.
Tahun 1987, AriReda terlibat proyek apresiasi seni yang diprakarsai Sapardi Djoko Damono dan Fuad Hassan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan waktu itu. "Proyek itu bertujuan membuka kemungkinan baru dalam mengapresiasi puisi," kata Reda.
Sejak itu, AriReda terus menyanyikan sajak-sajak penyair Indonesia. AriReda juga pernah menjadi tamu Ubud Writers & Readers Festival 2010 dan Makassar Writers & Readers Festival 2011. AriReda menjadi satu di antara banyak penampil dalam acara Frankfurt Book Fair/Frankfurter Buchmessse 2015.
SHINTA MAHARANI