TEMPO.CO, Jakarta - Sutradara Angga Dwimas Sasongko mengklarifikasi tuduhan plagiarisme film Surat dari Praha dari Yusri Fajar, yang menerbitkan buku berisi cerpen dengan judul yang sama pada 2012.
Angga menyayangkan, tuduhan plagiat itu dilontarkan sebelum filmnya tayang di bioskop sehingga publik belum dapat menonton dan membandingkannya.
"Pemberitaan sepihak ini menggiring opini publik untuk menghakimi kami, tanpa legal standing yang kuat," kata Angga di Filosofi Kopi, Jakarta, Senin, 1 Februari 2016.
Yusri sebelumnya mengklaim telah melayangkan somasi ke pembuat film Surat dari Praha. Namun Angga menegaskan, dia tidak pernah menerima somasi.
Soal hak cipta, Angga mengatakan telah mendaftarkan merek atas judul Surat dari Praha di kelas 41 terkait dengan Film Bioskop, kelas sembilan terkait dengan Cakram Digital, dan kelas 16 terkait dengan Poster.
"Kami memiliki sertifikat hak cipta yang dikeluarkan oleh Ditjen HKI Kemenhumkam," katanya.
Mengenai kesamaan judul Surat dari Praha, Angga mengatakan itu bukanlah pelanggaran hak cipta karena hak cipta melindungi isi, bukan judul.
Kesamaan judul pada media seni yang berbeda, dalam hal ini buku dan film, menurut dia kerap terjadi.
Judul Buku
Judul Surat dari Praha (Letter from Prague) juga telah dipakai sebagai judul buku karya Sue Gee pada 1994 dan Raya Czerner Schapiro & Helga Czerner Weinberg pada 1991.
"Ada dua buku sebelum Yusri Fajar dengan judul yang sama dan tidak jadi masalah," kata Angga.
Berkenaan dengan kesamaan tema besar mengenai eksil politik 1965 di Praha, dia mengatakan, itu tidak bisa diklaim sepihak karena merupakan fakta sejarah dan menurut Undang-Undang Hak Cipta Pasal 41 ayat (2), ide, temuan, dan data bukan merupakan obyek hak cipta.
Menurut dia, itu membuat siapa saja punya hak bercerita mengenai peristiwa terkait dengan sejarah, baik fiksi maupun nonfiksi.
Tentang gambar poster yang disebut memiliki kesamaan, Angga menyebut tudingan itu tidak berdasar karena yang ditampilkan adalah gambar Charles Bridge, yang merupakan ikon Kota Praha, yang bisa digunakan oleh siapa saja, sama seperti membuat poster bergambar Menara Eiffel di Paris atau Monas di Jakarta.
Dia juga menyebut, tuduhan dugaan plagiat dan pelanggaran hak cipta yang dilayangkan Yusri kepada Glenn Fredly tidak tepat. Sebab, Glenn bukanlah pembuat skenario, sinematografi, atau pemimpin rumah produksi, seperti yang dituduhkan Yusri.
BISNIS