Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Sekolah Seni di Yogya Ini Bebaskan Siswanya Jadi Politikus

image-gnews
Seorang wanita melintas di depan karya seni rupa berjudul
Seorang wanita melintas di depan karya seni rupa berjudul "Farmentation of Nose" karya Heri Dono di Taman Budaya Yogyakarta, 3 Juni 2015. ANTARA/Regina Safri
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Perupa asal Yogyakarta Eko Nugroho punya kesibukan baru di luar aktivitas membuat karya seni. Seniman berusia 38 tahun itu kini membuka sekolah seni bagi anak-anak. “Kalau banyak seniman memilih buka galeri, saya buka sekolah saja,” katanya pada Tempo pada 15 Agustus 2015.

Eko Nugroho Art Class, nama sekolah itu, mulai diluncurkan pada 1 Juni lalu. Berlokasi di kawasan Bintaran Kota Yogyakarta, kelas seni ini ditujukan untuk anak berusia 3 hingga 12 tahun. Eko menggandeng pakar pendidikan dan psikolog untuk mengembangkan konsep kurikulum pendidikan.

Menurut dia, niat mendirikan sekolah seni bagi anak merupakan keinginan lama. Salah satu motivasi adalah menjadikan seni rupa sebagai media menumbuhkan kreativitas anak. Yang jelas, sekolah ini bukan untuk mencetak anak menjadi pelukis. “Mau jadi politisi atau tentara silakan, tapi harus punya kreativitas,” katanya.

Ia mengatakan melihat banyak sanggar didirikan hanya untuk mengajarkan teknik menggambar dan mewarnai saja. Meski anak didiknya kerap menjuarai lomba, tapi sanggar tak mengajarkan anak untuk melatih kesabaran dan menghargai proses.

Di sisi lain, sambung dia, lomba melukis bagi anak hanya menjadi ajang adu gengsi orang tua. Mereka bangga anak mereka menjuarai lomba, meski anak mereka tak berminat di bidang lukis. “Sekolah kami tidak untuk ke sana,” katanya. “Kalau pun sekolah di sini lalu bisa juara lomba, itu hanya bonus.”

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Eko adalah perupa lulusan Institus Seni Indonesia Yogyakarta. Ia banyak menggelar pameran di dalam dan luar negeri. Salah satu gagasannya yang populer adalah proyek seni “Daging Tumbuh” (DGTMB). Di sini, ia menggagas galeri berkonsep buku yang merangkum karya perupa muda yang sulit menembus galeri mainstream. Sejak diluncurkan pada tahun 2000, “galeri” Daging Tumbuh ini telah mencapai 15 edisi.

Selain sibuk mengelolah Eko Nugoroho Art Class, ia kini sedang menyiapkan karya untuk sejumlah pameran seni. Di antaranya pameran seni di Art Gallery of South Australia pada akhir Agustus, di sebuah museum di Jerman dalam rangkaian Frankfurt Book Fair 2015 pada September, dan di Salihara Jakarta pada November.

Board of Eko Nugroho Art Class Ratri Kartika Sari mengatakan sekolah ini juga membantu orang tua memahami anaknya. Pada dasarnya, goresan dan warna gambar mencerminkan kepribadian dan minat seseorang. Melalui bantuan seorang psikolog, gambar itu diterjemahkan dan dikomunikasikan pada orang tua. “Sehingga orang tua bisa memahami kebutuhan anak-anaknya,” katanya.

ANANG ZAKARIA

 
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

5 hari lalu

Ratusan perempuan mengikuti event lari Mbok Mlayu di Kota Yogyakarta pada Hari Kartini 2024. Dok.istimewa
Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

8 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

20 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

24 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

44 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

50 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

51 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

56 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

59 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

22 Februari 2024

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.