TEMPO.CO, Jakarta - Ibunda Amir Sidharta, Myra Sidharta, yang dikenal sebagai psikolog perkembangan dan ahli sastra peranakan Tionghoa, kini memiliki tambahan julukan baru. “Setiap bertemu orang di jalan, beliau selalu disapa sebagai mamanya Amir,” kata Saparinah Sadli, tokoh aktivis perempuan Indonesia, yang juga kolega Myra, dalam diskusi dengan Tempo di Jakarta pada akhir November lalu.
Putra bungsu Myra, Amir, merupakan pengamat seni rupa sekaligus pakar permuseuman Indonesia. Pertemanan Amir dengan berbagai kalangan adalah salah satu kelebihan pria yang kini menjadi pemimpin usaha balai lelang seni rupa terkemuka, Sidharta Auctioneer, itu. “Dia (Amir) tidak pernah tidak memiliki teman,” ujar Myra yang kini telah menginjak usia 87 tahun dalam wawancara dengan Tempo awal Desember lalu. (Baca: Belajar Toleransi dari Keluarga Amir Sidharta)
Namun ada kalanya Amir yang merupakan lulusan George Washington University, Washington, DC, Amerika Serikat, itu tak punya teman sama sekali. Saat berusia 4 tahun, Amir sering berada di rumah dan hanya bersama pembantu ketika kedua orang tuanya bekerja. (Baca: Makanan Rumah Sakit untuk Menteri Bambang)
Ayah Amir, Priguna Sidharta, merupakan dokter saraf ternama di Jakarta. Adapun Myra mengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Untuk menghilangkan kesepian, Amir kecil sering menciptakan teman khayalan, persis seperti yang dilakukan kedua kakaknya, Sylvia dan Julia. “Bedanya, Amir tak hanya memiliki satu teman khayalan, tapi banyak,” tutur Myra sambil tertawa. (Baca: Kisah Menteri Bambang yang Anak Mama)
Sebagai psikolog perkembangan dari Rijks Universitet, Leiden, Belanda, Myra tak pernah khawatir dengan imajinasi sang anak. Myra memberikan kebebasan kepada ketiga anaknya untuk bereksplorasi. (Baca: Kisah Jokowi Muda yang Murung)
Myra dan suaminya membebaskan ketiga anak mereka untuk meraih impiannya. “Saya sangat memegang teguh pendapat dr Spock (dokter anak Amerika Serikat) agar fleksibel dalam mendidik anak,” ucap Myra. (Baca: Penampakan Surga Dunia Menurut Jokowi)
Pembebasan imajinasi anak ini diakui Amir dalam kesempatan terpisah. “Mama memberi kami kebebasan dalam hidup. Ada baik dan buruknya. Tapi itu menurut saya yang terbaik,” kata Amir dalam surat elektronik kepada Tempo. (Baca juga: Jokowi Selalu Melakukan Ini kepada Ibunya)
SITA PLANASARI AQUADINI
Topik terhangat:
Banjir | Natal dan Tahun Baru | 10 Tahun Tsunami | ISIS | Susi Pudjiastuti
Berita terpopuler lainnya:
Jokowi: Minta Apa pun Saya Beri, Asal Swasembada
Memperkosa, Petugas Bandara Terancam 12 Tahun Bui
Reaksi Jokowi Soal Namanya yang Dicatut Gajah
Tanggul Lapindo Jebol, Ical Liburan ke Eropa