Mari Elka mendukung Pemerintah Kabupaten Agam yang telah membuat rumah sulam untuk tempat pengrajin sulam berlatih, membuat produknya dan sekaligus memasarkannya. “Dengan rumah sulam seperti itu pembeli bisa melihat sendiri proses pembuatannya, sehingga bisa menghargai karya sulam tangan,” kata Mari Elka Pangestu.
Yayasan Sulam Indonesia bekerjasama dengan Perusahaan Gas Negara mengadakan program inovasi dan peningkatan kapasitas perajin sulam di Indonesia dengan melatih 60 orang perajin sulam dari tiga daerah yaitu Bali, Jember, dan Denpasar yang dilakukan di masing-masing daerah selama 6 bulan sejak Mei hingga Oktober 2013.
Dalam program ini juga dilibatkan desainer indonesia seperti Samuel Wattimena, Lita Jonathan, dan Didi Budiarjo untuk membuka wawasan para pengrajin sulam agar lebih kreatif dan dapat membaca selera pasar.