TEMPO.CO, Jakarta - Di Indonesia, terdongkraknya para sosialita tidak terlepas dari peran media. Banyak majalah gaya hidup yang menyisihkan lembarannya untuk menampilkan kaum elite ini. Di berbagai acara, banyak fotografer yang memburunya. “Sekarang, sekadar muncul di majalah satu atau dua kali, bisa disebut sosialita,” kata Hanifa.
Menurut pengamatan Hanifa Ambadar, socialite yang sering masuk majalah di Indonesia antara lain keluarga konglomerat, seperti keluarga Bakrie, keluarga Moran (Inditex), keluarga Salim, keluarga Liem, keluarga Ong, keluarga Risjad, keluarga Cendana, dan masih banyak lagi.
Sementara itu, Haute Lister kini memiliki 45 anggota. Terbagi dari tiga batch. Setiap batch berisikan mulai istri duta besar, istri mantan pejabat, fashionista, aktris, selebriti, hingga pengusaha. Sebagian di antaranya adalah istri Duta Besar Austria, Diane Woelfer; istri mantan menteri, Poppy Puspitasari Hayono Isman; aktris Diah Permatasari; model Marissa Nasution; pengusaha Monica Hendrayanta; Margaret Vivi Hosea (pemilik klinik kecantikan Jean Yip dari waralaba Singapura); model muda Sheila Hardianto; pengusaha Wanda Ponika; model Raline Shah; bekas model Aimee Juliette; serta pengusaha dan model Claudia Hidayatova.
Aimee Juliette:
Produk Terpublikasi dengan Baik
Mantan model dan aktris ini salah satu anggota Haute Lister. Perempuan berusia 34 tahun ini dikenal sebagai fashionista dan banyak tampil sebagai pembawa acara. Dalam sebulan, mantan model sampul majalah remaja ini bisa menerima tawaran menjadi MC sebanyak 4-8 acara.
"Seminggu bisa dua kali menjadi pembawa acara," kata Aimee, yang pernah aktif dalam kegiatan Wanita Indonesia Tanpa Tembakau (WITT) dan menjadi duta untuk Yayasan Jantung Indonesia hingga Yayasan Kanker Payudara Indonesia.
Ada tiga keuntungan bagi wanita yang suka melukis ini bergabung dalam Haute Lister. Pertama, jaringan luas yang membuat pekerjaannya di dunia hiburan tidak putus. Kedua, ada misi khusus berupa kegiatan amal. Dan ketiga, "Saya bekerja dengan fun dan enjoy karena kehadiran seorang host akan menghidupkan dan memeriahkan suasana. Acara berhasil bila meriah dan pesan sampai. Semua pihak senang," ujar pemilik label busana seksi, Flirt, ini.
Menurut Aimee, menghadirkan host sosialita, fashionista akan memberi keuntungan bagi sebuah produk sehingga terpublikasi dengan baik. Banyak jenis produk acara, dari peresmian restoran, produk gaya hidup, fashion, acara otomotif, atau pameran lukisan.
Veruschka Nadja:
Sulit Mencari Pengganti Host
Salah seorang pendiri Haute Lister menceritakan awal mula dia terlibat bersama Yulie Setyohadi dan Teddy Hamzah mendirikan manajemen gaya hidup ini. Wanita kelahiran 9 Mei 1983 yang memiliki butik di Upper East di Grand Indonesia ini, bersama Yulie Indra Setyohadi dan Teddy Hamzah, selalu diminta menjadi pembawa acara dari acara pembukaan restoran sampai penjualan ritel.
Alumnus jurusan bisnis mode di La Salle dan College of Europe International Relation yang fasih bahasa Inggris dan Spanyol ini mengaku terilhami oleh perusahaan manajemen sosialita di Hollywood, Amerika Serikat. "Belum pernah ada di Indonesia, sekalian branding image dan memperluas jaringan," kata putri diplomat ini.
Prinsip diterapkan di Haute Lister adalah win-win solution bagi fashionista, sosialita, dan produsen yang ingin produknya diperkenalkan dengan baik. Mengapa harus dibuat lembaga secara resmi, menurut Veruschka, ada kalanya salah seorang host tidak bisa datang ke satu acara karena sedang berada di luar negeri. “Untuk mencari gantinya, sulit, tidak bisa dicari gantinya dalam waktu singkat,” katanya.
Claudia Hidayatova:
Sama-sama Dapat Keuntungan
Mantan model, aktris, dan kini pengusaha perhiasan ini bergabung juga ke Haute Lister. Ibu dua anak ini mengaku dalam sebulan bisa mendapat 10 lebih undangan resmi dan menjadi pembawa acara. Namun tidak semua undangan dapat dipenuhi adik aktor Ryan Hidayat (almarhum) ini.
“Saya semakin selektif untuk acara yang saya akan hadiri,” kata lulusan fotografi di RMIT, University Melbourne, ini.
Selain karena keterbatasan waktu, Claudian memilih acara yang lebih cocok dengan dirinya. Tujuan Claudia memenuhi undangan terutama bersosialisasi. Tujuan lain, ia ingin menjaga hubungan baik dan hubungan bisnis dengan pengundang. “Yang pastinya bisa berdampak baik bagi bisnis perhiasan saya,” tutur Claudia, yang sering didaulat menjadi pembawa acara.
Pengalamannya dalam industri hiburan sudah 20 tahunan. Kariernya diawali sebagai model, lalu menjadi pemain film melalui Yang Tercinta (1991) dan Jakarta Project (2001). “Dulu host masih dibayar, sekarang lebih kepada pemberian produk atau voucher,” kata wanita bertinggi badan 170 sentimeter dengan berat 50 kilogram ini.
Bagi Claudia, yang berdarah Cek, bertemu dengan orang baru sangat penting bagi koneksi bisnisnya. “Pada kesempatan seperti itu, biasanya saya selalu memakai produk sendiri, sekalian promosi dan branding,” ujarnya.
Siapakah yang diuntungkan oleh kehadiran di sebuah acara, sosialita atau si pemilik acara? “Saya rasa vice versa. Sama sama mendapatkan benefit." Dengan koneksi yang dimiliki Claudia dan kawan-kawan, kesenangan, dan sisi sosialisasi, maka, “Sebuah produk diuntungkan karena lebih cepat didengar gaungnya oleh masyarakat luas,” kata presenter acara Fit and Fresh di Metro TV ini.
Claudia mengaku mendapat banyak pelajaran dari perkenalan produk baru yang digelar. “Saya bisa tahu bagaimana cara pemasarannya dari satu acara ke acara lain,” katanya.
EVIETA FADJAR | SORTA TOBING
LIPUTAN SPESIAL SOSIALITA & DERMA:
Tren Baru: Sosialita dan Derma
Di Balik Derma Sang Sosialita
13 Langkah Jadi Sosialita
Siapa Tokoh Sosialita Indonesia
Aimee Juliette: Produk Terpublikasi dengan Baik
Claudia Hidayatova: Sama-sama Dapat Keuntungan