Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pameran Bersama untuk Korban Merapi

image-gnews
artefak sisa korban erupsi Merapi pada pameran bertajuk
artefak sisa korban erupsi Merapi pada pameran bertajuk "Jogja Gumegrah Jogja Bangkit" di Jogja National Museum Yogyakarta.(ANATARA)
Iklan
TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Sebanyak 480 perupa dari berbagai daerah di Indonesia menggelar pemeran bersama di Jogja Nasional Museum, sepanjang 10-24 Desember ini. Pameran bertajuk “Jogja Gumerah! Jogja Bangkit 2010” itu merupakan pameran amal yang hasilnya akan disumbangkan pada korban bencana erupsi gunung Merapi.

 

Ada lebih dari 500 karya seni – lukisan dan patung – karya seniman yang dipamerkan dalam kegiatan itu. Di antara mereka berasal dari luar Yogyakarta, seperti Surabaya, Cirebon, dan Temanggung. Selain karya seni itu, panitia pameran juga menampilkan diorama bencana.

 

Ketua Umum Pameran Totok Sudarto mengatakan, seluruh benda dalam diorama yang disajikan dalam gedung pameran itu adalah asli dari daerah bekas bencana Merapi. Reruntuhan rumah, atap, perabot meja-kursi, piring, dan peralatan dapur bahkan pasir serta tanah, semuanya diambil dari Dusun Ngepringan, Desa Wukisari, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. “Warga Dusun sendiri yang bergotong royong membawanya ke sini,” kata Totok.

 

Desa yang dihuni 102 kepala keluarga itu kini rata dengan tanah. Bahkan sejumlah warganya tewas saat awan panas yang biasa disebut wedhus gembel Merapi menerjang dusun mereka. “Ada satu keluarga yang terkubur,” ujarnya.

 

Menurut Totok, uang hasil penjualan lukisan dan patung dalam pameran akan disumbangkan ke warga dusun itu. Hitungan pembagian hasilnya, seniman mendapat bagian 50 persen dari penjualan karya mereka. Dan sisanya, sebesar 50 persen, disumbangkan pada korban bencana. Hingga saat ini, tiga buah lukisan telah ditawar seorang calon pembeli dari Singapura.

 

Selain menjual lukisan, panitia juga menjual suvenir bencana Merapi. Bentuknya abu vulkanik yang disimpan dalam sebuah botol berukuran kecil. Masing-masing dijual seharga Rp 10 ribu. “Sudah banyak terjual, hasilnya sekitar dua jutaan rupiah dari suvenir itu,” Totok mengungkapkan.

 

Mantan Bupati Bantul itu mengatakan, tak menutup kemungkinan artefak bekas bencana yang ada dalam gedung pameran itu akan dijual jika ada penawar yang menginginkan. Namun pada prinsipnya, barang-barang itu bersifat pinjaman dari warga. “Sudah ada kesepakatan,” ujarnya.

 

Masa pameran “Jogja Gumerah! Jogja Bangkit 2010” itu sebenarnya berlangsung lebih lama dari yang dijadwalkan. Awalnya, panitian berencana menggelar pameran selama 7 hari saja, dari 10-17 Desember. Namun karena tingginya minat warga, panitia memutuskan untuk memperpanjang jadwal pameran.

 

Direktur Eksekutif Jogja Nasional Museum KPH Wironegoro menyambut antusias penambahan masa pameran itu. Dengan kian lamanya pameran, masyarakat memilih kesempatan yang lebih panjang untuk menikmati karya para seniman. “Tentu yang utama, ini karena membludaknya minat masyarakat,” katanya.

 

Namun, Wironegoro menambahkan, pameran itu tak sekadar pameran biasa. Melalui pameran dan penampilan artefak sisa bencana Merapi, masyarakat bisa tergugah rasa empatinya terhadap korban bencana. “Bukan untuk senang-senang seniman saja, tapi juga ekspresi warga Jogja,” ujarnya.

 

 

ANANG ZAKARIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

34 hari lalu

Pameran Voice Against Reason. Foto: Museum Macam.
Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.


Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

41 hari lalu

Pameran seni rupa Islami berjudul Bulan Terbit  sejak 15 Maret hingga 14 April 2024 di Grey Art Gallery Bandung. (Dok.Grey)
Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.


Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Karya instalasi buatan Michelle Jovita berjudul Massa Manusa. (Dok.pameran).
Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance


Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Pameran Lengan Terkembang: Ruas Lintas - Abilitas di Bale Tonggoh Selasar Sunaryo Art Space Bandung melibatkan belasan peserta seniman difabel.  Foto: TEMPO| ANWAR SISWADI.
Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.


Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Artsiafrica#2 di Galeri Pusat Kebudayaan Bandung berlangsung 16 - 30 September 2023. Foto: Dok.Galeri.
Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.


Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Pameran kelompok Ambari di Galeri Orbital Dago Bandung hingga 17 September 2023. (TEMPO/ANWAR SISWADI)
Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.


Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Lukisan karya Iwan Suastika berjudul Beauty in a Chaotic Rhythm. Dok. D Gallerie
Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.


Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Karya Dionisius Caraka berjudul Tumbukan Lato-lato di Galeri Ruang Dini Bandung. TEMPO/ANWAR SISWADI
Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.


Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Karya Isa Perkasa berjudul Masker 2024. (Dok.Pribadi)
Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.


Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

(kiri ke kanan) Hilmar Faris, Claire Siregar, Sylvia Siregar pada acara pembukaan Bianglala Seribu Imajinasi, di Bentara Budaya Jakarta, Jakarta Pusat, pada Rabu, 5 April 2023. Foto: TEMPO | Gabriella Amanda.
Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.