Orang boleh berbuat salah. Tapi sekecil apa pun kesalahan yang dilakukan seorang guru bangsa, akan terlalu besar akibatnya.
Alkisah, Durna, guru bangsa yang kontroversial itu, tercenung melihat kondisi bangsa yang semakin carut-marut. Menyaksikan tata nilai semakin tumpang-tindih, manusia lebih menuruti nafsu daripada nurani. Ia pun bertanya-tanya, barangkali ada perannya yang ikut melantarkan situasi tersebut. Ia kemudian mencoba mawas diri, merenungkan kembali perjalananan hidupnya.
Pentas Durna Rumangsa, yang ditulis dan disutradarai oleh Ags. Arya Dipayana, merupakan ajakan untuk mawas diri dalam upaya memperbaiki kualitas manusia maupun bangsa. Dikemas dalam warna segar dan menghibur, naskah ini dimainkan oleh Teater Tetas di Gedung Kesenian Jakarta, Pasar Baru, Jakarta Pusat pada Rabu dan Kamis, 4-5 Agustus ini, pukul 20.00 WIB.
Durna Rumangsa dipentaskan dalam format semi kolosal dengan durasi 90 menit. Didukung oleh pemain-pemain Teater Tetas, seperti Didi Hasyim, Meyke Vierna, Hari Prasetyo, Harris Syaus, dan banyak lagi. Lalu, sebagai penata musik Nanang Hape, dengan mengusung musik kontemporer berbasis karawitan Jawa, yang didukung oleh Bianglala Voices. Tata gerak dikerjakan oleh Wiwiek HW, dan tata cahaya oleh Wardono.
Harga tanda masuk untuk pertunjukan ini Rp. 50.000 dan Rp. 40.000 (balkon). Pemesanan tiket dapat dilakukan dengan menghubungi Gedung Kesenian Jakarta (Mulyono) di (021) 3808283, 3441892 atau Teater Tetas (Keke) di 0818858758.
KALIM/Pelbagai Sumber