TEMPO.CO, Denpasar -Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Bali dirayakan dengan sebuah karya ogoh-ogoh atau boneka raksasa menggunakan bahan sampah plastik. "Meningkatkan kesadaran tentang polusi sampah plastik di laut," kata Direktur Eksekutif Coral Triangle Center (CTC), Rili Djohani, Selasa, 5 Juni 2018.
Baca: Umat Hindu Banten Pawai Ogoh-ogoh Sambut Nyepi, Ini Maknanya
Acara peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tersebut berlangsung di Pantai Segara Ayu, Sanur, Denpasar. Ogoh-ogoh yang dibuat berukuran 3,5x3 meter menggambarkan Baruna Murti. Dewa Laut dalam budaya Bali adalah Baruna. Adapun perwujudan Baruna Murti ini sebagai simbol amarah sang penguasa laut karena pencemaran sampah plastik.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia pada 2016 menjelaskan bahwa Indonesia menjadi negara kedua di dunia yang paling banyak membuang sampah plastik ke lautan. Adapun di tahun yang sama Ocean Conservancy menjelaskan bahwa Tiongkok, Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam paling banyak menyebabkan pencemaran sampah plastik di laut.
"Kalau tidak berbuat sekarang sampah plastik sangat mengancam karena ikan yang dimakan manusia terkontaminasi sampah plastik," tutur Rili.
Sampah plastik yang digunakan untuk membuat ogoh-ogoh Baruna Murti dominan menggunakan bekas botol dan gelas plastik. Ogoh-ogoh tersebut dibuat oleh tujuh pemuda dari Desa Sanur Kaja, Denpasar. "Saya ingin menarik minat warga setempat dan wisatawan untuk mengurangi penggunaan plastik dan menjaga lingkungan," kata salah satu pembuat ogoh-ogoh, I Gede Wedhana, 23 tahun.
Setelah dipamerkan di Pantai Segara Ayu, ogoh-ogoh Baruna Murti akan dipajang di Pusat Konservasi Laut CTC di Sanur, Denpasar pada 7 Juni 2018. Ogoh-ogoh tersebut dipamerkan untuk umum sebagai sarana pendidikan bagi pelajar serta wisatawan yang berkunjung ke Sanur.
Ogoh-ogoh Baruna Murti berbahan sampah plastik itu merupakan bagian instalasi seni multi-kota dari UN Environment yang mengusung tema 'Melawan Sampah Plastik'. UN Environment bekerja sama dengan Coral Triangle Center (CTC) bersama Yayasan Pembangunan Sanur dan Kementerian Kelautan dan Perikanan.