Plasticology, Cara Seniman Bali Ajak Anak Olah Sampah  

Reporter

Minggu, 23 Oktober 2016 07:48 WIB

Made Bayak di antara seni lukis 'Plasticology' karya murid-muridSD 3 Manukaya, Desa Tampaksiring, Gianyar dalam acara Mabesikan Festival: Art for Social Change di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu, 22 Oktober 2016. Bram Setiawan

TEMPO.CO, Denpasar - Berawal dari kritik terhadap permasalahan sampah di Bali, seniman Made Bayak, 36 tahun, membuat sebuah karya seni melalui medium plastik. Bayak menggagas serangkaian proyek seni rupa itu bertajuk “Plasticology”.

Dalam acara Mabesikan Festival: Art for Social Change yang merupakan kumpulan pameran seni, pertunjukan musik, lokakarya kreatif, serta nonton dan diskusi film, Bayak menyajikan instalasi Museum of Plasticology. Ada 40 karya Plasticology hasil kerajinan tangan murid-murid Sekolah Dasar (SD) 3 Manukaya, Desa Tampaksiring, Gianyar, yang dipajang dalam acara tersebut.

Sejak memulai eksperimen Plasticology pada 2010, Bayak sering berbagi ilmu kepada anak-anak. "Pada 2011, saya sudah mulai memberi workshop kepada anak-anak dan komunitas," katanya saat penyelenggaraan Mabesikan Festival: Art for Social Change di Desa Budaya Kertalangu, Denpasar, Sabtu, 22 Oktober 2016.

Ia menjelaskan, ketika anak-anak diajak membuat seni lukis media plastik, ada beberapa tahapan untuk menanamkan nilai edukasi. "Pada proses awal workshop, anak-anak mulai memungut sampah (plastik) di sekitar mereka, lalu dicuci dan dikeringkan. Ini membangun dasar pemikiran mereka untuk menyelesaikan masalah (sampah), dan bisa terangkum dalam masa kecil untuk mereka bawa ke depannya," ujarnya.

Menurut dia, saat anak-anak mulai mencoba membuat karya seni lukis (plasticology), Bayak tidak menentukan tema apa pun. "Pembuatan karya anak-anak lebih mengalir, malah saya jadi lebih banyak dapat masukan. Biasanya anak-anak suka gambar pemandangan dan ogoh-ogoh," tutur gitaris grup musik Geekssmile itu.

Pegiat Komunitas Bibit Hijau Batubulan Wayan Suja, 40 tahun, bersama 15 anak-anak turut mewarnai instalasi Museum of Plasticology dengan menampilkan barong plastik. Ia mengatakan komunitas tersebut mewadahi kreativitas anak-anak untuk mendaur ulang sampah plastik menjadi karya seni.

"Barong dekat dengan anak-anak karena mereka bisa terlibat untuk membuat dan memainkannya. Sejak 2011, ruang berkumpul kami semakin mengalir karena aktif menyuarakan Bali Tolak Reklamasi (BTR)."

Suja menjelaskan, komposisi barong plastik karya anak-anak komunitas Bibit Hijau Batubulan terdiri dari kantong plastik dan botol bekas air mineral. "Bagian kepala menggunakan bubuk kertas dan bekas kardus," katanya.

Instrumen musik pengiring barong ketika ditarikan juga menggunakan barang tak terpakai, yaitu kaleng dan galon bekas. "Anak-anak sangat antusias karena gelisah terhadap lingkungannya yang semakin tidak nyaman terkontaminasi sampah. Ruang bermain mereka sudah mulai hilang," tuturnya.

BRAM SETIAWAN

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

43 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya