Kuasa dan Trauma dalam Pentas Teater Garasi  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 29 Mei 2016 17:14 WIB

Sejumlah aktor dari teater Garasi mementaskan teater bertajuk "Gandamayu" yang diadaptasi dari novel Gandamayu karya Putu Fajar Arcana, di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta, Senin (3/9). TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tubuh Ari Dwianto berlumur noda hitam. Ia melakukan gerakan mengoyak mulut, menyilet pelipis, dan memegang kepala. “Kamu PKI? Bukan, saya BTI,” kata Ari bermonolog.

Sadis adalah kesan yang muncul dalam pentas Teater Garasi bertajuk “Wondering Wonderland” di Teater Garasi, Yogyakarta, Sabtu malam, 28 Mei 2016. Ini merupakan festival kecil yang merangkum karya-karya terbaru dan sedang dikerjakan secara kolektif oleh seniman Teater Garasi. Acara itu berlangsung pada 26-29 Mei.

Ari mementaskan satu di antara tiga fragmen berjudul Yang Fana adalah Waktu dan Kita Abadi. Pementasan itu berlangsung di tiga ruangan berbeda. Karya bersama seniman Teater Garasi itu disutradarai oleh Yudi Ahmad Tajudin. Karya itu sedang digarap kembali untuk dipentaskan di Jakarta akhir Juli tahun ini. Pentas akan ditampilkan dalam tiga bagian pendek bertajuk “Paradise Now!”.

Kita Abadi pernah dipentaskan di auditorium Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri atau eks Purna Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 23 dan 24 Juni 2015. Judul karya terbaru Garasi itu meminjam puisi sastrawan Sapardi Djoko Damono berjudul Yang Fana adalah Waktu. Yang berbeda dari pentas sebelumnya, kali ini penonton disuguhi seni instalasi karya Jompet Kuswidananto.

Jompet menyajikan kumpulan kain hitam yang dipajang menggantung pada langit-langit ruangan berdinding putih. Pada lantai ruangan, berceceran noda hitam. Kain itu, menurut Jompet, adalah bendera yang identik dengan kekuasaan tertentu, yang penuh jargon. Karya seni instalasi itu berjudul Yang Tegak yang Jatuh. “Ini gambaran trauma atas kekerasan yang sudah dan sedang berlangsung. Ada kebenaran-kebenaran yang diingkari,” kata Jompet kepada Tempo, Ahad, 29 Mei 2016.

Ia menuturkan tema karyanya itu mempelajari jatuh bangunnya rezim penguasa yang sering memakan korban dan meninggalkan trauma. Jompet tidak mengkhususkannya pada peristiwa 1965, yang saat ini ramai dibicarakan publik. Lewat ruangan yang dibikin seperti bocor dengan penuh noda hitam itu, Jompet ingin membangun pengalaman. Ada perasaan tidak aman. Secara visual, noda hitam bisa juga berarti duka bagi korban atas kekerasan suatu rezim.

Seperti pentas di PKKH UGM sebelumnya, hampir semua adegan menggambarkan kebencian, kebengisan, kejam, kebrutalan, kebiadaban, dan kebuasan. Suasana dibuat muram, sedih, gelap. Pesan kebencian dan kekerasan juga muncul dalam fragmen keluarga yang sedang berkumpul menghadap meja panjang. Perjalanan hidup keluarga ini kacau. Mereka adalah Rosnah (Arsita Iswardhani), Rosyid Samudra (MN Qomaruddin), Mohammad Husen (Ari Dwianto), dan ibu dari keluarga ini (Erythrina Baskoro). Rosyid Samudera sangat membenci komunis.

Selain pentas teater, Garasi menyuguhkan pembacaan buku kumpulan cerita Gunawan Maryanto berjudul Sukra’s Eyes and Other Tales. Buku ini ikut dipamerkan dalam Frankfurt Book Fair 2015. Ada pula pertunjukan dari warga kampung Nitiprayan, di antaranya Sanggar Tari Udan Sore dan Paguyuban Seni Nitibudaya.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

50 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

54 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

56 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

1 Maret 2024

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat

Baca Selengkapnya