Budayawan Ajip Rosidi tiba di The Habibie Centre. Dia akan mengembalian Habibie Award yang diterimanya pada 2009, 26 Mei 2016, Jakarta Selatan. TEMPO/Ahmal Ihsan
TEMPO.CO, Jakarta - Budayawan Ajip Rosidi mengembalikan Habibie Award yang pernah diterimanya pada 2009. Ajip mengembalikan penghargaan itu sebagai bentuk protes atas penghargaan Habibie Award 2015 yang diterima Nina Herlina Lubis. Ajip menganggap Nina tak pantas menerima anugerah itu lantaran dinilai sebagai penjiplak.
Ajip menyambangi Habibie Centre di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, untuk mengembalikan penghargaan itu. Namun dia tak bisa menemui pejabat yang berwenang di sana. "Habibie Award kecolongan. Saya menghormati Pak Habibie, makanya saya kembalikan (piagam)," kata Ajip.
Ajip mengatakan penghargaan itu lebih pantas diberikan kepada Sapardi Djoko Damono atau Zawawi Imron, yang saat itu juga menjadi nomine. Dia menilai, selama ini, para juri kompeten memutuskan pemenang. "Kompeten sih kompeten, tapi sebagai manusia, siapa yang tahu," ucapnya."Pak Habibie orang besar, kita hargai, tapi diselewengkan sama orang-orang kepercayaannya."
Ajip sudah membuat janji dengan pihak Yayasan SDM Iptek The Habibie Centre sejak bulan lalu, tapi janji itu tak kunjung terpenuhi.
Selain mengembalikan piagam, uang sebesar US$ 25 ribu juga diserahkan ke pihak yayasan. Dia sudah menyiapkan sejumlah uang untuk dikembalikan, tapi belum diterima pihak yayasan.
Ajip Rosidi menerima piagam pada 11 November 2009 atas karya dalam bidang ilmu kebudayaan. Hari ini, pihak yayasan kembali belum dapat ditemui, dan piagam hanya dikembalikan ke pihak keamanan yayasan dengan surat tanda terima seadanya.
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
2 hari lalu
Banyuwangi Terima Penghargaan Tertinggi dari Jokowi
Atas pencapaian hasil Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (EPPD) 2022, dan mendapatkan nilai terbaik nasional dengan status kinerja tertinggi.