Dilarang Zaman Orba, Sandur Kini Bebas Tampil di Bojonegoro

Reporter

Senin, 23 Mei 2016 13:35 WIB

Pertunjukan seni tradisional Sandur dari Bojonegoro. youtube.com

TEMPO.CO, Bojonegoro - Kesenian tradisional Sandur dari Bojonegoro, Jawa Timur, kini bisa tampil bebas di pelbagai tempat. Padahal, di zaman orde baru, Sandur sempat dilarang. Pada Sabtu, 21 Mei 2016 lalu, misalnya, kesenian ini dipentaskan Grup Sandur Kembang Desa di halaman Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro.

Menurut Kepala Bidang Usaha Seni dan Budaya Disbudpar Bojonegoro Imam Wahyu mengatakan teater tradisional Sandur sempat vakum sekitar 25 tahun, sejak 1965 hingga 1990-an. Namun penyebab vakumnya kesenian rakyat ini belum jelas.

Menurut Imam, di dalam pertunjukan ini ada seni Jaran Kepang yang menyuguhkan demo orang makan kaca, bakar kemenyan, hingga orang kesurupan. ”Ya, orang takut dan tidak berani menampilkan,” ujarnya pada Tempo, Senin, 22 Mei 2016.

Kesenian ini baru tampil setelah Imam bersama para seniman di Bojonegoro menggagas agar seni Sandur bisa ditampilkan kembali. Akhirnya Sandur bisa kembali tampil di acara Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan Pengamala Pancasila (BP-7) di Bojonegoro sekitar 1996. “Jadi, saya yang kembali menampilkan,” ujarnya.

Dahulu, kata Imam, kesenian rakyat dengan jumlah pemain sekitar 25 orang ini digelar untuk mengucapkan syukur seusai panen raya. Ceritanya, berisi himbauan seputar masalah sosial dan lingkungan, seperti melarang menebang hutan, dan menyuruh berbuat baik sesama manusia.

Imam mengyebut kesenian sandur sebagai teater tradisional. Tokoh utamanya ada lima orang yaitu Pangsil, Petak, Balong, Cawik, dan Germo. Pangsil menggambarkan orang kaya yang sombong. Petak, Balong, dan Cawik (perempuan) menggambarkan rakyat biasa dan lugu. Sementara Germo bertugas sebagai pengatur lakon. Kelima tokoh utama ini didampingi panjak hore memegang alat musik dan menyanyi.

Penggiat Budaya Bojonegoro Aries Harijanto mengatakan kesenian Sandur sempat vakum beberapa tahun silam. Nasibnya sama dengan kesenian lain, seperti Wayang Potehek, dan lainnya. Menurutnya, pertunjukan kesenian ini menggambarkan kemakmuran karena tampil usai panen raya. “Tentu ini, kesenian rakyat yang perlu dilestarikan,” tegasnya pada Tempo, Senin, 22 Mei 2016.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat (Bakesbangpol Linmas) Kusbiyanto mengatakan, bahwa Bojonegoro kini telah mendapatkan status dengan predikat Human Rights City atau sebagai Kota Ramah Hak Asasi Manusia (HAM), oleh Pemerintah Republik Indonesia pada 11 Desember 2015 lalu. Kabupaten ini termasuk 138 kabupaten/kota—dari total 514 kabupaten/kota di Tanah Air yang dinilai ramah HAM. “Tentu kita menjaga predikat itu,” katanya pada Tempo, Senin, 22 Mei 2016.

Soal kesenian tradisional Sandur, lanjut Kusbiyanto, secara tertulis Pemerintah tidak pernah melarang. Hanya saja kesenian Sandur, diakui jarang dipentaskan sejak 1965 hingga 1990-an. Bisa jadi, saat itu orang takut dituding macam-macam, meski hal itu tidak ada. Tentu, Bojonegoro dengan Kota ramah HAM, tetap menghormati produk kesenian rakyat, karena berisi pesan-pesan moral yang baik.”Tetap kita jaga itu,” ujar Kusbiyanto.

SUJATMIKO

Berita terkait

3 Abad Lebih Kabupaten Bojonegoro, Ini Deretan 7 Kuliner Khasnya Wajib Dicicipi

21 Oktober 2023

3 Abad Lebih Kabupaten Bojonegoro, Ini Deretan 7 Kuliner Khasnya Wajib Dicicipi

Kabupaten Bojonegoro punya hari jadi pada 20 Oktober 1677 silam, atau genap berusia 346 tahun. Ini kuliner yang wajib dicicipi jika mengunjunginya.

Baca Selengkapnya

Kabupaten Bojonegoro Menapaki 346 Tahun, Berikut 6 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

20 Oktober 2023

Kabupaten Bojonegoro Menapaki 346 Tahun, Berikut 6 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi

Kabupaten Bojonegoro juga memiliki sejarah, kuliner, dan sumber daya alam melimpah yang banyak dijadikan sebagai obyek pariwisata.

Baca Selengkapnya

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Bulog Gandeng Pemkab Bondowoso dan Bojonegoro Ciptakan Ekosistem Pangan Kondusif

3 November 2022

Bulog Gandeng Pemkab Bondowoso dan Bojonegoro Ciptakan Ekosistem Pangan Kondusif

Kerja sama ini terkait penyediaan, pendistribusian dan stabilisasi produk pangan di dua wilayah tersebut.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya