Ada Pawang Hujan di Pertunjukan Wayang Layang

Reporter

Minggu, 1 Mei 2016 14:41 WIB

Pertunjukan wayang layang L'Oiseau membuka Printemps Francais 2016. dok. IFI

TEMPO.CO, Jakarta - Pertunjukan wayang layang L’Oiseau (The Bird) berlangsung sukses di pelataran Plaza Senayan, Jakarta, Sabtu malam, 30 April 2016. Pertunjukan ini memukau ratusan penonton, meski cuaca mendung sempat membuat para seniman penampil dan penonton was-was.

Sejak sore, mendung sudah menggantung di langit Jakarta. Menjelang pertunjukan bahkan sempat turun gerimis. "Cuaca--hujan dan angin memang menjadi tantangan kami," ujar Anne Bitran, Sutradara Les Remoulers sebelum pertunjukan, Sabtu, 30 April 2016.

Demi kelancaran pertunjukan, panitia juga menggunakan jasa pawang hujan. Bitran mengaku cukup kagum dengan kepiawaian pawang hujan. Dia bertemu seorang pawang hujan bernama Agustina di Keraton Yogyakarta.

Ketika menggelar pertunjukan di Yogyakarta, Bitran menyaksikan sendiri bagaimana hujan turun sebelum dan setelah pertunjukan. "Sangat penting untuk kami, dan berhasil. Sesaat dia pergi, hujan turun." ujarnya.

Pertunjukan wayang layang merupakan hasil kolaborasi tiga seniman Prancis dari kelompok Les Remouleurs dan beberapa seniman Indonesia seperti Heri Dono, Senyawa, Marjinal Kolektif, kelompok wayang Motekar. Pertunjukan ini membuka festival seni budaya Prancis -Indonesia, Printemps Francais 2016 yang diselenggarakan Institut Francais d'Indonesie (IFI).

Bitran bersama tiga pemain lain mengendalikan layang-layang dengan 14 balon helium di tubuhnya. Mereka bergerak dengan iringan instrumen, vokal, dan musik dari Senyawa. Di layang-layang berbentuk burung itulah, lewat proyektor, citraan sketsa dan lukisan dari para seniman Indonesia disemprotkan. Lukisan dan sketsa itu, menurut Bitran, merupakan pesan yang ingin disampaikan, digali dan dikreasikan bersama oleh para seniman.

Penonton melihat citraan di layang-layang yang dibagi dalam lima babak cerita dan gambar yang berbeda. Sayangnya citraan ini tak bisa dinikmati dengan maksimal karena area di sekitar tempat pertunjukan terlampau terang. "Lampu dan suara di sekitar juga menjadi tantangan kami, karena masih cukup terang dan ramai," ujar Bitran.

Bitran pun membandingkan pertunjukan malam itu dengan pengalaman pentas pertama mereka di Yogyakarta. "Di Jogja ideal, suasana gelap, jadi citraan maksimal, tidak ramai juga," ujar Rully Shabara, anggota Senyawa menambahkan.

Meskipun demikian, Bitran merasa senang bisa berkolaborasi dengan para seniman Indonesia yang punya banyak kreativitas. Para personil Senyawa juga mengatakan belajar banyak dari para seniman mancanegara ini. Rencananya, setelah di Jakarta, pada 4 Mei 2016 mereka akan tampil di Surabaya, dilanjutkan ke Bandung pada 7 Mei 2016 dan Bali pada 10 Mei 2016.

DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

22 Oktober 2023

Asyiknya Merakit Gundam Plastik

Berawal dari anime serial Gundam, banyak orang tertarik merakit model kit karakter robot tersebut.

Baca Selengkapnya

Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

30 Juni 2023

Khadir Supartini Gelar Pameran Tunggal "Behind The Eye"

Pameran seni kontemporer ini dibuka untuk umum tanpa reservasi dan tidak diperlukan biaya masuk.

Baca Selengkapnya

Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

28 Agustus 2021

Kritik Dogma Seni Kontemporer, Zazu Gelar Pameran Tunggal di Orbital Dago

Zahra Zubaidah tidak menyangka, sekolah seni ternama itu terbatas hanya mengandalkan seni kontemporer.

Baca Selengkapnya

Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

8 Juli 2021

Artjog MMXXI Digelar, Terapkan Konsep Pameran Luring dan Daring

Menparekraf Sandiaga Uno mengapresiasi penyelenggaraan Artjog sebagai ruang yang mempertemukan karya seni para seniman dengan publik secara luas.

Baca Selengkapnya

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

20 Februari 2021

Pertunjukan Daring: Gamelan, Bondres Bali, dan Nasib Pertunjukan Seni Tradisi

Omah Wulangreh menggelar pertunjukan seni dan budaya Pusaka Kita. Menampilkan musik gamelan Tari Legong Semaradana.

Baca Selengkapnya

Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

28 Juli 2019

Sutradara Riri Riza Juga Bisa Bikin Seni Instalasi, Ada di Artjog

Seni instalasi karya Riri Riza bersama seniman lainnya berjudul Humba Dreams (un) Exposed ditampilkan di Artjog 2019 di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Buka Artjog 2019, Bicara Populasi dan Toleransi

26 Juli 2019

Sri Mulyani Buka Artjog 2019, Bicara Populasi dan Toleransi

Menteri Keuangan Sri Mulyani membuka Artjog 2019 dan berbicara di panggung selama 10 menit tanpa teks.

Baca Selengkapnya

Fakta Cooke Maroney, Art Dealer Tunangan Jennifer Lawrence

7 Februari 2019

Fakta Cooke Maroney, Art Dealer Tunangan Jennifer Lawrence

Tunangan Jennifer Lawrence, Cooke Maroney, adalah seorang art dealer seni kontemporer. Ia pernah bekerja dengan beberapa tokoh seni Amerika.

Baca Selengkapnya

Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

7 Oktober 2018

Nuit Blanche Taiwan 2018, Museum Tanpa Dinding

Sejak Sabtu malam hingga pagi hari, pengunjung Nuit Blanche dapat menikmati 70 pertunjukan dan 43 instalasi seni yang tersebar di kota Taipei, Taiwan.

Baca Selengkapnya