Dodong Kodir, Seniman Alat Musik dari Sampah, Tutup Usia  

Reporter

Kamis, 7 Januari 2016 14:52 WIB

Dodong Kodir. djarumcoklat.com

TEMPO.CO, Bandung - Seniman dan pembuat instrumen musik dari limbah sampah, Dodong Kodir, 64 tahun, meninggal pada Kamis, 7 Januari 2016, sekitar pukul 00.15 WIB di Bandung. Ia dimakamkan di daerah Dago diiringi kerabat dan seniman Bandung.

Menurut seniman Iman Soleh, Dodong sekitar setahun lalu terkena stroke. Sempat keluar-masuk rumah sakit dan menjalani perawatan di rumahnya. Meski sakit, Dodong masih aktif berbincang soal instrumen berbahan limbah sampah. “Beliau seniman langka, membuat instrumen musik yang tidak konvensional,” ujar Iman Soleh, Kamis, 7 Januari 2016.

Iman menyimpan pengalaman berkesan ketika Dodong dan kelompok musiknya, Lungsuran Daur, tampil di sanggar seninya, Celah-celah Langit, untuk memainkan musik dari beragam instrumen berbahan limbah sampah. “Yang paling saya suka ucapannya, ‘masa depan adalah milik orang-orang kreatif’,” kata Iman. Dia pun kagum atas kerendahan hati Dodong yang telah melanglang ke berbagai negara untuk memainkan peralatan musik kreasinya itu.

Dodong telah tampil di berbagai negara, seperti Vietnam, Jepang, Denmark, Perancis, dan Yunani, untuk pentas sekaligus memamerkan instrumen musiknya. Buah labu kering yang dipasangi kawat pegas, misalnya, jika diputar bisa menghasilkan suara angin ribut. Ketika dihentakkan di udara, suaranya berubah menjadi ledakan besar. ”Ini tornadong, tornado buatan Dodong,” katanya kepada Tempo ,16 Juni 2009. Saat itu ia mengenalkan alat-alat buatannya di sela konferensi internasional tentang energi dan lingkungan di Aula Barat Institut Teknologi Bandung.

Seniman kelahiran 8 November 1951 itu telah menghasilkan sedikitnya 100 alat musik dan efek suara. Mantan pemain gamelan di Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Bandung sejak 1990 itu bisa menjadikan potongan pipa paralon seperti flute. Ada juga alat musik kecapi yang badannya berasal dari tabung mesin cuci dan buah waluh kukuk kering, yang mirip kentongan melengkung, menjadi seperti bass dengan tiga senar.

Pria yang tinggal Jalan Cisitu Lama, Kota Bandung, itu mengelompokkan karyanya sebagai alat petik, gesek, tiup, dan tepuk. Selain sebagai alat musik, fungsinya untuk menghasilkan efek suara, seperti angin, petir, dan air. Dia menciptakan berbagai alat musik dan efek suara ini berawal dari kejenuhan memainkan gamelan.

Pada 1996, dia mulai menciptakan alat musik dan bunyi-bunyian baru. Belajar secara autodidak, dia memanfaatkan barang-barang bekas untuk membuat alat musik. Selain murah, dapat mengurangi sampah.”Artistiknya pun tinggal meneruskan saja,” ujarnya.

Pengerjaan alat dilakukan setelah bahan-bahan terkumpul. Awalnya, istri dan anak-anak keberatan karena rumah mereka seperti tempat sampah. Pencarian bahan dilakukannya ketika punya duit. Salah satu lokasi buruannya adalah pasar loak onderdil di Jalan Astana Anyar, Bandung.

Dodong pernah bercita-cita untuk terus memperkenalkan alat ciptaannya dan berkampanye mengurangi limbah sampah serta membuat museum. Beberapa alat musiknya mengisi museum di Madrid, Spanyol, dan Yunani.




ANWAR SISWADI

Berita terkait

Rumah Dinas Wali Kota Bandung Dijadikan Objek Wisata Akhir Pekan

5 hari lalu

Rumah Dinas Wali Kota Bandung Dijadikan Objek Wisata Akhir Pekan

Masyarakat atau wisatawan bisa mengunjungi Pendopo untuk wisata sejarah Kota Bandung, dibatasi 100 orang per hari.

Baca Selengkapnya

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal, Sempat Dirawat Dua Bulan di RSCM

6 hari lalu

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal, Sempat Dirawat Dua Bulan di RSCM

Almarhum Fadil Zumhana akan dimakamkan pada hari ini di TPU Poncol-Bekasi.

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

14 hari lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

14 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

21 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

22 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

32 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

36 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

41 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

11 Maret 2024

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya