Seni Grafis Indonesia Terseok-seok di Kancah Dunia  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 8 November 2015 14:48 WIB

Salah satu karya grafis pada pameran tunggal seni cetak grafis Moel Soenarko dengan tema Aku Dan Dunia di Galeri STDI, Bandung, Jawa Barat, Kamis (4/4). TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Yogyakarta - Dua sosok manusia, yang satu berbaju merah dan satunya berbaju gelap, berdampingan. Seolah saling berkaca, salah satu sosok itu menjadi bayangan atas sosok yang lain. Bedanya, sosok yang menjadi bayangan bukan memunculkan wajah yang sama, melainkan seluruh tubuhnya dibebat koran dan diikat dengan tali. Keduanya sama-sama meletakkan tangan kanannya di dada. Pewarnaan yang gelap memunculkan sisi kelam dari lukisan grafis itu. Sedangkan gumpalan-gumpalan awan putih berarak di atas kepala mereka.

“Yang menarik, teknik grafisnya sempurna. Dia pakai teknik etsa (etching) dan berwarna,” kata salah satu juri Kompetisi Internasional Trienale Seni Grafis Indonesia 2015, Syahrizal Pahlevi, saat dihubungi Tempo melalui telepon seluler, Ahad, 8 November 2015.

Karya seni grafis yang disanjung Syahrizal itu adalah karya seniman grafis asal India, Jayanta Naskar, yang menjadi pemenang kompetisi Indonesia yang pertama kali digelar berskala internasional. Empat kompetisi sebelumnya diadakan untuk tingkat nasional. Dan karya yang diberi judul Reinvention of Myself itu menyisihkan 29 finalis lain. Selain dari Indonesia dan India, para finalis berasal dari Australia, Argentina, Kanada, Italia, Puerto Rico, Thailand, dan Turki. Karya-karya pemanang yang diumumkan pada 13 Oktober 2015 lalu di Jakarta itu kini tengah dipamerkan di Bentara Budaya Yogyakarta pada 6-14 November 2015.

Teknik etsa, menurut Syahrizal, jarang dipakai seniman grafis Indonesia. Teknik itu menggunakan pelat tembaga, baja, atau seng sebagai media klise. Sedangkan klise dibuat dengan larutan nitrat yang mempunyai sifat korosif terhadap tembaga. “Seniman grafis Indonesia kebanyakan masih pakai teknik cukil kayu. Lebih murah, mudah, dan tidak perlu dicetak,” kata Syahrizal, yang juga seorang pegrafis.

Masih bisa dihitung dengan jari yang menggunakan teknik etsa. Begitu juga teknik lithografi, yang biasa digunakan seniman grafis di Bandung. Karena itu, teknik yang dipakai seniman Indonesia kurang variatif. Meskipun dari 355 karya yang dikirim 198 pegrafis yang mendaftar dari 21 negara, hanya seperempatnya yang berasal dari luar negeri. Dengan kata lain, pegrafis Indonesia jauh mendominasi.

“Tapi untuk tampil dalam kompetisi dunia, pegrafis Indonesia belum siap,” kata Syahrizal.

Namun, paling tidak, Indonesia masih patut berbangga hati. Hal itu lantaran seorang pegrafisnya, Muhlis Lugis, mampu duduk di peringkat ketiga. Peringkat kedua dipegang pegrafis asal Thailand, Puritip Suriyapratapan, yang menggunakan teknik litografi untuk karyanya yang berjudul Our Whole Life Searching.

Karya Muhlis itu mengangkat judul Addiction, yang dinilai sudah terlalu umum bagi Syahrizal. Teknik yang dipakai pun cukil kayu. Namun yang menarik adalah gagasannya yang dinilai kreatif. Pada karya berukuran 55 x 72 sentimeter itu, Muchlis menampakkan grafis sosok gemuk yang tengah berbaring dengan satu kaki ditopangkan pada lutut kaki lainnya. Kedua tangannya sibuk memegang gadget. Saking kecanduannya, kepala yang notabene berisi otak untuk berpikir pun diubahnya menjadi sebuah tangan yang tengah memegang gadget pula.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

3 hari lalu

Aktivis Laporkan Pj Wali Kota Yogyakarta ke Gubernur DIY hingga Ombudsman, Ini Alasannya

Koalisi Pegiat HAM dan Anti Korupsi melaporkan Pj Wali Kota Yogyakarta Singgih Rahardjo ke Gubernur DIY, Mendagri, KPK dan Ombudsman

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

11 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

14 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Pameran Terbaru Seniman AD Pirous Masih Berlangsung di Rumahnya

15 hari lalu

Pameran Terbaru Seniman AD Pirous Masih Berlangsung di Rumahnya

Tanpa karya lukisan, menurut Jorghi pada pameran itu juga ditampilkan karya seni grafis AD Pirous sebelum bergabung di Decenta.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

26 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

Perum Damri Buka Lowongan Kerja sebagai Staf Desain Grafis untuk lulusan S1

27 hari lalu

Perum Damri Buka Lowongan Kerja sebagai Staf Desain Grafis untuk lulusan S1

Perum Damri membuka lowongan kerja sebagai staf desain grafis. Pendaftaran berlangsung hingga Senin, 8 April 2024.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

30 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

50 hari lalu

BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

56 hari lalu

Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.

Baca Selengkapnya

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

57 hari lalu

Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.

Baca Selengkapnya