'Kebaya Pengantin' Nia Dinata Jadi Perbincangan di Den Haag  

Reporter

Jumat, 2 Oktober 2015 20:16 WIB

Film Kebaya Pengantin yang dibuat oleh Nia Dinata. twitter.com

TEMPO.CO, Den Haag - Film pendek berjudul Kebaya Pengantin karya sutradara Nia Dinata jadi pembuka acara “Indonesian Film Screening" di Filmhuis Den Haag, Belanda, Rabu, 30 September 2015. Film pendek bertema transgender dengan durasi 15 menit ini adalah satu di antara 6 film yang diputar di bioskop Filmhuis Den Haag selama 3 hari berturut-turut.

Nia mengaku senang dan bangga karena film-filmnya bisa diputar dan dinikmati masyarakat Belanda. Terlebih, film-film yang diputar harus melewati seleksi ketat. "Kebetulan, direktur di sini sudah pernah menonton film saya yang berjudul Berbagi Suami, jadi dianggap layak. Nah syarat selanjutnya, pihak Filmhuis meminta produksi saya yang terbaru. Kebetulan, pada 2014, saya memproduksi film Baju Pengantin ini,” ujarnya.

Kebaya Pengantin adalah satu film kompilasi yang diproduksi Nia bersama enam sutradara perempuan dari negara ASEAN, yaitu Thailand, Singapura, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Brunei. Film ini didanai Girls Womans Fondation pada 2014. Masing-masing sutradara mendapat budget sebesar Rp 120 juta dan film tersebut harus selesai dalam waktu 3 bulan karena akan ditayangkan pada Hari Perempuan Sedunia.

“Dengan masa shooting 2 hari dan 20 kru, film ini akhirnya rampung juga,” kata Nia. Menurut dia, karena masa putarnya sudah lewat satu tahun, film itu sudah bisa dipreteli dan menjadi hak si pembuat film. "Makanya film pendek film ini yang saya tampilkan.”

Menurut Nia, kegiatan diplomasi budaya melalui film ini merupakan bentuk promosi yang paling efektif dan murah dari segi biaya. Dia cukup membayar tiket satu-dua orang. Filmnya juga bisa dibuat dalam bentuk data digital. "Meskipun yang paling bagus adalah film dalam format pita film 35 mili, itu kan cukup berat dan tentu saja mahal. Jadi enggak apa-apa juga kalau dalam bentuk seperti sekarang. Praktis dan murah. Dan yang paling penting bahwa masyarakat Belanda jadi lebih mengenal Indonesia dan perkembangan budayanya," katanya.

Azis Nurwahyudi, atase penerangan sosial dan budaya KBRI, mengatakan, melalui film-film yang diputar di bioskop di Belanda, masyarakat belanda jadi tahu bahwa Indonesia itu sudah berkembang. Termasuk industri filmnya. "Selama ini kan yang terkenang dalam benak masyarakat Belanda adalah Indonesia zaman dulu. Jadi diplomasi budaya lewat seni film ini penting," ujarnya.

Maik, warga Belanda pemenang lomba pidato berbahasa Indonesia, mengatakan, dalam film ini, dia melihat Indonesia sekarang sudah sangat berkembang. Terutama dalam nilai budaya yang berkembang di masyarakatnya. “Kalau di Belanda, kita bisa melakukan dan bicara tentang semua hal karena Belanda sudah sangat bebas. Sedangkan di Indonesia, hal-hal yang dulunya sangat tertutup untuk dibicarakan, sekarang bahkan bisa dilihat dan dipublikasikan melalui film," ujarnya.

Bukan hanya pemutaran film, pada hari ketiga kegiatan ini, Nia juga berdiskusi tentang perkembangan film Indonesia dengan mahasiswa dan para pembuat film muda di Wageningen. Acara yang dihadiri sekitar 100 undangan ini digelar di ruang Theater 1, tepat pukul 18.30 waktu setempat.

Film Kebaya Pengantin berkisah tentang seorang transgender (pria yang menjadi wanita) bernama Sandy (Atiqah Hasiholan), yang berpacaran dengan Farid (Lukman Sardi). Keduanya bekerja di perusahaan penjahit baju pengantin. Dalam waktu dekat, Farid akan menikah dengan seorang wanita di kampung halamannya. Meskipun sedih dan kecewa, toh Sandi dengan rela menjahitkan baju pengantin buat mempelai perempuan. Bahkan Sandy juga yang mendandani pengantin sampai ke pelaminan. Secara emosi, ada pergulatan batin saat Sandy membuat baju kebaya yang seharusnya dipakai Sandy di pelaminan dan menikah dengan Farid.

Di Belanda, Filmhuis adalah pusat keebudayaan dan seni yang ada di beberapa kota di Belanda. Di dalamnya ada kafe, ruang untuk pertunjukan, dan lain-lain. Beberapa ruang teater (bioskop) masing-masing memiliki kapasitas 100 orang. Bioskop nonkomersial hanya memutar film indie atau festival dari seluruh dunia.

YUKE MAYARATIH (DEN HAAG)

Berita terkait

Ingin Membuat Film? Kenali 5 Tahap Produksi Ini

5 Mei 2023

Ingin Membuat Film? Kenali 5 Tahap Produksi Ini

Pembuatan film memiliki 5 tahap, yakni pengembangan, pra-produksi, produksi, pasca-produksi, dan distribusi.

Baca Selengkapnya

3 Film Indie Terbaik Pilihan Forum Film Jawa Barat 2022

29 Desember 2022

3 Film Indie Terbaik Pilihan Forum Film Jawa Barat 2022

Penghargaan itu diberikan Forum Film Jawa Barat di ruang Auditorium Bandung Creative Hub pada Selasa, 27 Desember 2022.

Baca Selengkapnya

Minikino Film Week 4, Ada Pengenalan Teori Akting

7 Oktober 2018

Minikino Film Week 4, Ada Pengenalan Teori Akting

Sederet sineas Tanah Air dan mancanegara ikut meramaikan festival film pendek Minikino Film Week 4 di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Mobil Bekas dan Malila Bakal Diputar di FMM 2018

28 Februari 2018

Mobil Bekas dan Malila Bakal Diputar di FMM 2018

Tujuh film Indie tampil di FMM 2018 ditemani musik dari Rental Video

Baca Selengkapnya

Pudarnya Paradigma Hollywood-sentris di Dunia Perfilman

29 November 2017

Pudarnya Paradigma Hollywood-sentris di Dunia Perfilman

Produser di beberapa negara mulai fokus menggarap film-film yang mengandung nilai-nilai lokal, tak lagi berkiblat pada Hollywood

Baca Selengkapnya

Warga Kota Besar Mulai Tertarik Nonton Film di Bioskop Alternatif

18 September 2017

Warga Kota Besar Mulai Tertarik Nonton Film di Bioskop Alternatif

Banyak penonton yang merasa film yang ditawarkan bioskop alternatif berbeda dengan bioskop jaringan.

Baca Selengkapnya

Dua Sekolah Ini Jadi Pemenang Kompetisi Kid Witness News  

7 Februari 2017

Dua Sekolah Ini Jadi Pemenang Kompetisi Kid Witness News  

Sebagai pemenang, dua sekolah ini akan mewakili Indonesia di Kid Witness News tingkat global.

Baca Selengkapnya

Menteri Rudiantara dan Muhadjir Nonton Film Lentera Maya

3 Februari 2017

Menteri Rudiantara dan Muhadjir Nonton Film Lentera Maya

Menteri Rudantara dan Muhadjir menggalakkan literasi digital.

Baca Selengkapnya

Erix Soekamti Luncurkan Film Perjalanan ke Indonesia Timur  

23 Januari 2017

Erix Soekamti Luncurkan Film Perjalanan ke Indonesia Timur  

Anggota band Endang Soekamti, Erix, membuat video dokumenter perjalanannya dengan kapal pinisi ke Indonesia timur.

Baca Selengkapnya

Rio Dewanto Luncurkan Film Dokumenter Konflik Agraria  

17 Januari 2017

Rio Dewanto Luncurkan Film Dokumenter Konflik Agraria  

Konflik agraria di Langkat menarik perhatian Rio Dewanto.

Baca Selengkapnya