Biennale Terracotta Digelar di Kasongan

Reporter

Minggu, 17 Mei 2015 04:15 WIB

Karya seniman yang akan dipamerkan dalam Biennale Terracota 2015 di Sungai Bedog, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. TEMPO/Shinta Maharani

TEMPO.CO , Yogyakarta:Perhelatan seni rupa terakota, Biennale Terracotta 2015, akan digelar untuk pertama kalinya di tepian Kali Bedog, Kasongan, Bantul. Dalam ajang yang mengambil judul “Art on The River” ini karya seni rupa berbahan tanah liat akan dipajang sejauh 1 kilometer.

Menurut Noor Ibrahim, penggagas Biennale Terracotta 2015, terdapat 55 seniman Indonesia dan 15 seniman dari luar negeri yang akan memajang hasil karya seninya. “Dengan perahu yang didesain khusus, pengunjung bisa menikmati karya seni yang dipajang di pinggir Kali Bedog,” kata dia di rumahnya, di kawasan desa budaya Gesik, Kalipucang, Kasongan, Bantul, Rabu lalu.

Karya seniman Indonesia yang dipamerkan di antaranya ciptaan Djoko Pekik, pematung Edhi Sunarso, Dicky Chandra, Hari Budiono, Teguh Ostenrik, dan Kondang Sugito. Sedangkan seniman luar negeri yang terlibat antara lain dari Swedia, Jepang, Italia, Jerman, Inggris, Serbia, Slovakia, dan Hungaria.

Noor mengatakan Biennale Terracotta sengaja mengangkat media terakota sebagai media utama karya seni karena sejarah Indonesia yang kaya akan budaya dan seni tanah liat. Hal itu pulalah yang menginspirasinya untuk mendirikan Terracotta Biennale Foundation.

Sungai dipilih sebagai ruang pameran karya seni terakota karena sejarah dan budaya Indonesia tumbuh dari tepian sungai. Tapi, sekarang, kata dia, banyak sungai di Indonesia yang mulai ditinggalkan dan dipenuhi sampah. Penyelenggaraan Biennale Terracotta 2015 ini diharapkan mampu mengembalikan kejayaan sungai sebagai fungsi penyeimbang dan harmonisasi dengan alam. “Sungai menjadi urat nadi bumi, sumber ekonomi, dan transportasi,” katanya.

Karya para seniman dibuat di pendopo tak jauh dari rumah Noor Ibrahim. Satu di antaranya adalah karya seniman Kondang Sugito berbentuk kura-kura raksasa. Ia memberi judul karya itu Apa Kabar. Ia membubuhkan tulisan aksara Cina yang punya arti ni hau ma atau apa kabar dalam bahasa Indonesia di tubuh kura-kura itu. Noor ingin menggambarkan adanya akulturasi budaya lewat tulisan tersebut.

Kura-kura dipilih karena menyimbolkan binatang yang punya umur panjang dan lamban. Selain satu kura-kura raksasa, Sugito menciptakan 100 kura-kura mini. “Saya membuatnya selama dua minggu,” kata dia. Semua bahan yang ia gunakan adalah tanah liat dari Kasongan. Kura-kura raksasa miliknya kini tinggal melalui proses pembakaran.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

43 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya