Di Balik Java Jazz, dari Artis Rewel hingga Teroris  

Reporter

Editor

Kurniawan

Jumat, 6 Maret 2015 06:58 WIB

Aksi panggung Jamie Cullum pada hari pertama "Java Jazz 2014" di Jakarta, (28/2). Semua ia lakukan tanpa ragu, sangat menghibur dan terdengar padu-mengasyikan. ANTARA/Fanny Octavianus

TEMPO.CO, Jakarta - Banyak kisah menarik yang dikenang Koordinator Program Java Festival Production Eki Puradiredja selama lebih dari satu dekade perhelatan Java Jazz. Tak hanya sebagai panitia pelaksana, hampir tiap tahun penyelenggaraan festival, Eki harus menjamu para artis layaknya pemandu wisata.

Inilah tiga pengalaman Eki selama berada di balik panggung Java Jazz.

Menonton Bareng Gilles Peterson

Salah satu pengalaman yang, menurut dia, selalu dikenang adalah saat menemani disc jockey dunia Gilles Peterson. Eki bercerita, saat itu Gilles baru selesai manggung. Dia lalu diminta oleh Gilles untuk dipandu menonton Java Jazz.

Tibalah mereka pada special show James Brown. "Ya, bayangin aja. Saya nonton artis dunia bareng sama artis dunia juga," kata Eki saat dihubungi pada Kamis, 5 Maret 2015.


James Brown Menolak Hotel


Eki juga punya pengalaman menarik saat menghadapi James Brown pada 2005. Pelantun lagu Try Me itu memiliki permintaan aneh.

Saat itu Java Jazz masih diselenggarakan di Jakarta Convention Center. Semua artis bersedia menginap di Hotel Sultan, yang bersebelahan dengan tempat konser, tapi tidak demikian dengan James Brown. "Dia minta hotelnya terpisah dengan artis lain tanpa alasan yang jelas," kata Eki.


Terancam Terorisme


Pengalaman lain yang menurut dia cukup berkesan adalah saat penyelenggaraan pertama Java Jazz pada 2005. Selain masih minim pengalaman, kondisi Indonesia juga belum benar-benar aman. Terorisme dan tsunami Aceh membuat beberapa negara mengeluarkan travel warning bagi warganya.

Kondisi ini, kata Eki, mempersulit panitia untuk meyakinkan para pengisi acara, yang umumnya berasal dari mancanegara. Untungnya, para artis tak banyak terpengaruh. "Mereka profesional, bahkan kagum dengan animo penonton," ujarnya.

Keikutsertaan para pengisi acara, kata Eki, juga tak lepas dari campur tangan bos Java Jazz, Peter Gontha. Peter mampu meyakinkan para artis bahwa Indonesia adalah negara yang aman. Bahkan Java Jazz saat itu juga digunakan sebagai branding image Indonesia yang sedang mengalami penurunan citra di mata dunia.


Musikus Jazz Ketagihan


Kerja keras mereka berbuah hasil. Tak hanya mampu mendatangkan artis mancanegara, kepercayaan dunia juga meningkat. Bahkan beberapa pengisi acara selalu menawarkan untuk menjadi bintang tamu pada tahun selanjutnya. "Ron King, misalnya. Dia hampir tiap tahun minta datang, juga James Morrison."

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

8 hari lalu

Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.

Baca Selengkapnya

Tiket Snoh Aalegra di Spesial Show Java Jazz Festival Lebih Mahal Dibanding Laufey, Segini Harganya

24 hari lalu

Tiket Snoh Aalegra di Spesial Show Java Jazz Festival Lebih Mahal Dibanding Laufey, Segini Harganya

Harga tiket special show di Java Jazz Festival antara Snoh Aalegra dan Laufey berbeda Rp 150 ribu.

Baca Selengkapnya

Mengenal Snoh Aalegra, Penyanyi Swedia yang akan Tampil di Java Jazz Festival 2024

25 hari lalu

Mengenal Snoh Aalegra, Penyanyi Swedia yang akan Tampil di Java Jazz Festival 2024

Penyanyi Swedia, Snoh Aalegra masuk dalam deretan penampil bersama Laufey di Java Jazz Festival 2024 di JIExpo Kemayoran pada 26 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Java Jazz Festival Umumkan Nama Baru, Snoh Aalegra Jadi Tamu Special bersama Laufey

27 hari lalu

Java Jazz Festival Umumkan Nama Baru, Snoh Aalegra Jadi Tamu Special bersama Laufey

Dalam unggahan Java Jazz 2024, terlihat nama Snoh Aalegra berada di deretan paling atas spesial show.

Baca Selengkapnya

Kata Dewi Gontha Soal Festival Musik Indonesia yang Lebih Berkembang dari Singapura

41 hari lalu

Kata Dewi Gontha Soal Festival Musik Indonesia yang Lebih Berkembang dari Singapura

Perwakilan penyelenggara Java Jazz Festival, Dewi Gontha mengungkapkan bahwa Singapura menyontek festival musik Indonesia.

Baca Selengkapnya

Line Up Java Jazz Festival 2024 hingga Alasan Laufey Tampil di Spesial Show

41 hari lalu

Line Up Java Jazz Festival 2024 hingga Alasan Laufey Tampil di Spesial Show

Line up Java Jazz Festival 2024 fase kedua telah diumumkan dengan Laufey sebagai penampil di spesial show.

Baca Selengkapnya

Bantah Bruno Mars dan Katy Perry akan Tampil di Java Jazz Festival, Promotor: Kesalahan Teknis

42 hari lalu

Bantah Bruno Mars dan Katy Perry akan Tampil di Java Jazz Festival, Promotor: Kesalahan Teknis

Dewi Gontha mengklarifikasi bahwa Bruno Mars dan Katy Perry tidak akan tampil di Java Jazz Festival 2024.

Baca Selengkapnya

Laufey Kembali ke Jakarta untuk Java Jazz Festival 2024, Kini sebagai Special Show

19 Desember 2023

Laufey Kembali ke Jakarta untuk Java Jazz Festival 2024, Kini sebagai Special Show

Datang lagi ke Jakarta, Laufey akan meriahkan Special Show Java Jazz Festival 2024 hari kedua.

Baca Selengkapnya

Peter F Gontha Sebut Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Bisa Akhiri Politik Cebong Vs Kampret

7 September 2023

Peter F Gontha Sebut Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar Bisa Akhiri Politik Cebong Vs Kampret

Peter F Gontha menyatakan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar merupakan pilihan Surya Paloh untuk mengakhiri politik cebong vs kampret.

Baca Selengkapnya

Peter F Gontha Bongkar Alasan Surya Paloh Pilih Muhaimin Iskandar jadi pendamping Anies Baswedan

7 September 2023

Peter F Gontha Bongkar Alasan Surya Paloh Pilih Muhaimin Iskandar jadi pendamping Anies Baswedan

Surya Paloh sudah lama melihat potensi kelompok nasionalis tradisional religius yang direpresentasi kaum santri dari lingkungan NU.

Baca Selengkapnya