Perupa Heri Dono Pamer Trokomod dan Perahu Arwah  

Reporter

Rabu, 25 Februari 2015 17:54 WIB

"Kampanye Partai Binatang" karya Heri Dono.

TEMPO.CO, Jakarta - Trokomod bukan satu-satunya karya yang akan dipamerkan Heri Dono dalam Venice Biennale ke-56 di Italia. Heri terpilih sebagai satu-satunya seniman Indonesia yang akan memamerkan karyanya di paviliun Indonesia dalam pameran yang bakal digelar Mei-November 2015 ini. Heri juga membuat instalasi Perahu Arwah. Sementara Trokomod digarap di Bandung, Perahu Arwah dibuat di studionya di Kalasan, Gamping, Yogyakarta. Seniman lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu pun harus bolak-balik Bandung-Yogyakarta untuk menyelesaikan kedua karya tersebut.

Dalam Perahu Arwah, Heri Dono membuat sembilan perahu berbahan aluminium. Setiap perahu memiliki panjang 2 meter dengan buritan selebar 50-60 sentimeter. Saat ini, perahu-perahu dengan haluan mengerucut itu hampir selesai dikerjakan para tukang. Di geladak terpasang sebatang logam beralas fiber. Wujudnya mirip logam gamelan, gender yang lengkap dengan kayu penabuhnya. Heri Dono juga memasang lampu di dinding geladak dan baling-baling di belakang buritan.

Asmudjo, yang bertugas sebagai anggota dewan penasihat artistik, menjelaskan, sesuai dengan ciri khasnya, Heri Dono juga memasang kepala dan sayap di perahunya. Sepasang sayap dari kasa dan kerangka aluminium sepanjang 50 sentimeter dipasang di kanan dan kiri lambung haluan. Kedua sayap itu terhubung oleh seutas tali pada sebuah roda yang terpasang di atas geladak haluan. Putaran roda akan menggerakkan sayap itu.

Di kapal itu juga diletakkan patung kepala dengan helm bangsa Viking, lengkap dengan dua tanduk. Bagian tengah helm itu mirip rambut dengan model mohawk. Sedangkan di bawah lambung kapal di pasang benda mirip knalpot mobil. Instalasi itu juga bakal dilengkapi dengan video yang pengerjaannya dimulai sepekan lalu.

Heri Dono memilih komodo dalam instalasi Trokomod bukan tanpa maksud. Selama ini Heri Dono banyak berkarya dengan instalasi serupa dinosaurus dan sejenisnya. Dia menyebutnya “Donosaurus”. “Nah, kita juga memiliki komodo sebagai salah satu unsur lokal. Trokomod ini nanti akan seperti makhluk purba dari masa depan,” ujar Heri Dono seusai konferensi pers di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Jumat, 6 Februari 2015.

Melalui dua karyanya itu, Heri Dono ingin mengajak pengunjung memikirkan kembali hubungan globalisasi dengan budaya lokal. Termasuk di dalamnya sumber sejarah, sosial, politik, mistik untuk melihat posisi Indonesia, dan dia sebagai seniman. Apalagi, menurut seniman kelahiran Jakarta, 12 Juni 1960, ini, selama ini bangsa Timur cenderung dipandang sebelah mata oleh dunia Barat dan global. “Jadi ini semacam serangan balik bahwa Timur tak lagi menjadi obyek, tapi punya suara penting sebagai subyek dalam percaturan global,” ujarnya.

ANWAR SISWADI | ANANG ZAKARIA | DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

43 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya