Keluarga Baud Semula Tak Tahu Tongkat Diponegoro Berharga

Reporter

Selasa, 24 Februari 2015 19:44 WIB

Pengunjung memotret togkat asli Pangeran Diponegoro dalam pembukaan pameran Aku Diponegoro : Sang Pangeran dalam Ingatan, dari Raden Saleh hingga Kini di Galeri Nasional, Jakarta, 5 Februari 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Tongkat ziarah Pangeran Diponegoro akhirnya kembali ke Indonesia setelah lebih dari 183 tahun disimpan keluarga Baud di Belanda. Keturunan Jean Chretian Baud, Gubernur Jenderal Hindia Belanda di Jawa Tengah (1833-1834), menyerahkan tongkat Kyai Cokro itu kepada Pemerintah Indonesia melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies Baswedan, saat pameran Aku Diponegoro, pada 6 Februari lalu di Galeri Nasional.

Tongkat tersebut kini mendampingi dua jimat Pangeran Diponegoro lain yang dipamerkan, yakni Tombak Kyai Rondhan dan Pelana Kuda. Kurator pameran Jim Supangkat, Peter Carey dan Werner Kraus menempatkan jimat-jimat itu di satu ruang yang bernama ruang Arwah. Di dekat tongkat dan tombak ditaburi melati.

Dua keturunan Baud datang sendiri ke Jakarta menyerahkan tongkat. Mereka datang atas bantuan Pemerintah Belanda dan Rijksmuseum untuk membawa barang tersebut ke Indonesia.

“Proses pengembaliannya sangat emosional dan luar biasa. Tapi istimewanya saat penyerahan, benar-benar di luar perkiraan kami,” ujar Erica kepada Tempo melalui surat elektroniknya yang diterima Senin malam, 23 Februari 2015.

Erica menceritakan keluarga mereka semula tak menyadari tongkat ziarah Diponegoro itu adalah benda yang berharga dan spesial. Leluhurnya pun tak pernah menceritakan sesuatu atau berwasiat tentang tongkat itu.

Lalu bagaimana proses pengembalian tongkat itu? Erica itu menceritakan tongkat itu memang benar disimpan keluarga mereka. Seorang kurator Rijksmuseum di Amsterdamlah yang 'menemukan' tongkat itu. “Dia mempelajari arsip-arsip lama dan mempelajari tongkat itu. Dia juga yang menemukan surat di dalam tongkat itu,”ujarnya.

Begitu mengetahui kemungkinan tongkat itu merupakan tongkat milik Diponegoro mereka lalu membawa tongkat itu ke Rijksmuseum untuk diteliti lebih lanjut. Museum lalu mengatur pertemuan keluarga Baud dengan para pakarsejarawan dan antropolog, dan berkonsultasi dengan beberapa orang berbeda di Belanda serta sejarawan Peter Carey di Indonesia.Tongkat itu kemudian dipastikan milik Diponegoro.

Tongkat itu awalnya juga dirampas Belanda saat penyergapan Diponegoro di daerah Gowong. Tongkat lalu jatuh ke tangan cucu komandan perempuan pasukan Diponegoro, Nyi Ageng Serang, Pangeran Adipati Notoprojo. Dia dikenal sebagai sekutu politik bagi Hindia Belanda. Dia pula yang membujuk Ali Basya Sentot Prawirodirjo untuk menyerahkan diri pada Belanda pada 16 Oktober 1829. Adipati Notoprojolah yang menyerahkan Kyai Cokro kepada JC Baud. Tongkat itu diserahkan pada Juli 1834, saat melakukan inspeksi pertama di Jawa Tengah.


DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

34 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

41 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya