Pentas Teater Partisipasif pada Era Media  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Senin, 29 September 2014 17:44 WIB

Teater Garasi saat latihan sebelum pementasan "Tubuh Ketiga".(TEMPO/Heru CN

TEMPO.CO, Yogyakarta - Bau dupa dan bunga mawar menyengat hidung. Seseorang yang berdandan bak pocong berjalan di bawah selasar. Deretan orang berjubah menunduk melihat ke bawah koridor. Sesaat kemudian, satu di antara orang berjubah berteriak histeris seperti orang kesurupan di tengah kegelapan. Ia pun diangkat keluar dari deretan manusia berjubah.

Itulah sebagian pementasan Teater Garasi di Galeri Sarang Building, Kalipakis, Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Pertunjukan ini berlangsung pada 28 dan 29 September 2014. Pentas berjudul Jalan Emas itu mengajak seluruh penontonnya ikut bermain. Mereka bak berada di istana setan. "Kami gunakan partisipasi penonton agar pesannya mudah sampai," kata sutradara Teater Garasi, Yennu Ariendra, seusai pementasan, Ahad malam, 28 September 2014.

Pementasan Jalan Emas memadukan musik dengan soundscape, site specific, teater tari, performance art, dan visual art. Pengunjung berada dalam satu permainan dengan menjalani ritual fiktif demi mencapai kesuksesan finansial. Peserta disuguhi area permainan judi papan atas.

Pada satu ruangan muncul layar bergerak untuk taruhan pacuan kuda. Judi rakyat ditawarkan secara sembunyi-sembunyi di antara rindangnya pepohonan. Suasananya dibuat bak pasar malam. Orang riuh bermain dadu, berjudi uang yang ditarik menggunakan benang dan papan judi.

Pentas malam itu berfokus pada era berkembang pesatnya media. Ide pertunjukan kontemporer berbasis musik muncul dari kegelisahan atas maraknya bisnis yang mengkomersialkan harapan dan fenomena irasionalitas. Misalnya, banyak motivator yang menawarkan jasa itu lewat buku, seminar, sekolah, dan tawaran umrah.

Ada pula bisnis investasi yang menjanjikan kekayaan dengan cepat dan praktek pesugihan. Iming-iming kekayaan biasanya meminjam berbagai ideologi yang hidup di tengah masyarakat, seperti agama, norma, dan etika. “Tujuannya, supaya orang mudah menerima, percaya, dan membenarkan segala aktivitas mereka,” kata penulis naskah sekaligus co-director, Asa Rahmana.

Yennu mengatakan Teater Garasi melakukan riset sejak 2012 di sejumlah tempat ritual sebelum mementaskan teater tersebut. Di antaranya kawasan Pantai Parangkusumo, Bantul; dan Kota Gede, Yogyakarta. Pada Mei 2013, Jalan Emas work in progress #1 dipentaskan di studio Teater Garasi.

Dalam pertunjukan ini, panitia membatasi jumlah peserta yang aktif dalam permainan hanya 48 orang. Mereka juga menyertakan syarat peserta tak boleh bocah di bawah 13 tahun serta bukan penderita penyakit jantung dan epilepsi.

SHINTA MAHARANI




Baca juga:
Kenaikan Harga BBM Bikin SPBU Asing Menjamur
Lintas, Jalur Sukabumi Macet Parah
Demo UU Pilkada, Istana SBY Dianggap Kuburan
Sidang Kode Etik AKBP Idha Endri Diadakan Besok

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

10 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

13 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

50 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

54 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

58 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

11 Desember 2023

Mengenang Harry Roesli dan Jejak Pengaruhnya di Budaya Musik Kontemporer

Pada 11 Desember 2004, musisi Harry Roesli tutup usia. Ia merupakan seorang pemain musik yang dijuluki Si Bengal dan pencipta lagu yang produktif.

Baca Selengkapnya

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

8 Desember 2023

Gunung Merapi Keluarkan Awan Panas, Sejumlah Desa Terkena Dampak

Gunung Merapi di perbatasan antara Jawa Tengah dan Yogyakarta mengeluarkan awan panas guguran.

Baca Selengkapnya

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

8 Desember 2023

Kader PSI Ade Armando Dilaporkan ke Polisi Dijerat UU ITE, Begini Bunyi Pasal dan Ancaman Hukumannya

Politikus PSI Ade Armando dipolisikan karena sebut politik dinasti di Yogyakarta. Ia dituduh langgar Pasal 28 UU ITE. Begini bunyi dan ancaman hukuman

Baca Selengkapnya