Mengintip Kaligrafi dari Korea  

Reporter

Senin, 3 Maret 2014 20:00 WIB

REUTERS/Jo Yong-Hak

TEMPO.CO, Jakarta - Seni kaligrafi tak hanya dimiliki oleh Cina dan Jepang, Korea juga memiliki tradisi serupa. Selain menggunakan huruf Hangul, atau huruf Korea, kaligrafi dari negeri para bintang K-Pop ini juga menggunakan Hanzi, atau aksara Cina.


"Karena itu bila dalam satu tembok dijajarkan kaligrafi Jepang, Cina, atau Korea, mungkin orang awam tidak bisa membedakannya," ujar Sohn In-Sik, seniman kaligrafi Korea, dalam pembukaan pameran kaligrafi bertajuk 'Invitational Exhibition of Korean Modern Calligraphy di Pusat Kebudayaan Korea, Rabu, 26 Februari 2014 lalu. Namun Sohn menyebutkan bahwa kaligrafi yang berkembang sejak kurang lebih dua ribu tahun yang lalu ini memiliki ciri khas dalam isinya, yaitu menggambarkan falsafah hidup dan kepribadian orang Korea.

Sebanyak 36 seniman kaligrafi, termasuk Sohn, ikut berpameran dalam eksibisi yang digelar dari tanggal 26 Februari hingga 11 Maret mendatang ini di Pusat Kebudayaan Korea, Equity Tower, Jalan Jendral Sudirman, Jakarta Selatan. Kaligrafi yang dipamerkan berasal dari tradisi klasik maupun kontemporer.

Sohn misalnya, membawa satu kaligrafi dari tradisi klasik yang menggambarkan suasana tempat tinggalnya di Bogor, yang dihiasi pemandangan pegunungan. Sohn memang telah tinggal di Indonesia selama sepuluh tahun, untuk mengajarkan seni kaligrafi. Secara pribadi, Sohn mengatakan dirinya memang lebih condong pada pendekatan kaligrafi klasik yang menggunakan tinta hitam dan kertas putih.

"Karena menurut saya pribadi warna-warni dapat merampas apa yang ingin saya sampaikan lewat tinta hitam putih," ujar pria 58 tahun yang belajar kaligrafi sejak berumur 9-10 tahun ini. Ia menyebutkan, emosi yang ingin disampaikan lewat kaligrafi bertinta hitam dapat terwujud lewat tebal-tipisnya garis yang digores ke atas kertas.

Namun Sohn menyebutkan kaligrafi kontemporer juga memiliki tempat di Korea, dan beberapa di antaranya ikut dipamerkan dalam eksibisi ini, salah satunya adalah karya Han Thai-sang.

Berbeda dengan kaligrafi klasik yang menggunakan kertas putih dan bertinta hitam, kaligrafi buatan Han menggunakan kertas hitam, dengan tinta berwarna putih dan merah muda. Dalam frame berukuran 60 x 180 sentimeter ini terserak huruf Hangul yang secara acak.

"Kaligrafi juga dapat menggunakan simbol benda-benda seperti matahari atau burung, sehingga membuatnya menjadi seperti lukisan," ujarnya Sohn.

RATNANING ASIH

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

43 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya