Lamalera, Budaya dan Sastra Laut Indonesia

Reporter

Minggu, 29 Desember 2013 18:42 WIB

Perburuan ikan paus di Lamalera. TEMPO/Yohanes Seo

TEMPO.CO, Jakarta - Di Lamalera, pulau Lembata, NTT ada tradisi unik memburu paus yang dilakukan turun-temurun sejak abad ke-16. Warga Lamalera hidup dari perburuan paus. Paus dibagikan kepada warga untuk ditukar jagung, padi, pisang. Bila ada yang mengkhawatirkan mamalia laut itu akan punah, dampaknya sangat kecil.Dan jenis paus ditangkap bukan mamalia yang dilindungi.

Menurut Bona Beding, penulis dan direktur Penerbit Lamalera, ada aturan adat Lamalera untuk tidak menangkap paus yakni, jenis jantan besar dan betina sedang hamil. Dalam diskusi Yayasan Nuswantara Bakti tema Logika Dasar Cara Berpikir Kebudayaan Maritim, di hotel Sultan belum lama ini, Bona mempertanyakan ke depan apakah laut akan diprivatisasi, mengingat sudah ada pulau yang dimiliki perorangan, pembangunan resort bahkan pengeboran yang dilakukan pihak asing di laut.

Laut menurut Bona menjadi pusat moral dan pendidikan,"Dalam kehidupan orang Lamalera, semua kosmologi laut selalu berhubungan denganontologis. Ikan selalu dihayati sebagai hadiah dari Tuhan.Mereka dituntut untuk menjaga keselarasan harmoni antara laut dan daratan," kata dia. (Baca :Borobudur Writer Festival Digelar 17 Oktober 2013)

Laut bagi orang Lamalera adalah ibu mereka yang melahirkan, membesarkan,melindungi, dan memberi hidup. Ia mempertanyakan, jika terjadi privatisasi terhadap laut yang kita miliki lalu bagaimana dengan perkembangan akan masa depan generasi mendatang.

Bona mengatakan, orang Lamalera menyebut diri mereka empunya laut. Ikan, laut beserta seluruh isinya menjadi tanggung jawab mereka. Sehingga mereka memliki tanggung jawab moral untuk menjaga merawat dan melestarikannya.

Jadi mereka tidak memburu atau mencari paus."Kami hanya mengambil apa yang sudah disediakan Tuhan lewat alam," kata Bona yang ayahnya menjadi Lamafa (juru tikam ikan paus sekaligus pemimpin laut).

Ketika para lelaki memburu paus, para ibu di darat juga menjaga perilaku dengan tidak berbicara kotor, bertengkar, dan pintu rumah harus terbuka agar rejeki dari laut menghampiri. Pada musim melaut pada Mei hingga Oktober, para lamafa tak boleh tidur dengan istrinya, bertengkar dengan ibu, saudara perempuan dan istri. "Hasil laut dibagikan kepada para janda dan kaum miskin," kata Bona.

EVIETA FADJAR


Berita Terpopuler
Tip Sewa Mobil untuk Liburan
Gajah Mada Versi Bahasa Inggris di Pasar Dunia
Liburan, Langit Ajak Mahasiswa Buat Novel
Kenapa Remaja Mulai Tinggalkan Facebook

Berita terkait

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

2 hari lalu

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

2 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

4 hari lalu

Cara Perpustakaan Pikat Pembaca Muda

Sejumlah perpustakaan asing milik kedutaan besar negara sahabat di Jakarta berbenah untuk menarik lebih banyak anak muda, khususnya generasi Z.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

16 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

20 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

55 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

8 Maret 2024

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya