Upaya Wayang Digemari Kaum Muda

Reporter

Sabtu, 6 Juli 2013 10:47 WIB

Erlangga Betran Pashandaru, seorang dalang cilik unjuk kebolehan pada Festival Dalang Cilik dan Remaja di Ndalem Yudonegaran, Yogyakarta, Senin (12/11). ANTARA/Noveradika

TEMPO.CO, Jakarta - Dari kalangan yang peduli wayang agar lestari yakni, Pepadi (Persatuan Pedalangan Indonesia), Senawangi (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia), Museum Wayang dan Total Indonesia menyelenggarakan festival wayang mulai 4 Juli hingga 7 Juli 2013 di kompleks kota tua Fatahillah, Jakarta.

Menurut Ki Asman Budi Prayitno, Ketua Panitia FWI 2013, agar terus lestari, pihaknya ingin memperkenalkan beragam wayang yang ada di Indonesia karena wayang menjadi kekayaan tak ternilai termasuk kaya nilai kehidupan.

Selain pameran, untuk melestarikan wayang telah diadakan perlombaan antar dalang dari berbagai provinsi yang diikuti sekitar 13 dalang muda berusia 16 tahun sampai 30 tahun. Mereka berasal dari DKI Jaya, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Jawa Barat, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, dan Sulawesi Tengah.

Beberapa hari sebelumnya, di hotel Gran Sahid diadakan lokakarya pelestarian wayang yang menghadirkan Suparmin Sunjoyo, ketua Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi) dan mantan Sekretaris Jendral Puppetry Association, dalang wayang urban, Nanang HP dan budayawan Taufik Rahzen, penggagas The Royal Panji Society

“Wayang dibiarkan bertarung sendirian melawan budaya global. Indonesia tidak seperti Jepang, Korea, Cina, dan Vietnam yang menjadikan pembangunan karakter menjadi prioritas utama,” kata Suparmin. Meski diakui Suparmin, penyebab turunnya minat generasi musa kepada wayang karena faktor bahasa, durasi, lakon berat dan terlalu filosofis.

Nanang HP menunjuk kesalahan utama kegagalan mengapresiasi wayang ada pada orang tua. “Pada dasarnya orang Indonesia senang diberi dongeng. Wayang memuat semua unsur drama yang ada di semua cerita. Dari kisah seram, menggemaskan hingga lucu,” katanya.

Ia memaklumi, bila anak muda tidak menggemari wayang.”Karena kendala komunikasi, ritme berbeda, atau kurang dinamis," kata Nanang yang membuat wayang Sandosa, salah satu kiat menciptakan komunikasi semakin cair.

Taufik Rahzen menyebutkan, perbedaan wayang Jawa dengan wayang Cina, Turki juga Yunani. “Wayang sebagai pertunjukan budaya, menjadi bumper zone, yang mampu mengintegrasikan semua hal,” katanya.

Dari ajang yang sudah digelar ketiga kalinya ini, diharapkan akan mencetak dalang muda profesional. Di tempat acara, selain bisa menyaksikan dan mengkoleksi aneka wayang dari berbagai daerah seperti, wayang kulit purwa Yogyakarta, wayang golek Minang, wayang Potehi, wayang Kampung Sebelah, dan lainnya.

EVIETA FADJAR

Berita terkait

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

9 hari lalu

Bamsoet Dukung Rencana Touring Kebudayaan

Bamsoet mendukung rencana touring kebudayaan bertajuk "Borobudur to Berlin. Global Cultural Journey: Spreading Tolerance and Peace".

Baca Selengkapnya

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

13 hari lalu

Ingin Jadi Pusat Seni dan Budaya, Hong Kong Dirikan Museum Sastra

Museum Sasta Hong Kong akan dibuka pada Juni

Baca Selengkapnya

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

48 hari lalu

Indonesia dan Jerman Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Budaya

Indonesia dan Jerman menandatangani Pernyataan Kehendak Bersama untuk meningkatkan dan mempromosikan hubungan budaya kedua negara.

Baca Selengkapnya

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

55 hari lalu

3 Tradisi Unik Jelang Ramadan di Semarang dan Yogyakarta

Menjelang Ramadan, masyarakat di sejumlah daerah kerap melakukan berbagai tradisi unik.

Baca Selengkapnya

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

5 Februari 2024

Terkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir

Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.

Baca Selengkapnya

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

5 Februari 2024

Prabowo Janjikan Dana Abadi Budaya, RI Sudah Punya Anggaran Rp 2 Triliun di APBN

Segini besar anggaran dana abadi budaya yang sudah dikantongi Kementerian Keuangan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

2 Februari 2024

Debat Capres Usung Tema Kebudayaan, Apa Harapan Budayawan, Pekerja Seni, dan Sastrawan?

Debat capres terakhir, 4 Februari 2024 salah satunya mengusung tema kebudayaan. Begini harapan budayawan, pekerja seni, dan sastrawan?

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

24 Januari 2024

Anies Baswedan Janjikan Yogyakarta sebagai Kancah Baur Budaya dalam Desak Anies, Ini Artinya

Anies Baswedan janji kepada warga Desak Anies di Rocket Convention Hall, Sleman, Yogyakarta. Anies menjanjikan Yogyakarta menjadi Kancah Baur Budaya.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

23 Januari 2024

Mengenal Apa Itu Globalisasi, Penyebab, hingga Dampaknya

Globalisasi adalah proses integrasi dan interaksi antar negara. Ketahui pengertian globalisasi, penyebab, hingga dampaknya di artikel ini.

Baca Selengkapnya

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

18 Januari 2024

Indonesia Terpilih Jadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre

Indonesia terpilih untuk menjadi Ketua Pokja Budaya dan Pariwisata ASEAN Korea Centre dari 11 perwakilan negara anggota ASEAN di Seoul

Baca Selengkapnya