TEMPO.CO, Jakarta - Acara arisan sosialita tidak selalu diisi dengan obrolan ngalor-ngidul, peragaan busana, dan promosi produk kecantikan atau sekolah anak.
Dalam sebuah acara arisan di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, yang dihadiri Tempo beberapa waktu lalu, ada pula anggota arisan yang aktif menawarkan barang dagangannya. Barang yang dijual adalah berlian. (Baca juga: Ada Transaksi Berlian di Arisan Sosialita)
Dengan sigap, wanita berambut sebahu yang menolak menyebut namanya ini menghampiri sejumlah peserta arisan. Berlian yang ditawarkan sudah dalam bentuk perhiasan, seperti gelang, cincin, dan anting. Masing-masing perhiasan-perhiasan itu diletakkan di dalam plastik kecil dan disimpan di sebuah kotak bekal makan.
Teknik menjual berlian ini tentunya tidak seperti di toko-toko berlian yang sudah dilengkapi peralatan lampu sorot, cermin besar, timbangan dan lainnya. Peralatan yang dibawa wanita berbusana blouse berbahan tile itu adalah senter, kalkulator, dan cermin.
Tak lupa ada satu asisten yang setia membuntuti ke mana pun dia pergi. Selain membawakan barang-barang si pedagang berlian, asisten itu bertugas menyorotkan sinar senter ke berlian yang sedang dipilih pelanggan.
"Ini cuma pek go," kata si penjual berlian kepada seorang anggota arisan seraya menunjukkan angka 150 dengan kalkulatornya. Harga yang dimaksud adalah US$ 150 untuk sepasang anting berlian. Ketika calon pembeli ini mencoba anting berlian itu, asistennya tadi dengan cekatan menyorongkan cermin.
Setelah berhasil "merayu" calon pembeli tadi dan transaksi selesai, si penjual berlian membereskan barang dagangannya. Dia lalu "bergeser" lagi ke calon pembeli berikutnya di meja lain.
Di meja itu ada enam anggota arisan berumur paruh baya yang sedang asyik mengobrol. Pedagang berlian itu kembali membuka kotak makan siang yang berisi bungkusan perhiasan berlian. Tetap dengan asisten yang setia membawakan tas dan menggeggam senter.
