TEMPO.CO, Singapura - Membuka dengan If I Ever Lose My Faith in You, Sting langsung mengentak Singapore Stadium Indoor tadi malam, Kamis, 13 November 2012. Lagu dari album solo karier Sting setelah bubaran dari grup band The Police, Ten Summoner's Tales, 1983, ini langsung menggoyang sekitar 10 ribu penonton yang memadati stadion.

Hampir tanpa jeda, Sting kembali mengentak dengan Everything Little Thing She Does is Magic dari album The Police, Ghost in The Machine yang dirilis pada 1981. Disusul Englishman in New York dari album Sting, ....Nothing Like The Sun, 1987.

Di usianya yang ke-61, Sting masih tetap berenergi untuk mengentak, menggoyang, bahkan membuat sebagian penonton wanita berlinang air mata ketika ia melantunkan Fragile, lagu dari albumnya ....Nothing Like The Sun.

Kembali membetot bas, setelah dalam album solo kariernya selepas The Police ia lebih sering memegang gitar, Sting seperti mengingatkan kembali akan masa-masa kejayaan grup The Police. Sting kembali mengentak dengan musik-musiknya yang merupakan campuran dari ska, punk, rock & roll, jazz, dan bahkan blues. Grup new wave asal Inggris itu memang pernah berjaya memperkenalkan berbagai jenis musik pada masa jayanya 1977-1983.

Tujuh lagu terakhir dari 21 lagu plus satu musik tanpa lagu untuk memamerkan kepiawaian Sting membetot bas, membuat penonton yang rata-rata berusia 40-60 tahun tak ingin duduk lagi. Apalagi ketika Sting melantunkan De Do Do Do, De Da Da Da, Roxanne, dan Desert of Rose.

Tur Sting ke Singapura dan negara-negara di Asia lainnya, termasuk Jakarta, Indonesia, pada Sabtu, 15 Desember 2012, merupakan rangkaian tur keliling dunia Sting "Back to Bass". Tur ini dimulai 21 Oktober 2011 di Boston, Amerika Serikat, dan akan berakhir pertengahan tahun depan di Prancis. Jakarta masuk dalam rangkaian terakhir turnya di Asia, setelah ia manggung di Taipei, Hong Kong, Seoul, Manila, Bangkok, dan Singapura.

GRACE S GANDHI (SINGAPURA)