Lima Perempuan Pamerkan Seni Rajut dan Kruistik

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 12 November 2012 11:28 WIB

Lima orang seniman perempuan memamerkan seni rupa yang dibuat dengan cara mengurai, menganyam, menyulam, merajut, dan menarik dari aneka jenis materi yang berbentuk panjang seperti tali, benang, dan pita yang diberi tema "Olor Color" dari 8-29 November di ViaVia Cafe Jalan Prawirotaman, Yogyakarta, Jumat (9/11). TEMPO/Pito Agustin Rudiana

TEMPO.CO, Yogyakarta - Sepintas dinding dalam ViaVia Café di Jalan Prawirotaman, Kota Yogyakarta, itu laiknya dinding rumah pada umumnya. Beberapa sudut dinding penuh hiasan aneka rajutan dan kruistik bak buatan nyonya rumah. Namun, karya yang dipajang pada 8-30 November 2012 di kafe tempat kongko turis asing itu dibuat oleh lima perempuan dengan latar belakang berbeda.

Mereka adalah Yuni Bening, Lusi Neti, Sekar Suminto, Dinny, dan Pandansari. Yuni adalah seorang guru taman kanak-kanak. Pandan dan Sekar adalah dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Adapun Dini adalah desainer aneka produk interior dan Lusi adalah manajer pertunjukan Teater Garasi. Mereka menggelar pameran dengan persiapan sekitar 1,5 bulan. “Kami sepakat menjadikan olor sebagai basic pameran kami,” kata Yuni, Ahad 11 November 2012.

Menurut Yuni, kata “olor” berasal dari bahasa Jawa yang artinya 'aktivitas yang berupa mengurai sesuatu yang bentuknya memanjang'. Sesuatu yang memanjang itu bisa berupa benang wol, benang jahit, dan pita, yang terbuat dari aneka serat. Benda itulah yang kemudian digunakan oleh kelima perempuan itu. “Teknik yang kami gunakan berbeda,” kata Yuni.

Ia, yang biasa membuat karya rajutan, juga menerapkan teknik hand knitting (rajut benang) pada karyanya. Perempuan yang biasa membuatkan pesanan karya rajutan dengan jumlah dan bentuk desain yang terbatas itu membuat bentuk matahari dengan benang wol berwarna kuning dan oranye yang diberi judul Mr. Sun.

Pandansari juga menggunakan teknik rajut, tapi dia mengerjakannya secara manual, yang disebut dengan "yubiyami". “Itu teknik rajut hanya dengan tangan. Kalau rajut benang itu menggunakan alat,” kata Yuni.

Pandansari menyusun helaian benang wol berukuran panjang yang dibentuk menyesuaikan pola. Antara benang satu dan yang lain saling berimpitan dan helaian benang wol disusun dengan warna berbeda. Seperti karya berjudul Nyaman, yang membentuk dua sosok yang seolah saling berpelukan.

Adapun Dinny memanfaatkan pita aneka warna untuk membentuk bunga sakura warna ungu muda pada karya berjudul Sakura on My Hand dengan teknik menyulam dengan pita. Sekar memakai teknik sulam membuat bentuk satwa dan bunga bergaya abstrak di selembar kain. Lusi membuat kruistik untuk membentuk sosok artis Madonna.

“Berkarya bagi mereka seperti melakukan sebuah permainan,” ujar Anggi Minarni, Direktur Karta Pustaka, yang membuka pameran ini.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

40 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

46 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya