Dari Bali, Menuju Musik Dunia

Reporter

Editor

Grace gandhi

Sabtu, 3 November 2012 05:16 WIB

Tempo/Rofiqi Hasan

TEMPO.CO , Nusa Dua, Bali: Petikan senar pipa mengantar imajinasi ke lembah-lembah dan sungai-sungai raksasa di daratan Cina. Wang Ying, sang musikus, memeluk instrumen musik tradisional Cina yang sudah berusia 2.000 tahun itu. Penuh penghayatan, ia memainkan nomor klasik Spring Green, irama dengan bunyi yang sangat jernih sehingga sangat menenteramkan hati.

Wang Ying tampil saat jumpa pers Indonesian Music Expo (IMEX) 2012 di Nusa Dua, Bali, Senin lalu. Dia adalah salah satu musikus dunia yang akan tampil dalam pertunjukan yang berlangsung hari ini dan besok, 3-4 November 2012. Ia sudah dikenal sebagai artis pengusung genre world music yang membawa musik tradisional Cina. Adapun pipa adalah instrumen semacam gitar empat senar dengan fret dari bambu yang berjumlah kisaran 19-26 dan dilekatkan di badan pipa yang gemuk. Ada pula tambahan 6 fret yang biasanya terbuat dari tanduk di gagangnya.

Para musikus dunia yang akan tampil memang diberi kesempatan menunjukkan kepiawaiannya dengan instrumen khas masing-masing. Seperti Kailash Kokopeli, musikus asal Swiss, yang pada kesempatan itu menunjukkan kebolehannya bermain seruling dari suku Indian di Amerika. Ia pun memulainya dengan memainkan akapela layaknya ketika suku Indian mengawali sebuah ritual. Lalu ia mengakhirinya dengan petikan gitar ala Abad Pertengahan yang hanya berupa sebuah stik panjang dengan empat senar.

Ada pula musikus Iran, Pejman Jahanara, yang datang membawa sebuah rebana ala Negeri Kaum Syiah itu. Bedanya dengan rebana di Indonesia, ukurannya jauh lebih besar dan kulit yang lebih tipis. Cara memainkannya juga berbeda, cukup dipukul dengan sangat pelan, tapi getaran nada yang dihasilkannya cukup kuat. Pejman melengkapi keunikan alat itu dengan suara baritonnya saat menyanyikan lagu-lagu kaum sufi yang berisi pujaan kepada kebesaran Ilahi.

Penampilan mereka kian menarik ketika diberikan kesempatan melakukan kolaborasi dan saling merespons musik masing-masing. Perpaduan antara gaya musik Cina, India, dan Iran ternyata memberikan kesan spiritual dan natural yang saling melengkapi. “Padahal mereka hanya spontan memainkannya,” kata Franky Raden, etnomusikolog penggagas IMEX.

Selain tiga musikus itu, para musikus world music internasional yang akan tampil adalah Clio Karabelas (Yunani), Ron Reeves (Australia), Anello Capuano ( Italia), Supa Kalulu (Afrika), Kevin Briggs Band (AS), Mayco Santaella (Argentina), dan TLJ Alliance (lintas negara). Penampilan mereka nantinya diharapkan makin menarik setelah bertemu dengan para musikus Indonesia yang juga berkiprah di bidang ini, yakni Dwiki Darmawan, Fariz R.M., Iwan Hasan, Joy Tobing, Renny Jayusman, Andi /rif, dan lain-lain. “Meski dikenal sebagai musikus pop, mereka akan berusaha mengangkat warna world music dalam instrumen mereka,” kata Franky.

Fariz, misalnya, akan menggunakan alat musik saluang dari Sumatera Barat. Dwiki akan melibatkan pemain gendang dari Jawa Barat. Selain itu, akan tampil Ayu Laksmi bersama grup Svara Semesta dan grup band Nymphe dan Maera yang gemar menggarap musik etnik. Ada juga grup Modero dari Sulawesi yang mengusung musik asli suku Kaili.

Bagi Franky, pertemuan-pertemuan di acara IMEX itu nanti akan berujung pada popularitas Bali sebagai pusat world music dunia. Saat ini, kata dia, belum ada acara festival internasional yang mewakili genre ini sebagaimana festival musik yang menjadi pertemuan musikus rock, jazz, blues, dan lain-lain. “Bali mempunyai potensi itu karena merupakan daerah persimpangan internasional,” ujarnya. Kekayaan musik Bali juga sangat kuat karena musik tradisionalnya diwariskan secara turun-temurun.

Franky, yang tiga tahun terakhir ini tinggal di Bali, mulai menyiapkan laboratorium kecil di Ubud, tempat para musikus bisa saling bertemu dan melakukan olah kreatif. Adapun acara yang cukup besar, seperti IMEX, digelar di Nusa Dua guna menjangkau publik yang lebih luas.

Cita-cita Franky itu mendapat dukungan dari para musikus internasional. Wang Ying menyebut Bali sebagai tempat yang tepat karena kondisi geografis pulau ini. “Dari gunung ke laut sangat dekat sehingga memberi inspirasi yang sangat kaya,” ujarnya. Dia juga terkesan dengan spiritualitas masyarakat Bali yang memberi ketenangan serta inspirasi bagi siapa pun yang datang ke pulau ini.

Eksistensi world music diyakini akan semakin kukuh di dunia dan sejajar dengan aliran musik mainstream, seperti rock, jazz, dan lainnya. “Sebab, bahasa musik dalam genre ini jauh lebih universal karena bunyi yang dikeluarkan adalah suara hati,” kata Kailash Kokopeli. Dengan demikian, musik dapat menjadi sarana guna menciptakan empati lintas budaya yang bukan sekadar saling pengertian secara rasional belaka.

ROFIQI HASAN



Terpopuler:
Skyfall, James Bond Bisa Jenaka

6 November, The Fray Konser di Indonesia

Star Wars Episode Baru Rilis 2015

Koran Vatikan Bahas Film James Bond Skyfall

Brayut Jadi Tuan Rumah Ngayojazz 2012

Berita terkait

Daftar 10 Tembang Paling Hits dan Enak dari MLTR yang Lusa Tampil di Yogya

4 November 2022

Daftar 10 Tembang Paling Hits dan Enak dari MLTR yang Lusa Tampil di Yogya

Tercatat sudah ada 9 album yang telah dirilis MLTR singkatan Michael Learns To Rock. Simak 10 tembang paling hits MLTR yang enak didengar.

Baca Selengkapnya

Michael Learns To Rock Gelar Konser Musik di Oktober, Ini Sederet Albumnya

6 Agustus 2022

Michael Learns To Rock Gelar Konser Musik di Oktober, Ini Sederet Albumnya

Grup slow rock asal Denmark itu bakal melakukan konser musik di Oktober nanti. Jakarta dan Surabaya.

Baca Selengkapnya

Konser Musik Dunia: Michael Learns To Rock Bakal Manggung di Indonesia di Oktober

5 Agustus 2022

Konser Musik Dunia: Michael Learns To Rock Bakal Manggung di Indonesia di Oktober

Promotor Color Asia Live, salah satu sponsor konser musik dunia itu, David Ananda mengatakan konser MLTR akan berlangsung di Jakarta dan Surabaya.

Baca Selengkapnya

Harga Tiket Konser Westlife di Jakarta, Mulai Dijual 28 Mei 2022

24 Mei 2022

Harga Tiket Konser Westlife di Jakarta, Mulai Dijual 28 Mei 2022

Tiket konser Westlife The Wild Dreams Tour di Jakarta mulai dijual Sabtu, 28 Mei 2022 dengan harga termurah Rp 1,45 juta.

Baca Selengkapnya

Westlife Gelar Konser di Jakarta 11 Februari 2023, Bakal Ada Kejutan Spesial

24 Mei 2022

Westlife Gelar Konser di Jakarta 11 Februari 2023, Bakal Ada Kejutan Spesial

Konser Westlife di Jakarta akan menghadirkan semua lagu-lagu hits mereka yang dikemas dalam pertunjukan spektakuler dan kejutan spesial lainnya.

Baca Selengkapnya

Billie Eilish Hentikan Konser Demi Selamatkan Penggemar yang Kesulitan Bernapas

8 Februari 2022

Billie Eilish Hentikan Konser Demi Selamatkan Penggemar yang Kesulitan Bernapas

Billie Eilish menghentikan sementara konser di Atlanta setelah melihat penggemar kesulitan bernapas dan meminta bantuan staf untuk memeriksanya.

Baca Selengkapnya

Konser Offline TWICE Hari Pertama Dibatalkan Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

17 Desember 2021

Konser Offline TWICE Hari Pertama Dibatalkan Akibat Lonjakan Kasus Covid-19

TWICE membatalkan konser offline hari pertama yang digelar pekan depan di Seoul karena lonjakan kasus Covid-19 di Korea Selatan.

Baca Selengkapnya

#dirumahaja, Tonton Konser One World: Together At Home di Joox

17 April 2020

#dirumahaja, Tonton Konser One World: Together At Home di Joox

Konser virtual yang menampilkan deretan musikus dunia seperti Billie Eilish dan Charlie Puth, disiarkan Joox pada 19 April 2020.

Baca Selengkapnya

Oh Wonder Bakal Konser di Jakarta

6 Februari 2020

Oh Wonder Bakal Konser di Jakarta

Konser Oh Wonder di Jakarta merupakan bagian dari tur dunia yang dilakukan duo alternatif-pop asal London, Inggris itu tahun ini.

Baca Selengkapnya

ONE OK ROCK Bakal Manggung di Istora Senayan Jakarta

14 Januari 2020

ONE OK ROCK Bakal Manggung di Istora Senayan Jakarta

Tiket konser grup band rock asal Jepang ONE OK ROCK mulai dijual pada 20 Januari 2020.

Baca Selengkapnya