Mahasiswa IKJ Dipaksa Berpameran di Warung Nasi  

Reporter

Editor

Selasa, 24 Januari 2012 18:52 WIB

Salah satu karya Mahasiswa IKJ yang dipamerkan di Nitiprayan Yogyakarta, Senin (23/1). TEMPO/Pribadi Wicaksono

TEMPO.CO, Yogyakarta- Ada-ada saja cara dunia seni mengajarkan seni. Sebanyak 120 mahasiswa semester pertama jurusan film Institut Kesenian Jakarta (IKJ) "dipaksa" pameran di depan warung nasi kucing di perkampungan seni Nitiprayan, Yogyakarta.

Sebelumnya, selama tiga hari, 21-23 Januari 2012, mereka diajak membaur langsung dalam keseharian kampung, mengalami realitas sebenarnya, bukan sekedar mengamati, meraba dan berangan-angan. Di akhir kegiatan mereka diminta mengaktualisasikan apa yang dilihat dan dialaminya dalam bentuk pameran karya. Pameran diadakan di sebuah warung nasi kucing “Wongso”, yang sehari-hari menjadi tongkrongan warga kampung Nitiprayan.

“Dunia seni, termasuk film adalah dunia rasional yang diperoleh dari mengolah realitas sekitarnya. Jadi merasakan realitas merupakan hal pokok, bukan mengamati dan menjadi penonton,” kata Armantono, Wakil Dekan Jurusan Seni Film IKJ yang mendampingi mahasiswa selama di Yogyakarta. Armantono menjelaskan setelah enam kali melakukan program serupa di berbagai daerah, inilah untuk pertama kali mahasiswanya melakukan proses kreatif. Sebelumnya, mereka hanya berperan sebagai penonton.

Dalam pameran itu para mahasiswa dibagi menjadi 12 kelompok. Mereka mengungkapkan semua yang dialaminya usai tinggal bersama masyarakat melalui karya seni. Salah satu karya yang dipamerkan adalah sebuah mesin jahit kuno yang dikelilingi bingkai-bingaki foto keluarga yang tak kalah lawasnya.

Di atas mesin itu benang-benang aneka warna tampak kusut saling berkaitan, namun terlihat cerah penampilannya. Mesin jahit milik seorang penduduk bernama Untung yang selama puluhan tahun berprofesi sebagai penjahit untuk hidupnya itu diberi judul Jarum Kehidupan.

Suharbimar yang kelompoknya memamerkan mesin jahit tersebut menuturkan dari karya itu mereka ingin mengungkapkan bahwa kehidupan masyarakat kelas bawah, seperti penjahit kampung yang ‘diriset’nya itu, tak mesti hidup suram dan tertindas seperti yang selama ini diceritakan film dan sinetron Indonesia.

“Kami menemui realitas berbeda di sini. Masyarakat kecil pun bisa bahagia dengan kehidupannya, dengan kesibukannya meski uang kadang memang kurang,” kata dia. Bahkan, si penjahit itu, dengan keterbatasan ekonomi, masih tetap eksis di panggung kesenian tradisi kampung lewat kelompok Gejog Lesung-nya. “Bahkan sempat tampil beberapa kali di TVRI,” kata dia.

Realitas baru soal kehidupan masyarakat bawah juga ditemui ketika mahasiswa mengenal seorang tukang becak setempat bernama Darwadi. Becak Darwadi sementara disewa oleh mahasiswa untuk dipamerkan di atas kolam yang berada di warung nasi kucing itu. Dalam becak itu, potret diri Darwadi tengah tertawa dipasang berikut profilnya.Darwadi diceritakan sangat mensyukuri keberuntungannya masih bisa menjalani dan menikmati hidup meski buta huruf.

Selama di Yogyakarta itu, para mahasiswa IKJ juga mengarungi sungai Bedog menggunakan rakit dan menikmati keindahan alam kampung yang masih terjaga. Seniman kawakan Djoko Pekik pun sempat berbagi pengalaman dengan mahasiswa soal kisah hidupnya, bagaimana ia memilih melawan kekuasaan dengan karya, bukan turun ke jalan.

Seniman Yogyakarta yang turut terlibat dalam proses tersebut, Ong Hari Wahyu, menjelaskan program ini bertujuan untuk membedah pola pikir mahasiswa film . Salah satunya gar stigmatisasi yang dicokokkan industri film tanah air tidak terlanjur meracuni para mahasiswa ketika nantinya mereka membuat karya.

“Selama ini penggambaran realitas dalam karya film di tanah air cenderung tak berpijak, asal comot dari realitas yang tak didalami, dan akhirnya membodohi,” kata dia. Disebutkan misalnya ketika orang Jawa yang selalu digambarkan dengan busana Jawa dan bahasa yang medok. “Zaman sudah berubah, realitas dan pola pikir pun pun berubah,” kata Ong.

PRIBADI WICAKSONO





Advertising
Advertising

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

42 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya