Televisi, Facebook dan Twitter Bisa Ubah Perspektif Toleransi

Reporter

Editor

Senin, 12 September 2011 22:55 WIB

TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO Interaktif, Jakarta - Budayawan yang juga mantan Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Goenawan Mohamad menilai televisi sebagai medium penyaluran sebuah ide, cerita, atau ekspresi telah mengubah perspektif masyarakat soal memaknai toleransi.


Ia mencontohkan film berjudul ? (Tanda Tanya) karya Hanung Bramantyo yang batal diputar di salah satu stasiun televisi swasta pada malam Lebaran lalu karena diprotes oleh organisasi kemasyarakatan Front Pembela Islam.

Lelaki yang akrab disapa GM ini berpendapat, tak ada yang perlu dicemaskan dari film tersebut. Sebab, film itu adalah sebuah apresiasi terhadap keragaman dan toleransi yang tak hendak mengguncang kesadaran sebuah masyarakat.


"Tak ada yang menggebrak dan kontroversial dalam film itu, kecuali bagi mereka yang memang telah berprasangka bahwa Hanung sesat," kata Goenawan dalam pidato kebudayaan di Lecture Series di Auditorium Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga, Surabaya, Senin 12 September 2011. Goenawan membawakan ceramah bertema "Kaitan dan Konflik Kesenian dan Industri Budaya".

Goenawan lantas membandingkan film ? dengan dimuatnya sajak karya Chairil Anwar berjudul Sorga pada 1940. Meski isinya tajam mencemooh gambaran orang Islam terhadap surga, karya sastra yang dimuat dalam kumpulan puisi Gema Tanah Air yang dihimpun H.B. Jassin itu tidak menimbulkan kontroversi. "Tak ada protes, tak ada tuntutan agar buku itu dicabut dari peredarannya, meski dipakai di sekolah-sekolah dasar," ujarnya.


Bagitu pula ketika film Indonesia pertama dalam warna berjudul Rodrigo de Villa produksi Djamaludin Malik (Persari) beredar pada 1950-an. Dalam film yang dibintangi Raden Mochtar dan Netty Herawaty itu tampak jelas bahwa yang "jahat" adalah orang muslim Spanyol yang diperlihatkan sebagai orang asing.

Seniman asal Batang, Jawa Tengah, ini menganalisis bahwa perubahan cara pandang masyarakat terhadap toleransi ini terjadi lantaran audiens televisi telah meluas: mencapai 57 juta. Media lain yang turut mempengaruhi adalah fenomena media sosial seperti Facebook dan Twitter. Di Indonesia, kata dia, tak kurang dari 40 juta orang menggunakan media sosial ini dan akan terus bertambah.

Goenawan tak mempermasalahkan pandangan dari kelompok yang berlabel Islam garis keras ataupun kelompok lain terhadap sebuah fenomena. Baginya, meski tidak akan ketemu sampai kapan pun, pemikiran-pemikiran berseberangan itu tidak perlu dibatasi. "Dengan catatan, jangan ada kekerasan."



l KUKUH S WIBOWO


Advertising
Advertising






Berita terkait

Armida Alisjahbana Ditunjuk Jadi Sekretaris Eksekutif di PBB

16 September 2018

Armida Alisjahbana Ditunjuk Jadi Sekretaris Eksekutif di PBB

Armida Salsiah Alisjahbana ditunjuk sebagai Sekretaris Eksekutif Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik.

Baca Selengkapnya

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

29 Juli 2017

Jaga Persatuan, AHY Ajak Biasakan Ucapkan Terima Kasih dan Maaf

Mantan calon gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengajak masyarakat membiasakan mengucap terima kasih dan maaf dalam beriteraksi.

Baca Selengkapnya

Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

13 Oktober 2016

Deklarasi WCF 2016 Jadi Agenda Pembangunan Dunia

Sektaris Jenderal UNESCO, Irin Bokova, mengatakan simposium WCF harus dijadikan refleksi global.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

12 Oktober 2016

Pemerintah Kirim 50 Pegiat Budaya ke Selandia Baru  

Wakil Rektor Auckland University of Technology, Professor Nigel Hemmington, berharap kerja sama tersebut terus berlanjut.

Baca Selengkapnya

Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

23 Agustus 2016

Budayawan Tegur Jokowi Soal Infrastruktur Kebudayaan  

Para budayawan menilai, Presiden Joko Widodo sudah lupa dengan program-program pembangunan kebudayaan.

Baca Selengkapnya

Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

26 Juli 2016

Beri Kuliah Umum di UI, Begini Nostalgia Sri Mulyani  

Bekal ilmu dan pengetahuan di UI sangat membantunya memahami masalah dengan obyektif dan akurat.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

26 Juli 2016

Sri Mulyani Beri Kuliah Umum Soal Pemuda di UI Siang Ini  

Sri Mulyani akan memberikan kuliah umum di Universitas Indonesia siang ini.

Baca Selengkapnya

JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

30 Desember 2015

JJ Rizal: Orang Indonesia itu Tegas, Toleran, Setia Kawan

Sejarawan JJ Rizal mengatakan saat ini Indonesia mengalami defisit "orang Indonesia"

Baca Selengkapnya

Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

28 Agustus 2015

Gus Mus: Konsep Agama, Tuhan dan Indonesia Perlu Diteliti Ulang  

Gus Mus khawatir jangan-jangan pandangan orang-orang selama ini terhadap Tuhan dan agama itu ternyata keliru.

Baca Selengkapnya

Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

28 Agustus 2015

Gus Mus: Anggota DPR dan Para Pimpinan Harus Jadi Manusia Dulu

Gus Mus mengatakan, ada orang yang menganggap manusia adalah yang seperti dirinya sendiri sehingga sama saja menganggap yang lain bukan manusia.

Baca Selengkapnya