TEMPO Interaktif, Jakarta - Penyanyi Andien ternyata sangat terkesan dengan sosok wartawan senior Goenawan Mohamad. "Satu-satunya yang terpikir di kepala saya sewaktu pertama kali bertatap langsung adalah kece banget sih nih orang," kata Andien dalam perayaan 70 tahun Goenawan Mohamad, Selasa malam 26 Juli 2011, di Koi Galeri & Coffee, Kemang, Jakarta Selatan. Kece adalah bahasa gaul tahun 1980-an yang berarti kurang lebih cakep atau rupawan.

Pertemuan Andien dan Goenawan itu terjadi dalam sebuah acara di Bali pada 2004. Andien menilai Goenawan sebagai orang yang bijaksana dan berpikiran terbuka. Dia juga kagum dengan keterusterangan Goenawan dalam menyatakan pikirannya. "Saya kagum pada blak-blakannya. Apa lagi, ya? Dia charming," ujar Andien yang disambut riuh hadirin.

Goenawan lahir pada 29 Juli 1941 di Batang, Jawa Tengah. Perayaan ulang tahunnya pada Selasa malam ini adalah inisiatif sahabat-sahabatnya di Tempo. Acara bertajuk "Goenawan Mohamad Bersama Tempo dan Para Sahabat" dihadiri sejumlah sahabat GM. Mereka antara lain Marsillam Simanjuntak, Nono Anwar Makarim, Fikri Jufri, Amarzan Loebis, Toriq Hadad, dan Bambang Harymurti.

Selain diisi dengan hiburan musik yang dibawakan Andien, perayaan ulang tahun yang digelar sederhana ini juga diisi dengan pembacaan puisi-puisi karya Goenawan. Selain seorang wartawan, Goenawan memang telah lebih dulu dikenal sebagai penyair. "Puisi-puisinya memang ajaib," kata Amarzan.

Dia mengakui itu meski antarkeduanya berada pada 2 kelompok yang berbeda. "Kami memang berada di 2 kubu yg berseberangan. Tapi, bagi saya puisi-puisi Goenawan itu luar biasa," ucap Amarzan.

Keakraban terhadap puisi-puisi Goenawan juga diperlihatkan oleh Marsillam Simanjuntak. Dia bahkan membacakan puisi berjudul "Sol" dengan hafal luar kepala. Selain menulis puisi dengan memikat, Goenawan juga seorang penulis yang andal. "Goenawan itu bukan cuma menulis sajak, tapi juga menulis analisis yang cemerlang," kata Nono.

Meski telah mencapai usia 70, Goenawan Mohamad masih terlihat sehat. Dia mengikuti perayaan hari ulang tahunnya ini dengan penuh ceria. Mengenakan kaus oblong abu-abu dengan sweater kasual, Goenawan mengapresiasi keluarga besar Tempo. "Saya sudah lebih dari 10 tahun tidak jadi bagian dari Tempo. Tapi, orang yang lepas dari Tempo tetap punya semangat yang sama: semangat kekurangajaran. Cuma di Tempo seorang Presdir bicara disorakin karyawannya," kata Goenawan Mohamad disambut gelak tawa hadirin.

AMIRULLAH