Patah Tumbuh Generasi Teater Magnit  

Reporter

Editor

Selasa, 22 Maret 2011 21:36 WIB

TEMPO Interaktif, NGAWI-Menjelang pementasan "Mega-Mega" karya dramawan Arifin C. Noer oleh Teater Magnit, Sabtu (2/4) pukul 13.00 - 21.00 WIB di Aula Kementerian Agama Ngawi, Jalan Kartini 15 Ngawi, latihan dan persiapan terus digenjot. "Perlu konsentrasi dan penjiwaan penuh karena ini potret kemiskinan yang dengan sangat bagus diangkat Arifin C. Noer menjadi naskah lakon," kata Kusprihyanto Namma, sang sutradara, Selasa (22/3).

Pementasan ini merupakan produksi Teater Magnit ke 75. Berkisah tentang enam gelandangan di alun-alun Yogyakarta (Mae, Retno, Koyal, Hamung, Tukijan, dan Panut) menambatkan mimpinya pada bulan. Angan-angannya melambung setinggi mega. Ingin menjadi orang kaya baru atau punggawa kerajaan. Tingkah-polah mereka perwujudan kegetiran dari kemiskinan. Pikiran rasional memang sesekali muncul, namun segera lenyap kembali.

Para pemain terus berlatih melakonkan karakter semaksimal mungkin. Vivi Pipi Merah memerankan Retno, Isti Pacing sebagai Mae, Jefri Brintrik sebagai Hamung, Wahid Mbutil menjadi Koyal, Tyok Sutiok sebagai Panut, dan Hendri Blongkot sebagai Tukijan. Penata musik dipercayakan pada Uzy Fauzy, Mansur, Wahyu Gembel, Atif Tawun, dan Dicko Lestari. Sedangkan penata lampu, Daris ris Mudaris dan Sasmito Samsito. Tata panggung ditangani Amru Pondokan dan Yaimin bin Yaimun.

Teater Magnit Ngawi berdiri pada 22 Agustus 1993 di Ngawi, Jawa Timur. Anggotanya anak-anak muda yang gelisah mencari jati diri. Sayangnya, ketika lulus sekolah, mereka rata-rata mencari pekerjaan ke luar kota. Komunitas teater pun ditinggalkan, lalu digantikan kader-kader berikutnya. Teater Magnit beranggotakan 300 orang, tersebar di berbagai kota dengan berbagai ragam profesi dan pekerjaan. "Yang aktif, tiap tahun antara 20-40 orang," kata Kusprihyanto.

Selain "Mega-Mega", karya lain Arifin C. Noer yang pernah dipentaskan Teater Magnit adalah "Sumur Tanpa Dasar", "Dalam Bayangan Tuhan", dan "Kapai-Kapai". Sedangkan naskah karya Teater Magnit sendiri yang pernah dipentaskan diantaranya, "Tuyul", "Prewangan", "Dhemit", "Pundhen", "Mayat", "Dhemit Ki Barong", dan "Geger Wong Ngoyak Wewe". Karena lokasi sanggarnya berada di bawah rumpun bambu, teater ini dikenal juga sebagai Komunitas Ngisor Pring. Sering menggelar pentas terbuka ditonton orang kampung, juga ngamen dari sekolah ke sekolah. Tiap bulan, minimal bikin satu produksi panggung.

Pada 1994-1995, Teater Magnit menjadi markas gerakan sastra Revitalisasi Sastra Pedalaman dan menerbitkan jurnal sastra. Sejak 2007 mendukung jurnal sastra Boemiputra. Komunitas ini tetap bertahan meskipun tak pernah mendapat bantuan dana maupun fasilitas dari pemerintah. "Pejabat pemerintah di Ngawi sendiri tak kenal. Tapi itu tak penting karena yang paling prinsip kami tetap konsisten berkesenian untuk menjaga hati baik negeri ini," kata Kusprihyanto.

DWIDJO U. MAKSUM

Berita terkait

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

16 Oktober 2023

Sehari 4 Kali, Teater Bandoengmooi Gelar Pertunjukan Longser Kerajaan Tikus

Pewarisan seni longser melalui pelatihan, residensi atau pemagangan, dan pertunjukan di ruang publik dilakukan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

4 September 2023

Minat Anak Muda Berkurang, Bandoengmooi Gelar Seni Longser Pahlawan Kesiangan

Longser termasuk seni pertunjukan dalam daftar warisan budaya tak benda dari Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

30 Agustus 2023

Marcella Zalianty Ungkap Perbedaan Menjadi Produser Teater dan Film

Marcella Zalianty saat ini sedang mempersiapkan pertunjukan teater kolosal

Baca Selengkapnya

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

4 Oktober 2022

Festival Teater Jakarta 2022, tak Sekadar Pertunjukan

Puncak apresiasi FTJ diniatkan sebagai etalase yang memperlihatkan capaian pembinaan teater Jakarta pada tahun berjalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

18 Juni 2022

Indonesia Kita Kembali Hibur Masyarakat Jakarta sebagai Ibadah Kebudayaan

Direktur Kreatif Indonesia Kita, Agus Noor berharap pertunjukan Indonesia Kita ke-36 ini bisa memulihkan situasi pertunjukan seni di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

15 April 2022

Ngabuburit di Medan Sambil Nonton Teater Rumah Mata: Temukan Sahabat Sejatimu

Teater Rumah Mata menggelar pertunjukan Shiraath untuk mengisi ngabuburit di sejumlah tempat di Kota Medan.

Baca Selengkapnya

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret 2021

Hari Teater Sedunia, Indonesia Punya Wayang Orang, Longser, Lenong dan Ketoprak

27 Maret menjadi Hari Teater Sedunia. Indonesia pun punya beragam pertunjukan teater rakyat seperti wayang orang, lenong, longser, hingga ketoprak.

Baca Selengkapnya

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

27 Maret 2021

27 Maret Hari Teater Sedunia, 60 Tahun Sampaikan Pesan Perdamaian di Dunia

Dulunya Teater merupakan hiburan paling populer di Yunani, pada 27 Maret, 60 tahun lalu Institut Teater Internasional menggagas Hari Teater Sedunia.

Baca Selengkapnya

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

18 Maret 2021

Festival Teater Tubuh Dimeriahkan Belasan Penampil Secara Daring

Festival Teater Tubuh berlangsung mulai Selasa sampai Sabtu, 16 - 20 Maret 2021. Festival ini merupakan silaturahmi tubuh kita dalam pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

3 Juli 2020

Akhir Pekan Ini Pertunjukan Teater Sie Jin Kwie Tayang di YouTube

Pementasan Sie Jin Kwie pada 2010 lalu di Graha Bhakti Budaya, Jakarta, kini bisa disaksikan kembali pada 4 - 5 Juli di kanal YouTube Indonesia Kaya.

Baca Selengkapnya