Humor-Humor Hitam Decki Firmansah  

Reporter

Editor

Jumat, 4 Februari 2011 12:57 WIB

Karya "Angry Society" pada pameran tunggal bertema "Monster Theater", oleh Decki 'Leos' Firmansah di Nadi Gallery. Jakarta. Foto:TEMPO/ JACKY RACHMANSYAH.
TEMPO Interaktif, Jakarta - Jauh di luar kesibukan kota yang tak pernah berhenti itu, ada hingar bingar yang lebih sadis. Sudut kota yang amburadul. Segerombolan penjahat berhadapan dengan pembela kebenaran. Preman beradu dengan sesamanya. Mereka kejar mengejar sambil menenteng senjata api di genggaman. Tak jarang, titik api muncul di mana-mana. Bus terbakar atau drum minyak yang meledak, menjadi suasana yang amat bersahabat.

Begitulah, setidaknya, imajinasi Decki '”Leos” Firmansah dalam pameran tunggalnya berjudul Monster Theatre di Nadi Gallery, Jakarta Barat, hingga 8 Februari mendatang. Decki mencoba mengadaptasi ikon-ikon film, komik, dan video game untuk menuangkan persoalan-persoalannya sendiri.

Aksi laga, humor hitam, bahkan kekerasan kerap muncul dalam karya-karya yang dihasilkan. Dalam katalog yang ditulis Farah Wardani, Leos – panggilan akrab Decki – justru sangat sadar bahwa pendekatan yang ia buat adalah tak nyata. Pandangan umum menganggap vulgaritas ini berpengaruh buruk untuk penikmatnya. Namun bagi Decki tidak begitu. "Ia dapat berefleksi tentang baik dan buruk dalam kehidupan nyata yang kadang lebih kabur dan tak masuk akal,” kata Farah dalam katalog pameran.

Advertising
Advertising

Decki mencoba menyeimbangkan antara realita dan fantasi. Ia menggunakan pendekatan artistik yang selalu mengolah ikonografi, gestur dan karakter tokoh dengan segala atribut gelapnya. Seperti monster, antihero, penjahat yang mudah ditebak bahwa ketokohan itu menyiratkan karakter sinis, brutal, kejam.

Tiap-tiap karya memiliki cerita sendiri. Seperti gambar komik yang ia gemari dari tangan komikus Lee Bermejo hingga seniman pop surealis Todd Schorr. Atau, karya sutradara laga film-film Hollywood, Sam Raimi dengan film superheronya, Spiderman.

Simak karya bertajuk Double Trouble in Blackwater. Imajinasi Decki akan mitologi monster Nessie di danau Lochness bercambur aduk dengan ikonografi seorang preman buron. Sebuah visualisasi yang sebetulnya terinspirasi oleh video game kegemarannya. Di sebuah danau yang diubah namanya menjadi Blackwater, buron itu harus menghindar dari dua musuh yang mengejarnya sekaligus, Nessie dan helikopter.

Lalu simak pula tiga karya yang menggambarkan rangkaian adegan aksi laga film Hollywood kelas B, Bad Drama in Borderland, Never Surrender, dan Bat Him When You're Ready. Ketiganya memperlihatkan pertarungan di sebuah perbatasan kota yang tandus. Karya ini adalah metafora Decki akan fase hidupnya yang sedang berada di persimpangan jalan. Siap bertempur dengan segala konsekuensi.

Ada juga dua karya Decki lainnya, yang sebetulnya melandasi semua karya dalam pameran tunggalnya itu: Under Pressure dan Angry Society. Decki menganggap karya ini mewakili apa yang dirasakan oleh banyak orang saat ini. Bagaimana tidak, orang-orang ditekan oleh kebijakan penguasa yang bagi Decki tak ubahnya seperti preman. Reaksi tak terduga dari masyarakat yang justru menjadi pemarah, siap menyalak ketika diprovokasi. Ironisnya mereka tetap terkekang tanpa menemukan solusi.

Angry Society sangat gamblang menggambarkan betapa masyarakat yang terperangkap oleh emosinya sendiri. Decki membubuhkan mata-mata yang tak lagi punya ruh. Sepasang mata dengan sorot yang angkuh, dingin dan tak bersahabat. Mereka membawa anjing – sebetulnya lebih mirip monster – yang siap menyalak dan menghardik siapapun.

Bagi Decki, karya-karyanya itu adalah caranya menuangkan serpihan-serpihan situasi. Farah menuliskan bahwa pendekatan semacam ini membuat Decki mampu merasionalkan dan menerima apa yang terjadi di sekelilingnya: kekerasan bisa muncul setiap saat dan hadir dalam imajinasi yang tak terduga sebelumnya. Televisi, surat kabar, bahkan internet. Sangat dekat meskipun berjarak.

ISMI WAHID

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

36 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

42 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya