Di tempat itu, peserta prosesi yang baru tiba langsung berkumpul dan berbaris. Mereka terlihat sibuk menyiapkan berbagai macam perlengkapan prosesi atau sesajen berupa hasil bumi.
Sesajen disimpan dalam dong-dang (tandu) yang diusung empat orang, bergerak menyusuri jalan kampung yang berkelok, menurun serta mendaki, melintasi areal pesawahan, menuju Kampung Budaya yang berjarak sekitar satu kilometer dari Rumah Bali.
Bunyi tetabuhan kendang penca dibarengi sautan bunyi terompet, menghantar iring-iringan perserta Seren Taun itu. Lenggak-lenggok para penari serta gerak gerik pembawa dong-dang di sepanjang perjalanan, menyedot perhatian para pengunjung.
Iring-iringan peserta prosesi itu kian meriah saat penari tradisional menunjukkan kebolehannya memainkan angklung gubrag, reog, calung, kendang penca. '”Kegiatan ni merupakan bentuk rasa syukur kami kepada Allah atas hasil bumi yang melimpah,” kata Aep Saefudin salah satu peserta prosesi yang digelar untuk kelima kalinya itu.
Di areal Kampung Budaya, tempat berlangsungnya berbagai prosesi adat, kerumunan warga yang datang semakin meningkat. Meski berdesak-desakan, mereka tetap antusias menunggu kedatangan para peserta prosesi memasuki lapangan. Di sebelah utara, tepat di halaman sebuah rumah adat, para pemuka dan sesepuh adat tampak khidmat menunggu rombongan.
Sesaat kemudian, diawali oleh datangnya rombongan pembawa padi, satu persatu peserta prosesi memasuki pusat kegiatan. Mereka berkeliling mengitari lapangan menyapa pengunjung dengan tari-tarian, kehadirannya langsung menyita perhatian.
Tiga kali berkeliling lapangan, mereka berhenti tepat di depan lumbung padi. Satu persatu pemuka adat mendapat kehormatan menyimpan padi dalam lumbung.
Di puncak acara, tepat di tengah lapangan, warga beramai-ramai berupaya berebut buah-buahan serta sayuran yang dijadikan sesajen. Diyakini, makanan yang berhasil diambil dapak membawa berkah.
Di hadapan warga, Ketua Adat Ahmad Mikami S. Wijaya mengingatkan prosesi Seren Taun itu merupakan bentuk penekanan dalam membangun jatidiri bangsa. ''Melestarikan kegiatan ini merupakan kewajiban kita, sehingga nilai-nilai luhur dalam budaya kita tetap ada,” ujarnya..
DIKI SUDRAJAT