Perupa Diyanto Angkat Isu Lingkungan

Reporter

Editor

Minggu, 29 Agustus 2010 21:14 WIB

TEMPO Interaktif, Bandung - Foto wajah anak-anak siswa Sekolah Dasar menempel di setiap batang pohon sejenis yang berderet rapi. Itulah para wali pohon, peserta gerakan tanam pohon di bukit dan gunung-gunung yang kehijauannya telah terkelupas oleh tangan masyarakat atau pemilik modal. Namun, di balik barisan pohon itu, cahaya merah menyala seperti mengintai. Tembok api siap menghanguskan batang-batang kecoklatan yang berdiri tegak tersebut.

Pada karya akrilik lain di sebelahnya, pelukis Diyanto menampilkan sebuah kapak yang beringas membantai sebatang pohon. Berdiri tanpa daun, butiran air menetes deras seperti hujan. Sesosok orang di sampingnya hanya bisa menatap kaku.

Rangkaian kisah tentang ancaman kematian pengolah air dan udara itu belum berhenti sampai di situ. Lewat karya berjudul Batang Terakhir, seniman lulusan Seni Lukis Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung pada 1991 itu menampilkan seorang laki-laki tengah memeluk potongan pohon. Ia tampak meratapi kematiannya di tengah gurun gersang kecoklatan.

Pameran tunggal bertajuk Over the Border itu menggelar 10 lukisan dan instalasi Diyanto di selasar Gedung Kesenian Sunan Ambu, Sekolah Tinggi Seni Indonesia Bandung. Panitia Festival Sunan Ambu ke-4 memajangnya selama acara berlangsung mulai 28 hingga 30 Agustus. "Saya pilih yang sesuai dengan tema lingkungan," ujar perupa berusia 48 tahun itu kepada Tempo di sela pembukaan acara.

Hampir separuh karyanya menampilkan pepohonan, namun tanpa dedaunan hijau. Sapuan cat yang cenderung gelap menguatkan kesan suram kondisi lingkungan negeri ini. Bahkan di karya terbarunya yang menampilkan dua sosok berkostum pemain pantomim dengan warna-warni cerah, ancaman perambahan hutan tetap mengkhawatirkan. Berjudul Barikade/Bukan Polisi Hutan, keduanya berjaga tanpa kekuatan agar hutan tak dimasuki orang.

Pada karya berjudul Halimun (kabut) yang terdiri dari 5 lukisan di kanvas kecil berukuran masing-masing 20x30 sentimeter, siluet gambar pohon dan rantingnya tampak terbakar. Agar terkesan muncul asap atau kabut, setiap kanvas ditutupi sehelai kain putih.

Sedangkan di tengah ruangan, Diyanto membuat garis penyeberangan berwarna kuning dan hitam. Di atasnya berdiri alat pembajak sawah tradisional dari kayu. Menurutnya, sekarang lahan pertanian pun tak terjamin aman seperti halnya orang menyeberang di zebra cross. Ia mengatakan, ide karyanya tentang lingkungan itu selalu muncul tiap kali ia menggarap lukisan bertema lain.

Anwar Siswadi

Berita terkait

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

45 hari lalu

Mengenal Voice Against Reason, Pameran Seni Rupa Kontemporer dari 24 Perupa

Pameran seni rupa ini diikuti perupa dari Australia, Bangladesh, India, Jepang, Singapura, Taiwan, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

52 hari lalu

Grey Art Gallery Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Islami Karya 75 Seniman

Pameran seni rupa Islami ini menampilkan 85 karya 75 seniman yang membawa kesadaran bagaimana memaknai nilai-nilai Islam.

Baca Selengkapnya

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

16 Oktober 2023

Belasan Seniman Gen Z dari 3 Kampus di Bandung Gelar Pameran Seni Rupa Equivocal

Gen Z menggelar pameran seni rupa yang berisi karya digital art, seni instalasi, gambar atau drawing, lukisan, seni grafis, patung, juga performance

Baca Selengkapnya

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

23 September 2023

Selasar Sunaryo Gelar Pameran Lengan Terkembang Karya Belasan Seniman Difabel

Program itu dilatari oleh kenyataan bahwa pameran seni rupa di Indonesia selama ini belum menjadi ruang khalayak yang inklusif.

Baca Selengkapnya

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

19 September 2023

Pameran Seni Rupa Artsiafrica#2 di Bandung Tampilkan 170 Gambar

Pameran seni rupa bertajuk Artsiafrica menampilkan sosok warga Asia dan Afrika lewat muka hingga balutan budayanya di negara masing-masing.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

4 September 2023

Kelompok Ambari dari Alumni ITB Gelar Pameran Prismeu di Galeri Orbital Dago Bandung

Karya yang ditampilkan 9 anggota dari kelompok Ambari dalam pameran Prismeu adalah perwujudan dari benda atau alam sekitar yang nyata di keseharian.

Baca Selengkapnya

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

20 Agustus 2023

Fenomena Alam dan Sosial di Pameran Tunggal Iwan Suastika

Pameran tunggal Iwan Suastika diharapkan dapat membangun diskusi bersama tentang nilai-nilai kemanusiaan dengan perubahan alam.

Baca Selengkapnya

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

19 Juni 2023

Lato-lato dan Rumus Fisika di Pameran Seni Rupa Ruang Dini Bandung

Pameran Seni Rupa yang berlangsung di Galeri Ruang Dini, Bandung itu banyak menggunakan media papan kayu.

Baca Selengkapnya

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

21 Mei 2023

Galeri NuArt di Bandung Gelar Pameran Mekanisme Pertahanan Manusia

Ada cara yang dinyatakan oleh para seniman dalam pameran seni rupa ini, seperti mengenali ulang apa yang terlihat sebagai realitas keseharian.

Baca Selengkapnya

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

7 April 2023

Pameran Bianglala Seribu Imajinasi, Wadah Seniman Penyandang Autisme Unjuk Diri

Imajinasi unik dan berbeda yang dimiliki penyandang autisme ini terlihat dari karya mereka yang memiliki makna sudut pandang sendiri.

Baca Selengkapnya